3 tahun yang lalu saat usia perkawinan bunda sama ayah, bunda katakan ke ayah : pa perjalanan rumah tangga dan hidup kita kok tidak ada yang menderita ya? terus saat ikut MCB ada materi tuliskan ; tulis kepedihan dan penderitaan yang selama ini anda temui, jujur kami bingung apa yang harus kami tulis, karena kami merasa tidak ada kembaran seperti itu, nah seminggu setelah itu bunda menemukan catatan harian tahun 90 (sekarang masih ada) untuk hemat bugdet kami harus ngontrak di pinggir makam (kita mampunya disini) ada tulisan tentang keuangan tiap bulan defisit karena bunda telah keluar kerja padahal penopang ekonomi bunda (kita harus kerja keras dan hemat) terus ada catatan ketika hamil tua saat kontrol kandungan untuk hemat angkot (jangan malu kita lagi membangun pondasi), bunda harus jalan 5 km, ada catatan uang dikumpulin buat renov rumah ditipu orang habiss (saya ditipu tentu ada hal buruk yang kita lakukan, ini peringatan), dll, tapi kenapa kami merasakan hidup kami selalu bahagia ; karena kami bisa menempatkan dan menghadapi segala masalah, sikap apa adanya, tidak malu, menjadi diri sendiri melupakan dan mengikhlaskan membuat kami bahagia. kita sendiri yang menentukan kita bahagia atau tidak, sekalipun orang lain memporakporandakan hidup kita, kita bahagia atau tidak ya diri kita. maka sikap-sikap diatas dan selalu positif dan lupakan hal-hal yang mungkin tidak berkenan harus selalu ada di hati kita. semangat mencapai sesuatu tapi pasrah di hasil juga kunci kebahagiaan, diingat dengan Allah SWT kebahagiaan yang luar biasa karena kita yakin Allah akan berikan terbaik buat kita sekalipun menurut kaca mata manusia itu tidak baik.
#36 : sms panjang dari Bunda Sadi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 kata-kata:
Posting Komentar