sorot

pada setiap sorot matanya, aku melihat keluasan dalam bersikap, kekuatan dalam melangkah

aku yakin, semua berakhir indah

para pejuang keseimbangan

Hilmy Nugraha

-- sent from my Mi

Daur 221

“Apakah penderitaan manusia dan kesengsaraan rakyat tidak merupakan bentuk persembahan kepada Tuhan agar dibalas dengan pembelaan? Apakah penggelapan sejarah, kekacauan pengelolaan, keterbuntuan manusia dan kebingungan rakyat, tidak merupakan semacam sesaji kepada Allah yang membuat-Nya menunjukkan kasih sayang dan pemihakan?”

daur 220

Markesot tersenyum. Wajahnya bersemangat. “Anak-anak muda wajib ikut campur, sebab kalian adalah pelaku utama masa depan, sekaligus yang paling menanggung akibat-akibat dari apa saja yang dilakukan oleh Bapak-bapak kalian di masa kini. Kalian memang wajib menemukan peluang untuk sedini mungkin turut berproses dalam setiap pengambilan keputusan di masa kini. Kalian harus mengantisipasi untuk jangan sampai diwarisi bencana yang dihasilkan oleh keputusan-keputusan yang salah dari generasi sebelum kalian”

Pemimpin Derita

“Karena dunia hanyalah sepenggal sangat pendek dari rentang waktu alam semesta yang direntangkan oleh Allah. Karena dunia bukanlah ujung waktu yang tak terbatas. Karena manusia akan tidak mungkin menghindar atau mengelak untuk diseret oleh tak terbatasnya keabadian, demi mengalami sebab akibat dari setiap perbuatannya. Saya termasuk orang yang tidak sabar memandang ke depan, dan saya mohon maaf bahwa kalian semua terseret oleh ketidaksabaran saya. Sebenarnya saya menyesal terlanjur menjadi pemimpin derita kalian semua. Tapi saya berpandangan itu lebih baik daripada kita bergembira dan berpesta pora di tengah kegelapan yang terancam oleh amarah Tuhan, meskipun waktunya entah kapan….”

Daur 219

ah

kubawa dia mengembara ke samudra ketidakpastian
kuajak dia mengelana ke langit-langit kemokalan
kugandeng dia bertualang menuju kedalaman keyakinan

bersamanya, kutampung juga 2 manusia baru jenis termutakhir

dan dia patuh, taat
menikmati detik-detik yang berjalan,
meskipun itu terasa lama dan lama sekali

aku bersyukur. tak salah pilih.

Hilmy Nugraha

-- sent from my Mi

Nggih nopo nggih?

Hilmy Nugraha

-- sent from My Mi

sebuah pelarian

"Yang jelas Jalan Sunyi itu membuat mereka merasa sah dan halal untuk melarikan diri dari kewajiban-kewajiban sosial mereka", Saimon menyerbu, "sembunyi daribebrayan, merasa tidak bersalah untuk tidak ikut memperbaiki keadaan masyarakat dan Negaranya yang semakin bobrok. Lantas mereka jadi besar kepala karena merasa sedang menjadi Sufi. Mereka mentertawakan dunia dan harta benda, padahal karena memang miskin dan tidak mampu bekerja. Mereka sinis terhadap politik, kekuasaan atau persaingan untuk sukses, padahal itu karena mereka memang dlu'afa, lemah, tak berdaya…."
(Daur 142)

Hilmy Nugraha

-- sent from My Mi

Misteri Kesabaran

SALAH satu kenyataan yang sangat misterius bagi keterbatasan akal manusia adalah praktek-praktek kesabaran Tuhan. Mungkin itu yang menyebabkan Tuhan bergelar Maha Sabar, bukan sangat sabar, atau juga bukan terlalu sabar.

Begitu banyak manusia menyakiti manusia: batas pengetahuan kita adalah bahwa terhadap itu semua Tuhan Maha Sabar. Begitu banyak orang mencuri hak orang lain, begitu banyak hamba Allah memeras dan menindas kedaulatan hamba Allah yang lain, tapi ilmu kita terbentur pada dugaan bahwa Allah Maha Sabar.

