4 hal dari Cak Nun dalam mendidik anak

 1. Tanamkan akhlak yang baik.
Akhlak yang baik dapat menjadi bekal utama anak dalam berperilaku sehari-hari. Menanamkan akhlak pada anak juga merupakan salah satu investasi yang baik bagi kehidupan dunia dan akhirat sang anak. Ini menjadi hal penting. Karena, akhlak menjadi pondasi utama bagi tumbuh kembang karakter yang akan terus dibawa hingga anak tumbuh dewasa.

2. Ajarkan disiplin sekeras mungkin.
Perilaku disipin merupakan salah satu komponen dari penanaman akhlak pada anak. Perilaku ini menunjukkan keteraturan dan ketertiban dalam melakukan segala sesuatu.

Latihlah anak agar memiliki perilaku disiplin dalam beribadah atau dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Sampaikan kebiasaan disiplin pada anak sejak dini, mulai dari hal kecil yang dapat dicontohkan secara langsung oleh orang tua dalam kegiatan sehari-hari.

3. Ajarkan anak untuk menghitung segala sesuatu.
Pelajaran menghitung sama pentingnya bagi anak. Menghitung bukan berarti belajar terkait teori matematika yang diajarkan di sekolah saja. Namun menghitung disini lebih dominan untuk mengajarkan anak agar mulai mau menghitung segala sesuatunya dengan baik.

Seperti menghitung dalam perkara baik dan buruk, sebab akibat dan seterusnya. Kenalkanlah pada anak bahwa segala sesuatu yang dilakukannya berkaitan dengan dampak positif atau negatif bagi dirinya bahkan lingkungannya. Ini akan membentuk pola pikir dan perilaku bagi anak dalam bertindak.

4. Kuasai IT (Informasi dan Teknologi) dalam mendidik anak.
Zaman yang terus maju, perkembangan teknologi yang kian cepat sehingga memungkinkan anak mengenal teknologi lebih dini. Maka sebagai orang tua menguasai informasi dan teknologi menjadi salah satu hal penting agar mampu beradaptasi dengan kondisi zaman bahkan dalam ranah memberikan pola asuh kepada anak.***

100% dari Tuhan

 


Tidak banyak manusia yang berpikir bahwa rizki adalah 100% berasal dari Tuhan. Dan bahwa keuntungan yang diperoleh dari usaha, dagang, jual beli atau bercocok tanam, terdapat prosentase hasil dari upaya manusia sendiri, tapi juga ada prosentase dari rizki Tuhan. Sebab tidak semua orang bertani akan panen. Tidak semua orang berdagang akan laba. Ada peran Tuhan di dalam panen dan laba. Sementara ada manusia yang tidak berdagang dan tidak bercocok tanam tapi tetap dilimpahi rizki oleh Tuhan.

Tugas manusia di dunia, ada Covid-19 atau tidak, adalah terus beramal saleh, tetap bekerja keras. Manusia terus menanam, meskipun terkadang tidak mengetam. Manusia tidak berhenti berikhtiar, meskipun bisa mengalami kegagalan. Maka justru karena itu manusia butuh terus memelihara keyakinannya bahwa Tuhan bertanggungjawab kepada janjiNya bahwa Ia melimpahkan rizki kepada semua makhluk-Nya.

Di wilayah usaha dan kerja keras itulah letak hidup manusia. Kecuali kalau manusia adalah Tuhan, maka wilayahnya bisa sampai ke kepastian untuk berhasil.



- Emha Ainun Nadjib

Memiliki Anak


Memiliki anak diusia seperti ini mungkin sbeuah kewajaran. Dulu tidak terpikir oleh saya, diusia sekarang memiliki tiga anak kecil yang semuanya berbeda. Anak ditakdirkan istimewa. Selalu unik. satu sama lain. Anak kembar saja berbeda satu dengan lainnya. Minat, bakat dan kesukaan.

Menjadi orang tua berat. Itu yang saya rasakan. Ternyata.

