#53 : jawaban


Hidup itu bukan mencari jawaban, tapi mencari pertanyaan-pertanyaan hidup.

05:22
30 Juli 2012

#52 : tidak berani.


Kamu berani menjadi artis, tapi tidak berani menjadi diri sendiri.
Kamu berani menjadi orang terkenal, tapi tidak berani menjadi diri sendiri.
Kamu berani menjadi pengusaha, tapi tidak berani menjadi diri sendiri.
Kamu berani menjadi bupati, tapi tidak berani menjadi diri sendiri.
Kamu berani menjadi aktivis sosial, tapi tidak berani menjadi diri sendiri.
Kamu berani menjadi seniman, tapi tidak berani menjadi diri sendiri.

Kamu berani menjadi itu semua, tapi tidak berani menjadi manusia yang sebenar-benarnya.

05:19
30 Juli 2012

#51 : kelambatan.


Jika semua manusia modern lebih menyukai hal-hal yang cepat, instan, sekilat dan lekas, maka alangkah lebih baiknya jika kita mempunya cara berpikir yang sebaliknya. Perlambatlah waktu. Nikmati prosesnya. Dalam kelambatan, kita bisa mendengarkan suara hati yang merupakan perwakilan dari suara Tuhan. Dalam kelambatan, kita bisa lebih masuk dalam diri kita sendiri hingga menemukan Tuhan kita. Dalam kelambatan, kita bisa melihat alam semesta yang tak terhingga seperti Tuhan. Dalam proses, kita begitu menikmati, hingga ikhlas bahwa segala hasil itu semata-mata urusan Dia.

05:16
30 Juli 2012

#50 : Mencibir Kesembuhan


Jika suatu saat kamu mendengar, bahwa ada seorang anak yang hanya sekedar mencelupkan batu ajaibnya, kemudian bisa menjadikan air itu sebagai obat penyembuh semua sakit, maka janganlah mencibir. Karena pengetahuanmu akan penyembuhan itu bukan pengetahuan yang sebenarnya. Rahasia pengobatan, berbeda dengan pengetahuan akan penyembuhan. Karena semua terserah-serah Dia. Mau memberikan kesembuhan melalui batu, kemenyan, bunga, dokter, obat, wirid, atau bahkan angin sekalipun. Sama saja, mengharap kesembuhan kepada dokter dengan kepada dukun, jika kita tidak punya kesadaran bahwa yang menyembuhkan itu sebenarnya Dia.


05:13
30 Juli 2012

#49 : Menyamai Cahaya


Untuk bisa menggunakan Corel Draw, minimal kamu harus memakai Intel Pentium 4 atau setaranya. Untuk bisa bermain game berat, kamu harus mempunyai spesifikasi yang tinggi juga. Untuk bisa menggunakan Truk, kamu harus punya SIM B2.

Bagaimana bisa mencapai putih, jika kita masih berkubang dalam hitam. Bagaimana bisa mengkases cahaya, jika kita masih asyik dalam kegelapan. Bagaimana bisa mengakses Tuhan, jika kita masih menikmati dosa seolah sudah bukan dosa lagi.

05:07
30 Juli 2012

#48 : ngarit


kamu harus tahu, bagaimana cara memegang sabit.
kamu harus merasakan kayu yang menempel pada genggamanmu.
kamu harus merasakan panas pagi di sekitaran sawah.
kamu harus menikmati pagi-pagi yang menyentuh betismu.
kamu harus ikuti angin yang semilir dari sungai kecil dipinggiran.
kamu harus menikmati bau sekam padi yang terbakar untuk menghanguskan batu bata.
kamu harus tersenyum setiap kali bertemu orang yang lewat.
kamu harus tahu seperti apa menyapukan sabit ke rumput-rumput diselokan sawah.
kamu harus tahu, kapan sabit itu tidak terkena tanah atau batu.
kamu harus tahu, kapan saatnya rumput-rumput itu dimasukan ke karung plastik.
kamu harus tahu, merasakan itu semua, jika kamu mau 'ngarit'.

05:01
30 Juli 2012

#47 : singing!