Saya menyebut itu misteri. Sebab pasti Tuhan memiliki takaran kesabaran-Nya sendiri, memiliki kearifan dan strateginya sendiri, serta memiliki komprehensi penyikapan sendiri dalam rangkaian maksud dan kehendak yang sungguh tak terhingga untuk mampu disentuh oleh kerdilnya akal manusia.

Dalam penderitaan separah apapun, semoga kita terlindung dari kecenderungan untuk bersangka buruk kepada Tuhan.

EAN


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

Pada Pucuk

Pada pucuk aku berkata, sudah lama aku tak mencintaimu.
Merindukanmu sahaja tidak.


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

Mengulang Daur

Pelan-pelan kubaca tulisannya. Kata demi kata. Kalimat demi kalimat. Paragraf demi paragraf. Tulisan demi tulisan. Nafasku sesak, pikiranku buntu. Kukunyah tulisannya perlahan. Bukan sekedar pengetahuan yang kudapat. Ada yang lebih dari itu. Entah itu energi, gelombang, frekuensi atau getaran. Aku tak paham harus pakai istilah yang mana.

Simbahku ini sudah menulis sejak ia berumur belasan. Tahun 60-an lebih tepatnya. Jauh sebelum orang tuaku bertemu. Bahkan mungkin ibuku baru lahir atau ayahku baru masuk SD. Tapi dia sudah menulis sejak saat itu. Dan bagiku, itu sangat lama.

Simbahku ini tak pernah berhenti berkarya. Berjalan, menemui para kekasihnya di dusun-dusun. Menulis puisi, naskah teater hingga essai untuk keperluan sosial. Diplomasi antar pejabat tinggi negara. Urus-mengurus konflik di masyarakat. Dan tak lupa mengurus keluarga, bergantian menjaga rumah dan mengantar anak ke sekolah.

Yang aku tahu, ia menulis bukan karena untuk jadi penulis. Tapi karena memang ia harus menulis. Sebuah kebutuhan sosial. Dari cerita nabi hingga pantat penyanyi dangdut, dari tasawuf hingga penggusuran rumah, dari sastra hingga olahraga, dari politik hingga cerita pendek. Semua teramu. Dalam puluhan buku yang sudah berulang kali dicetak ulang sejak tahun 70-an. Sepuluh tahun, sebelum aku dilahirkan ke bumi.

Lamat-lamat, aku mendengar kehebatan ceritanya. Dimana ia dahulu bisa menulis beberapa artikel dalam 1 hari. 2-3 artikel, dengan topik yang berbeda, gaya bahasa yang berbeda untuk koran yang berbeda. Disela kesibukannya meenuhi undangan forum diskusi, seminar, lokakarya sampai menerima segala jenis tamu. Bagiku, itu musykil.

Dan sekarang, aku dihadiahi Tuhan untuk melihat sendiri apa yang simbahku lakukan seperti yang ada di cerita itu. Simbahku menulis Daur. Sebuah rubrik khusus darinya, untuk dan hanya untuk anak cucunya dan para jm. Berisi essai beberapa paragraf, yang isinya beragam.

Tulisan Daur terbit sehari satu kali. Ditulis dimana bukan ketika simbahku selo waktunya, tapi rutin setiap hari. Hari ini dia di Jakarta, besok ke Makassar lalu hari berikutnya menempuh jarak 8 jam perjalanan darat menuju Mandar, tapi ia tetap menulis satu hari satu untukku.

Oke kalau terbit hanya beberapa hari saja. Sekarang saja sudah Daur keseratus. Itu artinya, dia sudah menulis sejak 3 bulan yang lalu tanpa berhenti setiap harinya. Kalau seminggu sekali bolehlah kalah oleh juru essai di koran atau tukang nge-blog di internet. Tapi kalau setiap hari?

