#34 : tidur.

aku tidak mampu menikmati tidur sebagai acara tidur. maksudku, aku harus selalu bekerja keras sampai badanku tidak kuat dan lantas secara alamiah aku tidur. aku tidak pernah akrab dengan ranjang dan kasur, sebab aku mendatanginya hanya ketika aku sudah sangat mengantuk dan kesadaranku tinggal lima watt. tak mungkin aku bergaul intensif dengan siapapun dan dengan apapun hanya dengan bekal kesadaran lima watt.
bukannya aku meremehkan tidur. tidur itu sangat penting. tetapi bagiku tidur itu bukan terutama merupakan mekanisme budaya atau kegiatan budaya dalam hidupmu. tidur itu kegiatan alam. pekerjaan natural. itu keharusan atau sunnah dari Allah pada momentum tertentu setiap hari. oleh karena itu sering aku heran kepada orang-orang yang begitu sibuk mengurusi ranjang, membeli kasur dengan segala keindahannya. padahal kasur itu urusannya orang tidur. dan tidur itu urusannya orang mengantuk. dan kalau orang sudah dalam keadaan sangat mengantuk, ia hampir tidak perduli apakah didepannya itu kasur ataukah tikar. oleh karena itu bagiku, tidur tidak perlu aku programkan dalam kebudayaan. ia alamiah. (CN)

#33 : [repost] puteri.


di saat seperti ini,
izinkan aku mempertanyakan,
dimana engkau letakkan aku?
adakah aku seberharga buku-bukumu itu?
ataukah aku senyaman sepatu tuamu yang tak terasa lagi bila dipakai?
akankah kau pertahankan aku layaknya nyawamu sendiri,
ataukah namaku hanya akan melintas sekilas di detik-detik terakhirmu?
untuk kemudian menyublim seperti arwah tersedot surga
mengertikah kini, puteri?
karna itulah aku ingin hidup nyata
tak lagi menjejak mimpi

-- ksatria

#32 : books wedding.


maukah kau hidup denganku, buku?

#31 : menanam bunga matahari


aku jadi ingat, kapan kamu meminta ini. meminta untuk dibelikan bibit bunga matahari. aku tidak tahu, apa istimewanya bunga matahari bagimu. apa karena kuning itu indah? apa karena bunga ini bisa ditanam di daerah rendah seperti rumah kita sekarang?apa karena mekarnya selalu berseri indah? atau, karena yang lain? ah, aku buta akan filosofis ini.

lalu, kamu memintanya dengan pelan. bibit bunga matahari. ingin kau menanamnya di kebun depan rumah kita. supaya seusai bangun pagi kita bisa melihatnya bersama dari balik jendela. lekas kita menyiraminya bersama, memberinya pupuk dari kandang ternak belakang rumah. membersihkannya dari rumput liar yang ada di sekitar. mengajaknya berbincang, berbicara tentang harapan-harapan, mimpi-mimpi dan doa-doa masa depan.

iya, aku ingat obrolan ini.

#31 : adembener.


menghilanglah sejenak, tak mengapa. asal kau kembali dengan semangat dan pikiran yang terbarui. dan keinginan untuk terus menggali. terbanglah. tidak boleh ada yang mengekangmu.

290512 07:24


#30 : ahli menderita


selalu, setelah maiyah kita pasti mencari kalimat mana yang dianggap paling bermakna dalam maiyah yang semalam kita ikuti. walaupun semua kalimat dalam maiyah, itu pasti bermakna dan penuh berkah.

aku kebingungan bukan main. bagiku maiyah itu majelis ilmu. semua kata yang muncul adalah cahaya, hanya seberapa kuat membran pengetahuan kita menyerap semuanya. seberapa mampu, kita mengolah kata-kata yang bahkan menurut orang vulgar menjadi cahaya ilmu, perwujudan nur illahi.

untuk maiyah kemarin, aku mendapati setitik cahaya dari CN.

bahwasanya, orang-orang maiyah sudah tahan dengan penderitaan, sudah mampu survive dalam kesulitan. bisa tertawa dalam kesedihan. bisa bercanda dalam kekurangan. dan memang kere-kere orangnya. yang hebat memang ini, tapi yang buruk adalah, hidup kita tetap susah, tetap menderita, tetap sulit. ini yang bahaya.

selanjutnya mungkin adalah bagaimana kita bisa mentransformasikan hidup kita, agar tak selamanya menderita, susah, sulit dan sedih. berpindah gerbonglah.

amin ya Mujib.

