cuaca terang, udara sejuk, langit bersih, bulan sempurna dan kamu.
--------------------------
sent from my Samsung C3322
aku membaca karena aku mewajibkan diriku untuk menulis
sent from my Samsung C3322
Kepada seorang Ibu sederhana di sebuah dusun, yang pekerjaannya
mencintai dan menemani wong cilik di desanya sepanjang hidup, saya
mengajukan pertanyaan yang agak muluk: "Bu, siapakah pahlawan sejati?"
Ia menjawab: "Pahlawan sejati ialah orang yang berani omong tentang
perjuangan sosial dan membela rakyat hanya sesudah ia sendiri sanggup
bertanggung jawab secara mandiri atas perutnya sendiri. Pahlawan
sejati ialah orang yang membela rakyat dengan kekuatan dan uang
pribadinya, bukan dengan dana dari luar yang apalagi ia sendiri diupah
untuk apa yang diperjuangkannya. Tapi yang terpenting adalah bahwa
pahlawan sejati tidak pernah sempat menganggap dirinya pahlawan bahkan
tidak punya waktu untuk mengingat kata pahlawan".
Saya bereaksi: "Waduh, Bu, kok berat dan muluk sekali syarat untuk
menjadi pahlawan sejati?" Ibu itu menjawab lagi: "Memang berat dan
muluk. Maka tidak akan berminat. Maka tidak populer dan tidak dipakai.
Kalau ada yang memakainya, mungkin malah dikutuk, dirasani dan
difitnah di mana-mana..."
(Emha Ainun Nadjib/Seri PadangBulan (187)/PadhangmBulanNetDok)
Kesalahan ada pada orang yang menyalahkan.
Ruh melihat tidak perlu ada yang dikritik.
Kawan-kawan menjadi musuh karena kita melihat mereka sebagai terpisah dari kita.
Namun, dalam kenyataannya, kita bertengkar dengan diri kita sendiri.
Meskipun engkau tidak mempunyai kesalahan yang sama dengan orang yang engkau kritisi, mungkin engkau akan membangun kesalahan itu dalam hidupmu kelak.
Pikirkanlah hal itu!
Dunia adalah sebuah gunung dan perbuatan kita adalah teriakan-teriakan
yang bergema kembali kepada kita.
[Jalalaludin Rumi]
"Berhentilah mencari. Maka dengan sendirinya, kita telah tiba di ujung perjalanan. Selamat datang di rumah."
Berhentilah mencari.... Maka boleh jadi urusan ini yang justeru mencari kita.
Sebaik-baik guru adalah yang tidak mengajar. Kalau dia masih punya nafsu mengajar, dia tidak begitu punya mental guru.
Cahaya kasih sayang menaburi malam
Hidayah dan rembulan menghadirkan Tuhan
Alam raya, cakrawala pasrah dan sembahyangYang palsu ditanggalkan yang sejati datang
Yang dusta dikuakkan, topeng-topeng hilang
Jiwa sujud, hati tunduk pada-Mu TuhanBeribu hamba-Mu bernyanyi rindu
Bergerak menari bagai gelombang
Sepi mereka karena dipinggirkan
Oleh kedzaliman kekuasaan dan kesombonganSuara mereka merobek langit
Bergolak suara sunyi mereka semua
Waktu berhenti, alam menanti
Tuhan kekasih akan mengakhiriKekasih mendampingi setiap langkah
Pada laparmu, cinta-Nya merekah
Tataplah wajah-Nya, hatimu pun cerah
Lihatlah,lihatlah mentari baruYang terbit dari dalam tekadmu
Sesudah senja diujung duka
Nikmatilah mengalirnya cahaya
(Padhang mBulan)
dengan itu kemudian aku ingin mempuasai keinginan-keinginanku sendiri, selera dan kesenanganku sendiri. aku duduk diam dalam keadaan tidak terutama karena aku ingin duduk diam, tetapi karena kurasakan jauh di lubuk jiawaku ada sesuatu yang membawaku duduk diam. aku bergerak, berjalan,naik ke mimbar, berbicara, berteriak, menangis, atau apa pun saja- senantiasa kuupayakan tidak terutama didorong oleh energi kehendakku, tetapi sebisa mungkin didorong dari kesunyian di kandungan batinku.
-Tuhan pun Berpuasa, Emha Ainun Najib, 2012.