Oke kalau tulisan sembarang tulisan. Ini tidak. Tulisannya sangat berbobot. Penuh puzzle dan kodifikasi. Bahsanya memutar tapi jelas arahnya. Terkadang humor, sinis atau malah menyedihkan. Dia menyebut tulisan Daur-nya adalah pelok / biji mangga, bukan daging buah yang siap santap. Tapi memang biji yang perlu puluhan kali diskusi agar biji tersebut bisa dipahami rasanya.

Kode-kode yang luar biasa disematkan dalam setiap tulisannya. Negara, Dajjal, takkim, kharmiyo, yu sumi, markesot, yai sudrun sampai balkadaba. Dari konspirasi global sampai dunia maya gendruwo mbahurekso khas jawa. Dari LGBT sampai anak turun nabi Sulaiman. Dari politik negara sampai peringkelan penanggalan jawa hitungan lima dan enam. Semua ada.

Menurutku, tulisannya memuat apa yang sudah dituliskannya dahulu. Simbah merangkumnya dalam tulisan ini. Setiap perjalanannya, setiap katanya, setiap penyampaian gagasannya, bahkan setiap pikiran yang mungkin belum sempat terucap melalui banyak forum yang ia jumpai, ia tuliskan dalam bentuk Daur. Dia ramu sedemikian rupa dalam satu persatu tulisan. Dia racik pelok mangga ini, dibungkus dengan apik, dibalut dengan menarik tapi isi tetap utuh, sebuah pesan penting untuk anak cucu.

Daur adalah apa yang bisa dimanfaatkan untuk waktu dimasa depan. Dalam bahasa arab berarti lingkaran. Yang memang tidak pernah ada ujungnya, satu titik terhubung dengan titik berikutnya, terus dan terus. Seolah-olah, simbah sedang memyerahkan pusaka untuk hari esokku , yang bahkan aku belum tahu jenis apa pusaka itu, daya hantamnya, kekuatannya, waktu picunya atau bahkan efek akibatnya.

Daur, ibarat kode, perlu banyak waktu untuk bisa memecahkannya. Daur, ibarat puzzle, perlu banyak metode untuk bisa memadukannya. Daur, ibarat benih, perlu pupuk kebaikan dan air kematangan untuk bisa menumbuhkannya. Daur, ibarat pusaka, perlu hati yang tulus dan kerja luar biasa untuk bisa mengaktifkannya.

Simbahku menerima apa yang diberikan Tuhan yang aku katakan sebagai ilham atau inspirasi. Dia tidak egois, dan mau membagikan untukku. Dan itu memang tugasnya. Itulah berkah buatku. Berkah bagi kaum pinggiran sepertiku, yang ikut mengaku-ngaku anak cucunya. Tiada rasa syukur yang bisa aku panjatkan, selain terus menerus mendoakan simbahku selalu dalam kesehatan yang prima disetiap langkahnya.

Yang kutahu, lewat tulisan simbahku ini, aku bisa bertemu Tuhan dan berdiskusi akrab dengan Kanjeng Nabi. Titik.

Hilmy Nugraha

Selasa Pahing, 17 Mei 2016

berhentilah

"Siapa yang meyakini bahwa dirinya adalah hanya dirinya, bahwa tidak ada diri di dalam dirinya yang bukan sebagaimana dirinya yang diri, atau ribuan kalimat berikutnya apabila kalimat ini diteruskan — maka berhentilah mengikuti perjalanan Markesot. Konsentrasilah berjuang untuk menafkahi anak istri, membayar kredit, menyicil pelunasan hutang, meningkatkan taraf kehidupan, atau apapun yang lebih nyata dan urgen."
-EAN


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

Puasa

Puasa Ramadhan ialah training agar kita mampu berpuasa dalam arti yang sesungguhnya sesudah Ramadhan. Kalau tidak, maka puasa kita adalah "puasa KKN", sesudah Ramadhan, kita tak lagi berpuasa, kita pesta pora, kita berboros-boros ria, kita melakukan hal-hal yang semestinya tak kita lakukan, kita tidak lagi menahan diri.

Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

Mesjid Bumi Laweyan

Masjid ini tampak sudah tua. Jauh dari kesan megah, tapi yang jelas teduh. Saya lihat, waktu pembangunan ada pada tahun 1980. Wah, sudah cukup lama. Karpet berjajar rapi, ramah untuk orang sembahyang. Kanopi di seluruh halaman, nampak sejuk tidak kena panas langsung. Ornamen kayu tak hilang disetiap sudut bangunan. Nampak elegan dan sangat Jawa. Pagar besinya menandakan bahwa ukiran merupakan tren pada saat dibangun. Ukiran besi. Tidak ada kesan sombong didalamnya. Warnanya nyaman. Suasananya ramah, sejuk dan manusiawi.

Orang dahulu, membangun sesuatu dengan nilai. Bukan orientasi proyek dan jangka pendek saja. Jauh daripada itu. Meninggalkan warisan pusaka untuk anak cucu. Sungguh panjang daya makrifat mereka. Dan sekarang sudah semakin hilang.


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

pulang

"Kau boleh mengelana ke seluruh penjuru bumi, bahkan bisa saja kau menyebrangi langit atau melancong ke dimensi yang lain. Tapi kau musti ingat, sejatinya kau harus pulang. Mengemban tugasmu yang dulu, yang sudah kau janjikan jauh lama bahkan sebelum alam nyata ini ada.", kataku.


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

Punggung Peradaban

Pada satu punggung ia mendekat
Siapa gerangan, pemuda kurus peralat takdir
Berani berteriak di titian doa
Wajah kuyunya menyala
Tangan kecilnya mengepal
Dadanya penuh tulang, kembang kempis

Tapi tak pernah berhenti
Terus dan terus saja
Seakan dia tahu, semua bisa berubah
Sama halnya merubah batu menjadi emas
Seperti Midas

Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

Kubelikan Alam Semesta

Aku cuma bisa terdiam. Digenggamanku uang ribuan, berjumlah tujuh belas. Mimpiku tinggi menerbang. Harapanku mlempem terlindas tanah.
Hari ini dia berulang tahun. Aku tahu, dia tak meminta apa-apa. Aku datang saja dia sudah senang. Mata tajamnya ceria, berjumpa dengan ujung mataku. Bibirnya menyungging, berjumpa dengan bibirku.
Aku tak bisa membelikan apa-apa. Untuk makan saja entah pakai apa. Besok makan apa atau besok makan siapa. Bisa jadi. Tapi semua kulalui saja.
Ngenes dihati, meski muka harus tampak ceria 100%.
Akan kubelikan alam semesta untukmu, dengan bulir-bulir keringat yang dihasilkan kulitku.
Akan kubawakan langit untukmu, dengan buah-buah pikir yang dicercahkan setiap malam menjalang fajar.
Sungguh, semua kebaikanku hanya untukmu, dan dosa-dosamu biar kuminum dan kurasakan seluruh hidupku.

Selamat, Bumi!!


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

Seonggok Jagung

Aku bertanya :
Apakah gunanya pendidikan
Bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
Di tengah kenyataan persoalanya?
Apakah gunanya pendidikan
Bila hanya mendorong seseorang
Menjadi layang-layang di ibukota
Kikuk pulang ke daerahnya?
Apakah gunanya seseorang
Belajar filsafat,teknologi, ilmu kedokteran, atau apa saja.
Ketika ia pulang ke daerahnya,
lalu berkata : "disini aku merasa asing dan sepi"


WS Rendra



Hilmy Nugraha
@hilmyhilmyx
- sent from my Lenovo Android



seni berbahagia

"Kita ini wong kere Sri, tak usah lah kau belajar ekonomi yang njlimet itu. Ekonomi itu bagai ilmu langit yang hanya bisa kau cerna dengan laduniyah surgawi. Sedang kamu? Hanya seorang kere dari ayahmu yang kere. Mbahmu kere. Buyutmu kere.

Ekonomi itu rumit. Sepintar-pintarnya kau belajar, kau takkan bisa menguasai 90% perputaran uang dunia yang hanya dipegang oleh 10% manusia di bumi. Kamu hanya bisa melihat, menganalisis kemudian menangis karena ngenes. Kau tulis angka dengan nol belasan dibelakangnya, tapi satu rupiahpun tak kau sentuh itu uang. Kamu hanya jadi kalkulator atas sistem perekonomian global.