#29 : lingkarperut

ngecilin perut gimana ya met?
jangan sit up,
situp malah bikin otot perut tambah kuat, kecuali perut udah ga maju lagi baru dah dikuatin pake sit up. olahraga mang, paling murah dan paling bagus adalah jalan kaki.
sehari 40 menit. jalan-jalan dari rumahmu ampe banyumas trus balik lagi,
oia, pas jalan perutnya ditahan.
kalo jogging? sepedaan?
boleh mang,
jalan kaki lebih enak daripada yang lain menurutku. :D
pola makan met?
aku makannya sekarang sehari 4 kali mang. kalo kaya hana, dia sama sekali ga makan nasi, ekstrim. apel, pepaya n protein.
aku mah masi ada makan nasinya sekali.
pokoknya mah banyak minum, berhenti makan sebelum kenyang dan jangan makan kalo gak laper. haha, eh kok jadi nanyanya ke aku jeh.
jalan kaki muter 3 kali gor mang.
dialog dengan konsultan Meta, semoga berhasil. mari berusaha, berdoa dan bercermin!

#28 : pada 60 km/jam


I don't want to close my eyes
I don't want to fall asleep
Cause I'd miss you babe
And I don't want to miss a thing
Cause even when I dream of you
The sweetest dream will never do
I'd still miss you babe
And I don't want to miss a thing

#27 : kata Pram

Tahu mengapa kau kucintai lebih dari siapapun?, karena engkau menulis, menulis adalah kerja untuk keabadian

#26 : sweet.

kalo ada yang mau diceritain, disharing, random thoughts, ato apapun itu, penting nggak penting, dibagi aja ke aku yah. nggak usah sungkan ato ngerasa nggak enak. aku mau tahu dan pengen tahu apaapa yang terjadi sama kamu.

#25 : dialogkita

f : yuk, ngelobi Allah via dhhua, senin kamis, wiridan n sedekah. minta bantuan nabi via shalawat rutin
F : iyah. yokyok. tambah satu, sholat hajat. sambil ngelurusin niat.

#24 : Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan


“Lalu mataku merasa malu. Semakin dalam, ia malu kali ini.
Kadang juga ia takut tatkala harus berpapasan di tengah pelariannya.
Di malam hari menuju pagi, sedikit cemas banyak rindunya”

#23 : ....

darisini

#22 : pesen CN di juni.


Sekarang memang kita membutuhkan revolusi pindah kiblat, Kiblat ibadah mahdhah kita sudah jelas, namun kiblat kebudayaan, pola pikir, ideologi, bahkan kiblat lidah untuk menentukan makanan itu enak atau tidak sudah harus pindah. Inilah yang sebenarnya bisa disebut dajjalisasi, yakni kita semua dipindah kiblatnya, bahkan mungkin dalam ibadah mahdhah-pun, kiblat muatan hati dan pikiran kita juga telah dipindah. Artinya kita melakukan ibadah mahdhah, niatnya boleh jadi bukan lagi 'Ka'bah'. Dan hampir di semua bidang, yang terjadi saat ini adalah dipindahnya kiblat kita menjadi manipulasi Masjidil Aqsha, yakni bahwa Masjidil Aqsha yang kita ketahui saat ini, bukanlah masjidil aqsha yang sebenarnya. Maka, kita semua adalah korban dari tipu daya. Prinsip Dajjal sangat sederhana: kamu diajari untuk merasakan surga sebagai neraka dan sebaliknya. Maka, yang saat ini kita kejar-kejar, sebenarnya adalah neraka. Dan yang kita takuti dan jauhi habis-habisan justru adalah surga. Sehingga kita menjadi keliru kapan harus bersedih dan kapan harus bergembira, kapan marah kapan sabar, dan seterusnya.
 Hidup itu yang nomor satu bukanlah kesiapan menikmati hasil, melainkan kesiapan untuk berjuang. Kalau mau lebih tinggi, adalah kesiapan menikmati proses perjuangan, yang pasti susah dan sengsara. Tetapi dengan manajemen ruhani yang tepat untuk menikmati kesusahan dan kesengsaraan dengan mencari hikmah dari Tuhan dalam setiap kesusahan dan kesengsaraan perjuangan. Dengan begini, dalam kesusahan dan kesengsaraan apapun, masih akan ditemukan banyak alasan untuk bergembira, sebab setiap kesengsaraanmu adalah harapanmu di hadapan Allah. #emhaainunnadjib

#21 : ke sini, Ya Allah..



ini indonesia boi!

