Mesjid Bumi Laweyan

Masjid ini tampak sudah tua. Jauh dari kesan megah, tapi yang jelas teduh. Saya lihat, waktu pembangunan ada pada tahun 1980. Wah, sudah cukup lama. Karpet berjajar rapi, ramah untuk orang sembahyang. Kanopi di seluruh halaman, nampak sejuk tidak kena panas langsung. Ornamen kayu tak hilang disetiap sudut bangunan. Nampak elegan dan sangat Jawa. Pagar besinya menandakan bahwa ukiran merupakan tren pada saat dibangun. Ukiran besi. Tidak ada kesan sombong didalamnya. Warnanya nyaman. Suasananya ramah, sejuk dan manusiawi.

Orang dahulu, membangun sesuatu dengan nilai. Bukan orientasi proyek dan jangka pendek saja. Jauh daripada itu. Meninggalkan warisan pusaka untuk anak cucu. Sungguh panjang daya makrifat mereka. Dan sekarang sudah semakin hilang.


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

pulang

"Kau boleh mengelana ke seluruh penjuru bumi, bahkan bisa saja kau menyebrangi langit atau melancong ke dimensi yang lain. Tapi kau musti ingat, sejatinya kau harus pulang. Mengemban tugasmu yang dulu, yang sudah kau janjikan jauh lama bahkan sebelum alam nyata ini ada.", kataku.


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

Punggung Peradaban

Pada satu punggung ia mendekat
Siapa gerangan, pemuda kurus peralat takdir
Berani berteriak di titian doa
Wajah kuyunya menyala
Tangan kecilnya mengepal
Dadanya penuh tulang, kembang kempis

Tapi tak pernah berhenti
Terus dan terus saja
Seakan dia tahu, semua bisa berubah
Sama halnya merubah batu menjadi emas
Seperti Midas

Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

Kubelikan Alam Semesta

Aku cuma bisa terdiam. Digenggamanku uang ribuan, berjumlah tujuh belas. Mimpiku tinggi menerbang. Harapanku mlempem terlindas tanah.
Hari ini dia berulang tahun. Aku tahu, dia tak meminta apa-apa. Aku datang saja dia sudah senang. Mata tajamnya ceria, berjumpa dengan ujung mataku. Bibirnya menyungging, berjumpa dengan bibirku.
Aku tak bisa membelikan apa-apa. Untuk makan saja entah pakai apa. Besok makan apa atau besok makan siapa. Bisa jadi. Tapi semua kulalui saja.
Ngenes dihati, meski muka harus tampak ceria 100%.
Akan kubelikan alam semesta untukmu, dengan bulir-bulir keringat yang dihasilkan kulitku.
Akan kubawakan langit untukmu, dengan buah-buah pikir yang dicercahkan setiap malam menjalang fajar.
Sungguh, semua kebaikanku hanya untukmu, dan dosa-dosamu biar kuminum dan kurasakan seluruh hidupku.

Selamat, Bumi!!


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

Seonggok Jagung

Aku bertanya :
Apakah gunanya pendidikan
Bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
Di tengah kenyataan persoalanya?
Apakah gunanya pendidikan
Bila hanya mendorong seseorang
Menjadi layang-layang di ibukota
Kikuk pulang ke daerahnya?
Apakah gunanya seseorang
Belajar filsafat,teknologi, ilmu kedokteran, atau apa saja.
Ketika ia pulang ke daerahnya,
lalu berkata : "disini aku merasa asing dan sepi"


WS Rendra



Hilmy Nugraha
@hilmyhilmyx
- sent from my Lenovo Android



seni berbahagia

"Kita ini wong kere Sri, tak usah lah kau belajar ekonomi yang njlimet itu. Ekonomi itu bagai ilmu langit yang hanya bisa kau cerna dengan laduniyah surgawi. Sedang kamu? Hanya seorang kere dari ayahmu yang kere. Mbahmu kere. Buyutmu kere.

Ekonomi itu rumit. Sepintar-pintarnya kau belajar, kau takkan bisa menguasai 90% perputaran uang dunia yang hanya dipegang oleh 10% manusia di bumi. Kamu hanya bisa melihat, menganalisis kemudian menangis karena ngenes. Kau tulis angka dengan nol belasan dibelakangnya, tapi satu rupiahpun tak kau sentuh itu uang. Kamu hanya jadi kalkulator atas sistem perekonomian global.

Sri, belajarlah menari, tariklah suaramu ke angkasa, kuasailah ilmu seni. Pahami gerak. Olah suaramu. Latih paru-parumu. Luwesmu menjadi senjata hidupmu. Bahasa tubuhmu adalah lelakumu. Renung renungilah dirimu. Kaitkan dirimu dengan alam semesta. Nikmatilah pengembaraan diri dalam dirimu sendiri. Kejar itu semua. Nikmatilah setiap tahapnya. Kamu akan pelan-pelan mengenal asal usulmu sendiri.