Pesan pribadi saya kepada para calon penulis atau patriot pemburu masa depan: berapa jam kerjamu dalam sehari-hari? Saya sudah tua, dan justru karena itu saya tidur setelah subuh, kemudian pukul 08.00 pagi sudah siap 'perang' lagi. Seandainya saya ini boleh diangap penulis yang sudah 'jadi', modal saya ada tiga:
- Pertama, anugerah Allah.
- Kedua, belajar dan bekerja keras.
- Ketiga, keikhlasan doa Ibu saya dan Anda semua.
Apa yang harus kita perjuangkan terutama qdalah etos kerja, kesediaan untuk bekerja keras dan 'kejam' kepada diri sendiri. Bukan memimpikan fasilitas. Salah satu wujud kreatiitas adalah 'kesanggupan bekerja maksimal dalam kondisi dan fasilitas yang minimal.'
Tapi anak-anak sekarang baru mau bekerja kalau jelas gajinya. baru mau melakukan sesuatu kalau lengkap fasilitasnya dan ada jaminan hasil. Mereka tidak bisa menjadi pejuang bahkan bagi dirinya sendiri, sebab tidak ada perjuangan yang titik tujuan atau hasilnya bisa dipastikan.
Kalau mereka disuruh masuk hutan, mereka memastikan dulu apakah di dalamnya ada buah yang dicarinya, ada macan atau ular yang rnengancam atau tidak. Bahkan mungkin mereka riset dulu berapa luas hutan, jenis tanahnya, atau ada warung atau tidak, ada pentas dangdut dan metal atau tidak. Kalau sudah jelas semuanya, baru mereka melangkahkan kaki masuk hutan.
(CN)
Muhammad makan hanya karena lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Beda dengan kita yang terus lapar dalam keadaan kekenyangan.
Tapi rupa-rupanya "perniagaan" Muhammad mernang lain. Ketika beliau diberi hadiah seekor kambing, lantas disembelih dan dibagi-bagikan ke seluruh tetangganya.
"Sudah habis semua, ya Rasul," kata Aisyah, "Yang tersisa buat kita tinggal leher kambing itu"..
"Tidak, Aisyah," sahut Nabi, "Yang tersisa menjadi milik kita adalah seluruhnya kecuali lehernya."
Tentu ini diketawain oleh ideolog konsep kepemilikan.
"Pria selalu punya ruang tersembunyi di hatinya, dilindungi dinding tebal, digembok rantai baja. Tak ada yang tahu ruang itu, bahkan percayakah kau, ruang sekecil itu jauh lebih absurd daripada seorang wanita terabsurd sekalipun."
--Tere Liye, novel 'Daun yang jatuh tak pernah membenci angin'
“Janganlah pencarianmu (doa-doamu) sebagai sebab untuk diberi sesuatu dari Allah Swt, maka pemahamanmu kepadaNya menjadi sempit. Hendaknya pencarianmu (doa-doamu) semata untuk menampakkan wujud kehambaan dan menegakkan Hak-hak KetuhananNya.”
Syeikh Ibnu ‘Athaillah As-Sakandary
membayangkan bisa baca buku di luar ruangan, banyak rumput pohon bunga, angin sepoi, ditemani minuman hangat, cemilan, dan musik ini. tak ketinggalan ada kamu disampingku. menemani membaca buku, sesekali bersenda gurau dan menggelitikimu, atau bersandar dipelukmu.
aah..
nanti ketika kamu sudah besar, selalu dengarkan rekan-rekanmu yah. begitu pula dengan partner-partner dibawahnmu. selalu sapa dan tanyakan ke mereka, tentang pendapat ini itu, perasaan mereka, keluarga mereka, keuangan mereka. selalu dekati mereka dengan keunikan masing-masing yah mas..
050812
11:40:19
tidak diijinkan seseorang sukses , kalau belum lulus diuji ke-haqqulyaqin-annya. dewek ya lagi iki diuji. ketika tidak ada yang kena diarep-arep, tapi sholate esih kenceng, ya insya Allah ada jalan.. entah iki jalane, entah udu.. yakin bae, walau suwe, sabar bae, kabehan dietung kok.
rowahu : rizky
020812
She just wants to be singing
when the sun rise in the morning
On a misty mountain
But now turned into barren
She doesn't know what happened
All of those trees has been
cut down
In the name of humanity
The river runs dry
Because now clouds refuse to cry
Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya.
Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengert, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus.
Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana.