#20 : kafirliberal

kang dadang di kiri, sedang main handphone.

saya bertemu dia dua kali. kang dadang, presiden jaringan kafir liberal. pertama saat di baturraden, di sebuah forum merdesa taufik rahzen. yang kedua di jakarta, saat nonton teater nabi darurat rasul ad hoc. pemikirannya liar, berani dan mendobrak. berani berijtihad di wilayah-wilayah final bahkan ketuhanan. tidak takut di kecam orang. jujur. dan memang gila gagasannya. aku mengagumi keberanian dan kejujuran berfikirnya.

darinya, saya dan adhi diberi kaos 'gila' ini. dimintanya dipakai. haha, semua penonton teater nampak tersenyum-senyum melihat kami. mereka sudah mengenal kang dadang dan kaos ini di forum kenduri cinta. seolah kang dadang telah menemukan rakyat barunya, yaitu kami. aku dan adhi.

aku hanya menerima pemberian. menghormati niat baik kang dadang. tentang ideologi, pemikiran, gagasan, ah, aku juga berijtihad sendiri. tidak mungkin ku tukarkan hanya dengan kaos oblong ini.

#19 : semuanya bernyanyi


semuanya bernyanyi saksikanlah
orang-orang riang hati
semuanya gembira bersorakan
wajah-wajah suka ria

mensyukuri rahmat illahi rabbi
matahari terbit kembali
sesudah duka bertubi-tubi
cahaya benderang kembali

betapa indahnya kebebasan
kecerahan menerpanya

pintu tlah terbuka kegelapan
kebuntuan telah sirna
betapa lamanya menantikan
cahayanya dipancarkan

kini Tuhan memenuhi janji
dibuka olehnya terali
beban seakan tak teratasi
kini mereka lahir kembali

betapa agungnya anugerah
sangat cerah hadiahnya

kalau waktunya telah datang
kalau pagi telah benderang
kalau tlah tiba janji Tuhan
mereka yang disengsarakan
diberi kemuliaan

#18 : Pada Sebuah Majelis


Orangnya tinggi, besar. Hidung mancung. Bersih parasnya. Kumis dan jenggotnya rapi. Jambangnya menyatu dengan kumis dan jenggot, tertata. Jubah putihnya bersih. Peci kecil menutupi kepalanya.

Ku dekati beliau. Kusalami. Kucium tangannya. Tetap wangi, meski sudah ratusan orang melakukan hal yang sama denganku. Bicaranya teduh. Santun. Kadang diselingi sedikit candaan yang membuat tertawa kami yang mendengar. Forum kami memang tidak formal sekali. Namun juga tidak hilang kekhusyukannya.

Suaranya merdu nian. Berkali-kali beliau membaca syair dan shalawat. Ah, nikmat sekali mendengarnya. Kali ini beliau membaca syair Burdah, karangan Imam Al bushiri. Melantunkan shalawat berulang kali. Imamar Rusli, Burdah, Padang Bulan, Ahmad Ya Habibi.

Kami seperti tak bosan mendengarkan lantunan ini. Seperti suara surga, kata mas Tufa disebelahku. Aku hanya tersenyum. Surga seperti apa juga aku belum tahu. Kata orang, harus mati dulu supaya bisa masuk surga, itupun jika nama kita ada di daftar absennya. Kami ikut bershalawat, melantunkan apa yang kuhafal. Teman-teman yang lain sudah hafal diluar kepala, ada beberapa yang membaca buku berisi catatan shalawat rutin.

Seusai hampir 2 jam kami melantunkan shalawat, kemudian snack datang. Bukannya apa-apa, ini bagian yang saya tunggu-tunggu dari tadi. Ya, sampai jam 10 malam ini, perutku belum terisi apapun dari pagi. Salahku juga sih. Beliau berbaik hati dan selalu berbaik hati. Menyediakan makanan ringan untuk tamu yang datang, meski yang datang jumlahnya ratusan. Sungguh, memuliakan tamu sekali.