She just wants to be singing
when the sun rise in the morning
On a misty mountain
But now turned into barren
She doesn't know what happened
All of those trees has been
cut down
In the name of humanity
The river runs dry
Because now clouds refuse to cry

#46 : you!


#45 : tauhid.


"Saat anda meragukan tentang besok akan makan apa, saat itulah anda telah menghina Tuhan", kata 

#43 : menerima hidup


Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya.
Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengert, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus.
Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana.
--Tere Liye, novel 'Daun yang jatuh tak pernah membenci angin'

#42 : sebabakibat


"Bagi manusia, hidup itu juga sebabakibat, Ray. Bedanya, bagi manusia sebab-akibat itu membentuk peta dengan ukuran raksasa. Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lain, kehidupan orang lain mengakibatkan perubahan garis kehidupan orang lainnya lagi, kemudian entah pada siklus yang keberapa, kembali lagi ke garis kehidupanmu. Saling mempengaruhi, saling berinteraksi. Sungguh kalau kulukiskan peta itu maka ia bagai bola raksasa dengan benang jutaan warna yang saling melilit, saling menjalin, lingkarmelingkar. Indah. Sungguh indah. Sama sekali tidak rumit.
Itulah mengapa tidak semua orang mengerti apa sebab-akibat kehidupannya. Dengan tidak tahu, maka mereka yang menyadari kalau tidak ada yang sia-sia dalam kehidupan akan selalu berbuat baik. Setiap keputusan yang akan mereka ambil, setiap kenyataan yang harus mereka hadapi, kejadian-kejadian menyakitkan, kejadian-kejadian menyenangkan, itu semua akan mereka sadari sebagai bagian dari siklus bola raksasa yang indah, yang akan menjadi sebab akibat bagi orang lain. Dia akan selalu berharap perbuatannya berakibat baik ke orang lain.
Seseorang yang memahami siklus sebab-akibat itu, seseorang yang tahu bahwa kebaikkan bisa merubah siklusnya, maka dia akan selalu mengisi kehidupannya dengan perbuatan baik. Mungkin semua apa yang dilakukannya terlihat sia-sia, mungkin apa yang dilakukannya tidak ada harganya bagi orang lain, tapi dia tetap mengisinya sebaik mungkin. Siapa peduli? Tetapi langit peduli.”
--Tere Liye, novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu

#41 : indonesia

“Wahai Indonesia, kamu tidak usah menghisabku, karena aku juga tidak menghisabmu. Kamu tidak usah menghitung Kenduri Cinta, karena bagi Kenduri Cinta, kamu juga juga tidak terhitung sama sekali. Karena ada sesuatu yang lebih besar yang akan terjadi. Dimana Indonesia hanya menjadi bagian kecil dari pengembaraan jauh dan besar itu."
(Muhammad Ainun Nadjib, Kenduri Cinta April 2012)

#40 : Joko Widodo


disini, saya suka gaya bicaranya.
saya ikut live-nya, hehe.

#38 : kuliah sore ditemani nasi jagung

nasi jagung dulu.

bareng mas Farid Gaban dan Istri

di sore yang cerah seperti ini, ilmu rasanya berdatangan, seperti sinar matahari yang menerobos dari sela-sela daun. ya, sore itu, aku dan teman-teman seperti ketiban berkah. bisa mengunjungi mantan wartawan tempo, yang sudah keliling indonesia dengan berjuta pengalaman, ilmu dan hikmah, dan dirumahnya pula. ya, mas farid gaban. kami bertemu beliau di rumahnya, diwonosobo. wow!

aku datang bersama teman-teman trip Dieng. ada adhi, zy, rini, jo dan dino. kami asyik ngobrol ngalor ngidul. dari aktivitas mas farid gaban, pertanian, sistem sosial, konsep hidup, masa remaja, filosofi hidup, petualangan, hingga politik. ah, sangat menarik sekali, sayang, kami tak bawa perekam suara.

lebih indah lagi sebenarnya suasana yang khidmat. sore yang indah, lesehan santai di belakang rumah, melihat bukit, pohon, dan mendengarkan suara gemericik kali di suangai belakang rumah. ah, mahal sekali nampaknya.

ditemani dengan jajanan super banyak. apalagi sesudah itu makanan berat datang, ternyata mas farid gaban sudah menyiapkan sedari tadi. nasi jagung dan teman-temannya. ada lodeh daun lumbu (keladi), lodeh tempe dan ikan asin. ay, dunia, apalagi yang kucari boi!

aku mendapatkan banyak hikmah disini, mas farid gaban membagikan ilmu seperti tak pernah ada habisnya. 