--Tere Liye, novel 'Daun yang jatuh tak pernah membenci angin'
"Bagi manusia, hidup itu juga sebabakibat, Ray. Bedanya, bagi manusia sebab-akibat itu membentuk peta dengan ukuran raksasa. Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lain, kehidupan orang lain mengakibatkan perubahan garis kehidupan orang lainnya lagi, kemudian entah pada siklus yang keberapa, kembali lagi ke garis kehidupanmu. Saling mempengaruhi, saling berinteraksi. Sungguh kalau kulukiskan peta itu maka ia bagai bola raksasa dengan benang jutaan warna yang saling melilit, saling menjalin, lingkarmelingkar. Indah. Sungguh indah. Sama sekali tidak rumit.
Itulah mengapa tidak semua orang mengerti apa sebab-akibat kehidupannya. Dengan tidak tahu, maka mereka yang menyadari kalau tidak ada yang sia-sia dalam kehidupan akan selalu berbuat baik. Setiap keputusan yang akan mereka ambil, setiap kenyataan yang harus mereka hadapi, kejadian-kejadian menyakitkan, kejadian-kejadian menyenangkan, itu semua akan mereka sadari sebagai bagian dari siklus bola raksasa yang indah, yang akan menjadi sebab akibat bagi orang lain. Dia akan selalu berharap perbuatannya berakibat baik ke orang lain.
Seseorang yang memahami siklus sebab-akibat itu, seseorang yang tahu bahwa kebaikkan bisa merubah siklusnya, maka dia akan selalu mengisi kehidupannya dengan perbuatan baik. Mungkin semua apa yang dilakukannya terlihat sia-sia, mungkin apa yang dilakukannya tidak ada harganya bagi orang lain, tapi dia tetap mengisinya sebaik mungkin. Siapa peduli? Tetapi langit peduli.”
--Tere Liye, novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
“Wahai Indonesia, kamu tidak usah menghisabku, karena aku juga tidak menghisabmu. Kamu tidak usah menghitung Kenduri Cinta, karena bagi Kenduri Cinta, kamu juga juga tidak terhitung sama sekali. Karena ada sesuatu yang lebih besar yang akan terjadi. Dimana Indonesia hanya menjadi bagian kecil dari pengembaraan jauh dan besar itu."
(Muhammad Ainun Nadjib, Kenduri Cinta April 2012)
nasi jagung dulu. |
bareng mas Farid Gaban dan Istri |
Saya selalu menyarankan ini, jika kalian masih muda, punya banyak waktu luang, tidak memiliki terlalu banyak keterbatasan, maka berkelilinglah melihat dunia. Bawa satu ransel di pundak, berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain, dari satu desa ke desa lain, dari satu lembah ke lembah lain, pantai, gunung, hutan, padang rumput, dan sebagainya. Menyatu dengan kebiasaan setempat, naik turun angkutan umum, menumpang menginap di rumah-rumah, selasar masjid, penginapan murah meriah, nongkrong di pasar, ngobrol dengan banyak orang, menikmati setiap detik proses tersebut.
Maka, semoga, pemahaman yang lebih bernilai dibanding pendidikan formal akan datang. Dunia ini bukan sekadar duduk di depan laptop atau HP, lantas terkoneksi dengan jaringan sosial yang sebenarnya semu. Bertemu dengan banyak orang, kebiasaan, akan membuka simpul pengertian yang lebih besar. Karena sejatinya, kebahagiaan, pemahaman, prinsip-prinsip hidup itu ada di dalam hati. Kita lah yang tahu persis apakah kita nyaman, tenteram dengan semua itu. Nah, kalau kalian punya keterbatasan, lakukanlah dalam skala kecil, jarak lebih dekat, dengan pertimbangan keamanan lebih prioritas. Itu sama saja. Lihatlah dunia, pergilah berpetualang, perintah itu ada dalam setiap ajaran luhur. (Tere Liye)