Sambil menikmati santap kecil, kami mendengarkan isi tafsir dari Burdah. Menarik sekali. Banyak hikmah disini. Tentang nasihat, kebarokahan, teladan, dan lain sebagainya. Orang-orang yang hadir disini tak hanya dari sekitar daerah sini. Tapi juga dari mana-mana. Ada bahkan perlu 4 jam perjalanan untuk bisa menghadiri majelis ini. Dan kami, perlu 7 jam untuk sampai disini. Semata-mata karena undangan khusus dari beliau.

Ya, kami hadir di Majelis Rutin Mingguan, Habib Syeh bin Abdul Qadir Assegaf. Semanggi, Solo. Sungguh, sebuah pengalaman yang menyenangkan. Banyak hikmah.

#17 : musikmusikmusik



bagi saya saat ini, musik keren itu bukan yang memainkan dengan skill tinggi. musik asyik itu bukan yang vokalnya melengking hingga 8 oktaf. musik bagus itu bukan yang terkenal yang semua orang menyanyikannya. musik top itu bukan yang idealismenya terjaga.

untuk saya saat ini,
musik yang keren, bagus, asyik dan top, itu adalah musik yang sedang cocok dengan suasana hati. meski musiknya gambus, jika cocok dengan yang sedang sedih, maka nyambung. meski musiknya dangdut, jika cocok dengan yang putus cinta, maka konek. meski musiknya keroncong, jika cocok dengan yang sedang rindu, maka sinkron.

dan meski, musik ini hanya suara dari alam semesta, bebisikan angin, gesekan daun, air mengalir, bising motor, bunyi kerikil, tapi jika sedang jatuh cinta, maka itu tadi berubah menjadi orkestra musik yang harmoni dan sempurna. semua menjadi indah di telinga.

selamat menikmati musik alam sembari menunaikan ibadah jatuh cinta, ndul.

#16 : kutipan acak, pemikiran absurd, kicauan entah.


Aku tidak ingin menjadi seorang anak muda yg baru memasuki emperan kuil saja lantas memaki habis sang begawan karena ketidakmampuan hati dan nalarku mencerna sesuatu.

Orang tidak boleh mengklaim kebenaran dan nilai sesuatu.

letak kemuliaan itu adalah karena kita berani dan mau menjalani sesuatu yang aslinya tidak kita sukai itu

bahagia itu menerima hidup saat ini, apa adanya.

atas dasar apa engkau menuntut Allah harus adil ?

Kebudayaan dan kreatifitas seni sudah hancur oleh peradaban televisi yang material oriented. Secara kesenian, seorang pekerja seni / seniman tidak berani kreatif sebab masyarakat tidak doyan kreatifitas

Bahwa hanya sekolahan bodoh yang ada wisuda, karena ilmu itu tidak ada puncaknya. Universitas tidak ada hubungannya dengan ilmu jika ia tidak mau mengapresiasi segala sesuatu yang dia tidak fahami.

Padahal kunci ilmu adalah “ muta’alimun”, yakni orang yang selalu mempelajari hal-hal yang ghoib (yang kita tidak punya pengetahuan ttg nya). Maka orang Maiyah harus berfikir ke segala arah. Untuk menjadi baik, manusia harus berprinsip “Ihdinashshirothol Mustaqiim”, tidak perduli kelakon apa tidak, yang jelas harus jalan. Kita tidak dituntut untuk berhasil sebab yang wajib itu ‘jalan’ nya harus lurus. Engkau harus menjalani proses kemudian nikmati perjuangan dan pergulatannya.

Revolusilah terhadap diri anda sendiri…, lakukan sesuatu dan jangan perduli berhasil atau tidak. Orang Jawa memiliki istilah “di untal”….., maka anda harus kritis terhadap apapun (termasuk terhadap demokrasi). Bahwa yang paling penting adalah meletakkan segala sesuatu pada konteks dan pemahaman yang komprehensif atas berbagai hal.

Cintailah dunia ini tapi jangan sampai ‘kawin’ dengannya.

demokrasi itu pintu gerbangnya liberalism, kapitalisme dan isme-isme sejenis itu. Tandanya adalah bahwa di negara-negara yang disitu berhembus euphoria demokrasi, tidak lama berselang pasti selalu diikuti oleh isu privatisasi. Mustahil ada revolusi selama ada demokrasi. Singkatnya begitu.

rahasia kesembuhan berbeda dengan pengetahuan mengenai pengobatan.

kita sudah menemukan pipa dan airnya, hanya kurang krannya.

sebuah dialektika yang nanti dibuktikan oleh tenggang waktu.

kita juga harus mau mendengarkan hal-hal yang tidak cocok dengan pemikiran kita.

lebih masuk surga daripada orang lain.

kerendahan hati.

merendah untuk meninggi.