Disitulah kamu menemukan kebahagiaan. Kalau kita sudah kere, tak usah bermimpi menjadi kaya. Cukup bahagia saja. Dan itu dengan murahnya kita bisa sekejap mendapatkan. Menari, menyanyi, disitulah kamu bisa bahagia. Kapan saja.", kataku kepada Sri, ditengah tumpukan rongsok dalam rumah.


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

Kamu

Pada hujan aku mengaduh
Pada angin aku mengeluh
Pada kilat aku melenguh
Pada air yang mengalir aku meneduh

Oh, bukankan mereka semua adalah Kamu?


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

menjelang

"Ndang, kalau kamu sudah dewasa kelak. Jaga baik-baik kehormatanmu. Aku tak mungkin menjagamu 24 jam terus menerus. Kamupun tak mau begitu. Maka tidak ada yang bisa kupercayai selain dirimu sendiri dan Tuhan. Tuhan akan menjagamu, selama kamu menjaga dirimu.

Dunia saat ini sudah diambang kehancuran. Semakin ruwet, ngawur dan tak jelas arahnya. Aku tak mampu lagi menatap tegak semua ini. Ketakutan dan kekhawatiranku memenuhi pikiran. Melihat kamu dewasa, itu juga menjadi beban peran besar dalam hidupku. Yaitu menemanimu berproses.

Aku tak bisa menjanjikan apapun selain apapun kebaikan (jika ada) yang kulakukan, kuingin itu menjadi tabungan hidupmu kelak.", kataku pada Sendang menjelang tidur malamnya.


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

rejekisiang

Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

Apa Guna

Orang tua itu berkata pada saya, "Apa guna agama, jika hanya mengkotak-kotakkan kita pada wadah-wadah sempit primordial? Apa guna agama, jika justru rasa kemanusiaan kita dibungkam? Apa guna agama, jika malah pencarian kita akan nilai ketuhanan berhenti? Aku sudah lama melihat manusia sebagai manusia. Tidak ada lagi sekat institusi bernama agama diantaranya.".

Teriakan keras itu memenuhi telinga saya. Sesudah itu, diam. Nafasnya terengah-engah. Maklum sudah tua.

Tapi saya percaya, setiap katanya adalah sihir yang nyata. Bukan lagi ilusi.


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

geragap

Setelah usai menanggapi makna, aku gagap merangkai kata. Seperti berkesudahan. Pelan-pelan bangkit. Menelan satu persatu huruf. Ku kunyah sebagian. Sebagiannya lagi langsung habis ditelan saja.

Jangankan kalimat, kata saja sudah tak bisa ku baca. Otakku seperti korslet. Reset. Kembali ke titik nadir. Hilang dan kosong.

Pengetahuanku mupus. Wawasanku tiada. Cakrawalaku gelap.

Yang tersisa perlahan, adalah akalku yang bekerja perlahan.Menetralkan semua inputan informasi. Membedakan mana yang bias mana yang sejati.

Dan itu lama.

Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

Seberang

Anak seberang jalan. Memungut lumpur ditangannya. Melemparkannya ke tembok. Berharap tembok itu runtuh. Ia belum tahu. Tembok mungkin tak runtuh, tapi bekas lumpur setia menempel bertahun-tahun tak terhapus. Dan itulah perjuangan.


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

Menulis untuk menstrukturkan pikiran

Ya, itu saja!
Lakukan.

Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

Berjiwa Kecil

"Kalau kamu masih tidak percaya diri dengan karya tulisanmu, itu sama saja bentuk pengingkaran nikmatmu kepada Tuhan. Kamu manusia baik, dianugerahi kepiawaian merangkai kata menjadi kalimat, menggandeng kalimat menjadi tulisan, membumbuinya dengan diksi dan majas, mengawinkannya dengan nilai ketulusan. Tapi tetap saja jiwamu masih kecil, belum bisa menghargai kuasaNya. Pelan saja, tumbuh dan tumbuh, tulis dan tulis. Toh, menulis itu bukan untuk menjadi penulis. Menulis adalah kebutuhan sosial.", gugatnya padaku.
Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

minimil

"Minimal pegang satu hal kebaikan yang kamu lakukan secara kontinu dan kontinu, itu sudah bisa jadi tabungan kebaikanmu, yang bisa kamu cairkan sewaktu-waktu tapi tentu dengan ijin Dia. Tanpa itu semua, kamu cuma seperti belalang sawah yang lompat sana sini mencari air di ujung daun.", katanya padaku disebuah malam.
Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

pesen

Simbah : "Opo kowe nunggu sampe aku ra ono sik, supoyo kowe paham sopo lan opo aku iki"

Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android