3 tahun yang lalu saat usia perkawinan bunda sama ayah, bunda katakan ke ayah : pa perjalanan rumah tangga dan hidup kita kok tidak ada yang menderita ya? terus saat ikut MCB ada materi tuliskan ; tulis kepedihan dan penderitaan yang selama ini anda temui, jujur kami bingung apa yang harus kami tulis, karena kami merasa tidak ada kembaran seperti itu, nah seminggu setelah itu bunda menemukan catatan harian tahun 90 (sekarang masih ada) untuk hemat bugdet kami harus ngontrak di pinggir makam (kita mampunya disini) ada tulisan tentang keuangan tiap bulan defisit karena bunda telah keluar kerja padahal penopang ekonomi bunda (kita harus kerja keras dan hemat) terus ada catatan ketika hamil tua saat kontrol kandungan untuk hemat angkot (jangan malu kita lagi membangun pondasi), bunda harus jalan 5 km, ada catatan uang dikumpulin buat renov rumah ditipu orang habiss (saya ditipu tentu ada hal buruk yang kita lakukan, ini peringatan), dll, tapi kenapa kami merasakan hidup kami selalu bahagia ; karena kami bisa menempatkan dan menghadapi segala masalah, sikap apa adanya, tidak malu, menjadi diri sendiri melupakan dan mengikhlaskan membuat kami bahagia. kita sendiri yang menentukan kita bahagia atau tidak, sekalipun orang lain memporakporandakan hidup kita, kita bahagia atau tidak ya diri kita. maka sikap-sikap diatas dan selalu positif dan lupakan hal-hal yang mungkin tidak berkenan harus selalu ada di hati kita. semangat mencapai sesuatu tapi pasrah di hasil juga kunci kebahagiaan, diingat dengan Allah SWT kebahagiaan yang luar biasa karena kita yakin Allah akan berikan terbaik buat kita sekalipun menurut kaca mata manusia itu tidak baik.
aku tidak mampu menikmati tidur sebagai acara tidur. maksudku, aku harus selalu bekerja keras sampai badanku tidak kuat dan lantas secara alamiah aku tidur. aku tidak pernah akrab dengan ranjang dan kasur, sebab aku mendatanginya hanya ketika aku sudah sangat mengantuk dan kesadaranku tinggal lima watt. tak mungkin aku bergaul intensif dengan siapapun dan dengan apapun hanya dengan bekal kesadaran lima watt.
bukannya aku meremehkan tidur. tidur itu sangat penting. tetapi bagiku tidur itu bukan terutama merupakan mekanisme budaya atau kegiatan budaya dalam hidupmu. tidur itu kegiatan alam. pekerjaan natural. itu keharusan atau sunnah dari Allah pada momentum tertentu setiap hari. oleh karena itu sering aku heran kepada orang-orang yang begitu sibuk mengurusi ranjang, membeli kasur dengan segala keindahannya. padahal kasur itu urusannya orang tidur. dan tidur itu urusannya orang mengantuk. dan kalau orang sudah dalam keadaan sangat mengantuk, ia hampir tidak perduli apakah didepannya itu kasur ataukah tikar. oleh karena itu bagiku, tidur tidak perlu aku programkan dalam kebudayaan. ia alamiah. (CN)
ngecilin perut gimana ya met?dialog dengan konsultan Meta, semoga berhasil. mari berusaha, berdoa dan bercermin!
jangan sit up,
situp malah bikin otot perut tambah kuat, kecuali perut udah ga maju lagi baru dah dikuatin pake sit up. olahraga mang, paling murah dan paling bagus adalah jalan kaki.
sehari 40 menit. jalan-jalan dari rumahmu ampe banyumas trus balik lagi,
oia, pas jalan perutnya ditahan.
kalo jogging? sepedaan?
boleh mang,
jalan kaki lebih enak daripada yang lain menurutku. :D
pola makan met?
aku makannya sekarang sehari 4 kali mang. kalo kaya hana, dia sama sekali ga makan nasi, ekstrim. apel, pepaya n protein.
aku mah masi ada makan nasinya sekali.
pokoknya mah banyak minum, berhenti makan sebelum kenyang dan jangan makan kalo gak laper. haha, eh kok jadi nanyanya ke aku jeh.
jalan kaki muter 3 kali gor mang.
Tahu mengapa kau kucintai lebih dari siapapun?, karena engkau menulis, menulis adalah kerja untuk keabadian
kalo ada yang mau diceritain, disharing, random thoughts, ato apapun itu, penting nggak penting, dibagi aja ke aku yah. nggak usah sungkan ato ngerasa nggak enak. aku mau tahu dan pengen tahu apaapa yang terjadi sama kamu.