Tuhan membatalkan cintanya kepada kita.

sepotong tempe bisa lebih nikmat daripada tiga potong daging, jika kita mampu memaknai rasa syukur.

tetap berbesar hati dengan semua ini.

rumus bertemu dengan Tuhan, bekerjalah.

pekerja keras. menikmati kerja.

kewajiban saya adalah menikmati pekerjaan.

total 100% untuk bekerja.

menikmati pekerjaan sejak kecil.

bekerja karena indah bekerja.

Di dalam zaman yang telah jauh maju ke depan ini, barangkali kita bersemayam di kehidupan yang ringan dan riang melakukan dosa-dosa.

Kalau memang bagimu kehidupan adalah perjuangan untuk berkuasa dan mengalahkan saudara-saudaramu sendiri; kalau memang bagimu kehidupan adalah mengincar dan menikam punggung saudaramu sendiri dari belakang; kalau memang bagimu kehidupan adalah mengganti monopoli di tangan orang lain dengan monopoli di tanganmu, atau menggusur hegemoni di genggaman orang lain menjadi hegemoni di genggamanmu, atau mengusir macan untuk engkau macani sendiri — maka pertanyaanku, apakah itu adalah tawaran dari nurani dan kesadaranmu agar kita percepat saja proses untuk saling musnah memusnahkan

Tapi semua yang kita capai harus kita hancurkan sendiri dan kita rusak lagi agar kita bisa mencapai yang lebih baik lagi

Jadi yang penting itu terus mencari, bukan berhasil atau tidak. Yang diinginkan Allah itu engkau bergerak menjalani pencarian itu atau tidak?

Hidup harus terus belajar dan “nglakoni”

Tuhan tak sudi dipergoki. Takdir-Nya tak bisa dicegat. Kehendak-Nya tak mungkin dibatasi. Hak-Nya atas misteri garis terang dan gelap kehidupan, serta atas ketentuan detik maut dihadirkan, tak membuka diri sedikit pun untuk dirumuskan oleh segala ilmu dan pengalaman. Kehidupan sangat mengaitkan sakit dengan kematian, tetapi maut tidak bersedia dikaitkan dengan sakit.

Tuhan berhak memaparkan suatu gejala yang pada repetisi kesekian dihipotesiskan oleh manusia sebagai jenis "perilaku" Tuhan atas nasib manusia. Tapi Tuhan juga berhak kapan saja melanggar rumusan apapun yang pernah Ia berikan. Bahkan Tuhan seratus persen tidak berkewajiban untuk berbuat adil kepada siapa pun, karena Ia tidak terikat atau bergantung pada pola hubungan apapun dengan siapa pun, yang secara logis membuat-Nya wajib bertindak adil.

Namun Ia selalu sangat adil kepada siapa pun, dan tindakan adil-Nya itu bukan karena Ia wajib adil, melainkan karena Ia sangat sayang kepada makhluk-Nya.

Memang, repotnya, kini kita sepertinya sudah terbiasa berkepentingan dulu
sebelum melihat dalil, dan bukan sebaliknya.

Negeriku kini membiru

Atau kebenaran mirip menggenggam air dalam tangan. Makin kau genggam makin merucut dari balik tangan.

#15 : atjeh


apa yang lebih indah dari menikmati langit biru di Ulee lhue?
apa yang lebih indah dari memahami setiap detail di Lhok Nga?
apa yang lebih indah dari menyusuri jalan dari Bireun ke Banda?
apa yang lebih indah dari menyruput kopi panas di Kedai Kopi pinggir sungai?
apa yang lebih indah dari berjalan-jalan di pasar Penayoung?
apa yang lebih indah dari berteduh dan membersihkan kaki di Masjid Baiturahman?
apa yang lebih indah dari menyelami jejalanan kota dengan labi-labi atau bentor?
apa yang lebih indah dari melihat langit Aceh di siang hari?
apa yang lebih indah dari minum air tebu di lapangan Blang Padang?
apa yang lebih indah dari makan mie Razali khas Banda?

apa yang lebih indah daripada Aceh?

ah, rinduku menggunung tinggi untuk mengunjungimu, Aceh, bersamamu nanti.