Belajar selalu, tak pernah beerhenti. Menjadi contoh. Mengajari tanpa berbicara. Tauladan sikap. Membentuk cara berfikir dan pola hidup.

Ah, saya jauh dari sempurna. Ibadah yang biasa-biasa saja. Aturan hidup yang sembarangan. Cara berikir yang ngalor ngidul. 

Rasanya memang kadang pesimis menjadi orang tua. Tapi diyakinkan lagi, bahwa setiap anak memiliki guru sejati. Guru yang mengajarkan segalanya. Guru yang mengajarkan bagaimana anak minum susu, menangis, berjalan dan berbagai macam ketrampilan hidup lainnya.

Tugas saya, mendoakan anak, menyapa guru sejatinya dan menirakatinya.

Sebisa-bisa saya.

Putih - Efek Rumah Kaca

 

Saat kematian datangAku berbaring dalam mobil ambulanDengar, pembicaraan tentang pemakamanDan takdirku menjelang
Sirene berlarian bersahut-sahutanTegang, membuka jalan menuju TuhanAkhirnya aku usai juga
Saat berkunjung ke rumahMenengok ke kamar ke ruang tengahHangat, menghirup bau masakan kesukaanDan tahlilan dimulaiDoa bertaburan terkadang tangis terdengarAkupun ikut tersedu sedanAkhirnya aku usai jugaOh, kini aku lengkap sudah
Dan kematian, keniscayaan(Laa ilaaha illallah)Di persimpangan, atau kerongkongan(Laa ilaaha illallah)Tiba-tiba datang, atau dinantikan(Laa ilaaha illallah)Dan kematian, kesempurnaan(Laa ilaaha illallah)Dan kematian hanya perpindahan(Laa ilaaha illallah)Dan kematian, awal kekekalan(Laa ilaaha illallah)Karena kematian untuk kehidupan tanpa kematian
Lalu pecah tangis bayiSeperti kata WijiDisebar biji-bijiDisemai menjadi api
Selamat datang di samuderaOmbak ombak menerpaRekah rekah dan berkahlahDalam dirinya, terhimpun alam raya semestaDalam jiwanya, berkumpul hangat surga neraka
Hingga kan datang pertanyaanSegala apa yang dirasakanTentang kebahagianAir mata bercucuran
Hingga kan datang ketakutanMenjaga keterusteranganDalam lapar dan kenyangDalam gelap dan benderang
Tentang akal dan hatiRahasianya yang penuh teka-tekiTentang nalar dan imanSegala pertanyaan tak kunjung terpecahkanDan tentang kebenaranJuga kejujuranTak kan mati kekeringanEsok kan bermekaran

Sore di Bukittinggi


 

semua cerita ada di sini

Hijau di Minggu Pagi

 

 
Rindu yang membuncah
Akan hijau di ujung kebun
 
Setia menanti mekar
Rekah yang menjadi berkah 

Hasil hanyalah hadiah
Atas kerja keras atas upaya merawat kebaikan


*hasil kebun Hompimpaa

Lama Tak Jumpa

 Lama sekali rasanya tidak menulis. Hari-hari yang dipenuhi dengan kesibukkan. Duniawi. Rutinitas. Mata Pencaharian. Keseharian. Hingga lupa mengendap.

Banyak hal-hal yang dialami. Dilalui. Tapi ya, berlalu begitu saja. Tanpa bekas, endapan makna atau hikmah. Lupa dan menghilang.

Tau-tau sudah renta, seperti sekarang. Memang belum begitu berumur, tapi rasanya makin cepat tua saja. Dan banyak hal yang lepas dari pandangan. Eman sebenarnya.

Tuhan selalu beri pertanda melalui kejadian dan peristiwa. Ya, selalu saja. Jatuh, tersungkur, tiba-tiba bisa langsung terbang, melesat. Sebuah perjalanan. Entah ujungnya dimana. 

Kita jalani saja.

Memulai lagi, menghirup makna setiap perjalanan.