"simple living", kata beliau. ini begitu berkesan bagiku. apalagi diperkuat dengan interaksi kami, cara dia melayani tamu, konsep rumah, pemikiran dan idealisme. 

ya, yang seperti ini yah..

#37 : untuk yang muda


Saya selalu menyarankan ini, jika kalian masih muda, punya banyak waktu luang, tidak memiliki terlalu banyak keterbatasan, maka berkelilinglah melihat dunia. Bawa satu ransel di pundak, berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain, dari satu desa ke desa lain, dari satu lembah ke lembah lain, pantai, gunung, hutan, padang rumput, dan sebagainya. Menyatu dengan kebiasaan setempat, naik turun angkutan umum, menumpang menginap di rumah-rumah, selasar masjid, penginapan murah meriah, nongkrong di pasar, ngobrol dengan banyak orang, menikmati setiap detik proses tersebut.
Maka, semoga, pemahaman yang lebih bernilai dibanding pendidikan formal akan datang. Dunia ini bukan sekadar duduk di depan laptop atau HP, lantas terkoneksi dengan jaringan sosial yang sebenarnya semu. Bertemu dengan banyak orang, kebiasaan, akan membuka simpul pengertian yang lebih besar. Karena sejatinya, kebahagiaan, pemahaman, prinsip-prinsip hidup itu ada di dalam hati. Kita lah yang tahu persis apakah kita nyaman, tenteram dengan semua itu. Nah, kalau kalian punya keterbatasan, lakukanlah dalam skala kecil, jarak lebih dekat, dengan pertimbangan keamanan lebih prioritas. Itu sama saja. Lihatlah dunia, pergilah berpetualang, perintah itu ada dalam setiap ajaran luhur. (Tere Liye)

#36 : sms panjang dari Bunda Sadi

3 tahun yang lalu saat usia perkawinan bunda sama ayah, bunda katakan ke ayah : pa perjalanan rumah tangga dan hidup kita kok tidak ada yang menderita ya? terus saat ikut MCB ada materi tuliskan ; tulis kepedihan dan penderitaan yang selama ini anda temui, jujur kami bingung apa yang harus kami tulis, karena kami merasa tidak ada kembaran seperti itu, nah seminggu setelah itu bunda menemukan catatan harian tahun 90 (sekarang masih ada) untuk hemat bugdet kami harus ngontrak di pinggir makam (kita mampunya disini) ada tulisan tentang keuangan tiap bulan defisit karena bunda telah keluar kerja padahal penopang ekonomi bunda (kita harus kerja keras dan hemat) terus ada catatan ketika hamil tua saat kontrol kandungan untuk hemat angkot (jangan malu kita lagi membangun pondasi), bunda harus jalan 5 km, ada catatan uang dikumpulin buat renov rumah ditipu orang habiss (saya ditipu tentu ada hal buruk yang kita lakukan, ini peringatan), dll, tapi kenapa kami merasakan hidup kami selalu bahagia ; karena kami bisa menempatkan dan menghadapi segala masalah, sikap apa adanya, tidak malu, menjadi diri sendiri melupakan dan mengikhlaskan membuat kami bahagia. kita sendiri yang menentukan kita bahagia atau tidak, sekalipun orang lain memporakporandakan hidup kita, kita bahagia atau tidak ya diri kita. maka sikap-sikap diatas dan selalu positif dan lupakan hal-hal yang mungkin tidak berkenan harus selalu ada di hati kita. semangat mencapai sesuatu tapi pasrah di hasil juga kunci kebahagiaan, diingat dengan Allah SWT kebahagiaan yang luar biasa karena kita yakin Allah akan berikan terbaik buat kita sekalipun menurut kaca mata manusia itu tidak baik.

#35 : read!


membaca buku, itu seksi!