#14 : Cahaya Aurat


Ribuan jilbab berwajah cinta
Membungkus rambut, tubuh sampai ujung kakinya
karena hakekat cahaya Allah
Ialah terbungkus di selubung rahasia
Siapa bisa menemukan cahaya?
Ialah suami, bukan asal manusia
JIka aurat dipamerkan di koran dan di jalanan
Allah mengambil kembali cahayaNya
Tinggal paha mulus dan leher jenjang
Tinggal bentuk pinggul dan warna buah dada
Para lelaki yang memelototkan mata
Hanya menemukan benda
JIka wanita bangga sebagai benda
Turun ke tingkat batu derajat kemakhlukannya
Jika lelaki terbius oleh keayuan dunia
Luntur manusianya, tinggal syahwatnya



Oleh: Emha Ainun Nadjib
Sumber: http://maiyahkc.blogspot.com/2007/11/cahaya-aurat.html


#13 : aku dan merapi


ini saat SEC UGM, jadi finalis
ada tripnya ke kaliadem, lereng merapi.

#12 : bono, the seven ghost!


Apabila menaiki pompong atau kapal motor, kemudian berlabuh di salah satu pelabuhan Kuala Kampar (Panduk, Pulau Muda dll.) menjelang air pasang tiba (pasang besar) akan terdengarlah bunyi gemuruh, semakin dekat semakin jelas derunya. Tapi jangan menduga deru itu bunyi angin ribut, badai atau hujan tapi hal itu adalah deru air sungai Kampar yang berbentuk gelombang besar, bergunung memudiki sungai Kampar dengan kecepatan yang dahsyat.

Di musim pasang besar, tinggi gelombang tersebut bisa mencapai empat sampai enam meter, merentang dari seberang ke seberang memenuhi sungai. Memang, suatu panorama mengerikan namun juga mengasyikan, itulah yang disebut BONO. Penduduk sungai Kampar bagian hilir, atau orang-orang yang pernah melewati daerah ini pastilah pernah melihat Bono, karena Bono datang bersama air pasang, baik siang maupun malam, terutama pada musim bulan penuh dan antara tanggal 10 sampai dengan 20 bulan Melayu (Arab). 

Ketika pasang mati (bulan kecil) Bono bisa dikatan tidak ada, kalaupun ada hanya berupa riak kecil di tempat yang sangat dangkal. 

Mitos dan Cerita Tentang Bono
Konon, Bono di sungai kampar adalah Bono jantan dan Bono betinanya berada di sungai Rokan dekat Bagansiapi-api. Bono di kuala kampar ini berjumlah tujuh ekor, bentuknya serupa kuda disebut induk Bono. Di musim pasang mati, Bono ini pergi ke sungai Rokan menemui Bono betina,kemudian bersantai menuju ke selat Malaka. Itulah sebabnya ketika bulan kecil dan pasang mati, Bono tidak ditemukan kedua sungai tersebut. Jika bulan mulai besar, kembalilah Bono ketempat masing-masing, lalu main memudiki sungai Kampar dan sungai Rokan. Semakin penuh bulan di langit, semakin gembira Bono berpacu memudiki kedua sungai itu. 

Bagi penduduk daerah Kuala Kampar, Bono sudah mereka kenal sejak kecil. Sebab itulah tidak aneh, apabila anak-anak, remaja dan juga orang dewasa menganggap Bono sebagai sahabatnya,tempat mereka bermain ketangkasan menunggangi Bono menggunakanperahu-perahu (sampan) kecil. 

Biasanya tempat bermain Bono adalah di tempat-tempat dimana Bono tidak terlalu besar atau dalam anak-anak sungai Kampar yang memudiki Bono seperti : sungai Sangar, Turip, Serkap, Kutub dan Kerumutan. Permainan ini memang besar resikonya, sebab jika salah perhitungan perahu dapat dilemparkan Bono ke tebing sehingga hancur luluh. Tetapi dari pengalaman sejak kecil, mereka, para pemain Bono ini sudah mengetahui betul dimana tempat yang aman bermain bono. 

Dahulu, permainan Bono sering di lakukan dengan upacara tertentu, tetapi kemudian menjadi permainan biasa dan dapat di laksanakan sesuka hati. Tetapi permainan ini hanya di lakukan pada siang hari, sedangkan malam hari betapapun beraninya mereka, belumlah ada yang mencobanya. 