Sekarang memang kita membutuhkan revolusi pindah kiblat, Kiblat ibadah mahdhah kita sudah jelas, namun kiblat kebudayaan, pola pikir, ideologi, bahkan kiblat lidah untuk menentukan makanan itu enak atau tidak sudah harus pindah. Inilah yang sebenarnya bisa disebut dajjalisasi, yakni kita semua dipindah kiblatnya, bahkan mungkin dalam ibadah mahdhah-pun, kiblat muatan hati dan pikiran kita juga telah dipindah. Artinya kita melakukan ibadah mahdhah, niatnya boleh jadi bukan lagi 'Ka'bah'. Dan hampir di semua bidang, yang terjadi saat ini adalah dipindahnya kiblat kita menjadi manipulasi Masjidil Aqsha, yakni bahwa Masjidil Aqsha yang kita ketahui saat ini, bukanlah masjidil aqsha yang sebenarnya. Maka, kita semua adalah korban dari tipu daya. Prinsip Dajjal sangat sederhana: kamu diajari untuk merasakan surga sebagai neraka dan sebaliknya. Maka, yang saat ini kita kejar-kejar, sebenarnya adalah neraka. Dan yang kita takuti dan jauhi habis-habisan justru adalah surga. Sehingga kita menjadi keliru kapan harus bersedih dan kapan harus bergembira, kapan marah kapan sabar, dan seterusnya.
Hidup itu yang nomor satu bukanlah kesiapan menikmati hasil, melainkan kesiapan untuk berjuang. Kalau mau lebih tinggi, adalah kesiapan menikmati proses perjuangan, yang pasti susah dan sengsara. Tetapi dengan manajemen ruhani yang tepat untuk menikmati kesusahan dan kesengsaraan dengan mencari hikmah dari Tuhan dalam setiap kesusahan dan kesengsaraan perjuangan. Dengan begini, dalam kesusahan dan kesengsaraan apapun, masih akan ditemukan banyak alasan untuk bergembira, sebab setiap kesengsaraanmu adalah harapanmu di hadapan Allah. #emhaainunnadjib
kang dadang di kiri, sedang main handphone. |
buat sekarang, ayok kita berjuang dulu. kita tunjukkin ke dua orang tersayang itu, kalau kita bisa bertahan dengan jalan yg dipilih. nggak mudah, tapi aku tau kamu bisa.
Kalau memang bagimu kehidupan adalah perjuangan untuk berkuasa dan mengalahkan saudara-saudaramu sendiri; kalau memang bagimu kehidupan adalah mengincar dan menikam punggung saudaramu sendiri dari belakang; kalau memang bagimu kehidupan adalah mengganti monopoli di tangan orang lain dengan monopoli di tanganmu, atau menggusur hegemoni di genggaman orang lain menjadi hegemoni di genggamanmu, atau mengusir macan untuk engkau macani sendiri — maka pertanyaanku, apakah itu adalah tawaran dari nurani dan kesadaranmu agar kita percepat saja proses untuk saling musnah memusnahkan
Tuhan berhak memaparkan suatu gejala yang pada repetisi kesekian dihipotesiskan oleh manusia sebagai jenis "perilaku" Tuhan atas nasib manusia. Tapi Tuhan juga berhak kapan saja melanggar rumusan apapun yang pernah Ia berikan. Bahkan Tuhan seratus persen tidak berkewajiban untuk berbuat adil kepada siapa pun, karena Ia tidak terikat atau bergantung pada pola hubungan apapun dengan siapa pun, yang secara logis membuat-Nya wajib bertindak adil.
Namun Ia selalu sangat adil kepada siapa pun, dan tindakan adil-Nya itu bukan karena Ia wajib adil, melainkan karena Ia sangat sayang kepada makhluk-Nya.
Disaat manusia berlomba-lomba menampilkan eksistensi dirinya dalam panggung kehidupan yang penuh kepalsuan dan hipokrisi, Maiyah sanggup membuang dirinya dan tak dianggap oleh siapapun. Ia bersedia ketlingsut. Maka, ketika orang-orang ramai-ramai membicarakan satrio piningit, mereka tak sadar bahwa satrio piningit itu sebenarnya telah tiba.
“Maka fatwa yang terpenting untuk jamaah Maiyah adalah Anda harus tetap lapang hati, kuat mental, tegak imannya, dan tetap cerdas pikirannya ditengah kehidupan dimana Anda harus berbenturan dengan orang dan aturan yang Anda tidak suka, yang Anda tidak setuju, yang Anda tidak pernah ikut terlibat di situ”, pesan Cak Nun.
Copyright © menjadi Hilmy Nugraha
Theme by BloggerThemes & | Design by awfy