Kalau takut atau ngeri untuk turut bersama perahu bermain Bono, anda dapat menyaksikan Bono dari darat saja. Tetapi Jika berani silahkan bermain Bono dengan perahu-perahu kecil yang banyak terdapat disana. Yang penting anda harus pandai berenang,serta menunggangi Bono itu. Permainan ini mirip dengan selancar pada ombak-ombak di pantai, karena tempatnya luas dan tantangannya cukup besar.




#11 : seucap di malam

kadang kita perlu tenggelam pada kegelapan, supaya tahu makna sejati
dari cahaya.- hilmy nugraha

#10 : orang maiyah

……." Setiap Orang Maiyah memiliki hak sementara dan bersifat pinjaman dari Sang Pemilik Sejati untuk berhenti di suatu koordinat sejarah dan membangun Maiyah sebagai 'kata benda', tetapi kata benda itu tetap merupakan titik beku dari 'kata kerja' kehidupan yang sesungguhnya tak pernah ada 'waqaf'nya."

"Setiap Orang Maiyah menghimpun warisan nilai dan perilaku Maiyah kepada para akselerator hidupnya hingga anak cucu keseribu, namun sesungguhnya para akselerator bukanlah pihak yang secara pasif mewarisi, karena sampai kapanpun setiap Orang Maiyah adalah pewaris yang mewarisi, sebagaimana setiap mereka adalah yang mewarisi dan kemudian mewariskan."…….

……."Sampai batas tertentu yang dinamis dan relatif, perikehidupan masyarakat dan Bangsanya bisa juga termasuk lingkup tanggungjawab eksistensi kemakhlukannya. Akan tetapi Orang Maiyah tidak bertinggi hati untuk meletakkan diri sebagai penyelamat Bangsa dan Negaranya, melainkan berendah hati dan sangat menahan diri untuk berbuat di skala luas itu sejauh ada kepatutan bersama dan keridlaan satu sama lain."

"Orang Maiyah selalu mengupayakan dan mendoakan Bangsa dan Negaranya agar dituntun Allah dalam menapakkan kaki menyongsong Gerbang Ghaib yang sangat dekat di depan mata kehidupan mereka. Semoga doa Orang Maiyah bagi sangat banyak orang yang belum tentu mencintai mereka dan belum tentu memerlukan upaya dan doa mereka, diperkenankan oleh Allah menjadi perahu 'izzatullah penampung dan pengayom keluarga-keluarga Maiyah setelah tiba di Gerbang Ghaib iradah Allah itu."

" Innallaha Balighu amri-Hi, qad ja'alallahu likulli syai-in Qadra"…..

(Orang Maiyah dan Gerbang Ghaib, Muhammad Ainun Nadjib)

#9 : maghdub

Maghdub, orang yang Allah marah kepadanya. Orang yang tahu namun tidak mau. Orang-orang yang menyerap ilmu, namun tidak mampu mener-jemahkannya menjadi realitas kehidupan. Orang-orang yang menumpuk pemahaman, namun tidak memperjuangkan dan menegakkannya karena kecil hati dan ciut nyali di hadapan kekuatan yang bukan Tuhan. Orang-orang yang membanggakan kepandaian akal, namun memanjakan kehidupan dan menghinakan kematian, sehingga hidupnya membuih dan mengambang.

#8 : hal pencuri

Kalau ada orang mencuri barang saya, saya akan cari pencuri itu sampai ketemu. Sampai ke liang naga pun akan saya kejar. Kemudian kalau ketemu, saya akan minta dia mengembalikan barang saya yang dicurinya itu. Lantas saya tanyakan padanya apakah ia sungguh-sungguh membutuhkan barang itu. Kalau dia bilang ya, saya akan langsung memberikan barang itu kepadanya. Dengan demikian, dia bukan lagi pencuri. Dia tidak berdosa dan saya tidak kehilangan. Kalau kita memberikan sesuatu kepada orang yang membutuhkannya, Allah akan menggantinya tujuh ratus kali lipat, meski dalam bentuk atau wujud yang tidak harus selalu sama persis dengan barang yang kita berikan.

--
Tabik,
Hilmy Nugraha
- bicycling - traveling - literacy -


G! : fnumyx
Y! : fnuzz_myx
T! : @hilmyhilmyx
B! : http://menjadihilmy.blogspot.com/