Sri, belajarlah menari, tariklah suaramu ke angkasa, kuasailah ilmu seni. Pahami gerak. Olah suaramu. Latih paru-parumu. Luwesmu menjadi senjata hidupmu. Bahasa tubuhmu adalah lelakumu. Renung renungilah dirimu. Kaitkan dirimu dengan alam semesta. Nikmatilah pengembaraan diri dalam dirimu sendiri. Kejar itu semua. Nikmatilah setiap tahapnya. Kamu akan pelan-pelan mengenal asal usulmu sendiri.

Disitulah kamu menemukan kebahagiaan. Kalau kita sudah kere, tak usah bermimpi menjadi kaya. Cukup bahagia saja. Dan itu dengan murahnya kita bisa sekejap mendapatkan. Menari, menyanyi, disitulah kamu bisa bahagia. Kapan saja.", kataku kepada Sri, ditengah tumpukan rongsok dalam rumah.


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

Kamu

Pada hujan aku mengaduh
Pada angin aku mengeluh
Pada kilat aku melenguh
Pada air yang mengalir aku meneduh

Oh, bukankan mereka semua adalah Kamu?


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

menjelang

"Ndang, kalau kamu sudah dewasa kelak. Jaga baik-baik kehormatanmu. Aku tak mungkin menjagamu 24 jam terus menerus. Kamupun tak mau begitu. Maka tidak ada yang bisa kupercayai selain dirimu sendiri dan Tuhan. Tuhan akan menjagamu, selama kamu menjaga dirimu.

Dunia saat ini sudah diambang kehancuran. Semakin ruwet, ngawur dan tak jelas arahnya. Aku tak mampu lagi menatap tegak semua ini. Ketakutan dan kekhawatiranku memenuhi pikiran. Melihat kamu dewasa, itu juga menjadi beban peran besar dalam hidupku. Yaitu menemanimu berproses.

Aku tak bisa menjanjikan apapun selain apapun kebaikan (jika ada) yang kulakukan, kuingin itu menjadi tabungan hidupmu kelak.", kataku pada Sendang menjelang tidur malamnya.


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

rejekisiang

Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

Apa Guna

Orang tua itu berkata pada saya, "Apa guna agama, jika hanya mengkotak-kotakkan kita pada wadah-wadah sempit primordial? Apa guna agama, jika justru rasa kemanusiaan kita dibungkam? Apa guna agama, jika malah pencarian kita akan nilai ketuhanan berhenti? Aku sudah lama melihat manusia sebagai manusia. Tidak ada lagi sekat institusi bernama agama diantaranya.".

Teriakan keras itu memenuhi telinga saya. Sesudah itu, diam. Nafasnya terengah-engah. Maklum sudah tua.

Tapi saya percaya, setiap katanya adalah sihir yang nyata. Bukan lagi ilusi.


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

geragap

Setelah usai menanggapi makna, aku gagap merangkai kata. Seperti berkesudahan. Pelan-pelan bangkit. Menelan satu persatu huruf. Ku kunyah sebagian. Sebagiannya lagi langsung habis ditelan saja.

Jangankan kalimat, kata saja sudah tak bisa ku baca. Otakku seperti korslet. Reset. Kembali ke titik nadir. Hilang dan kosong.

Pengetahuanku mupus. Wawasanku tiada. Cakrawalaku gelap.

Yang tersisa perlahan, adalah akalku yang bekerja perlahan.Menetralkan semua inputan informasi. Membedakan mana yang bias mana yang sejati.

Dan itu lama.

Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

Seberang

Anak seberang jalan. Memungut lumpur ditangannya. Melemparkannya ke tembok. Berharap tembok itu runtuh. Ia belum tahu. Tembok mungkin tak runtuh, tapi bekas lumpur setia menempel bertahun-tahun tak terhapus. Dan itulah perjuangan.


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

Menulis untuk menstrukturkan pikiran

Ya, itu saja!
Lakukan.

Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

Berjiwa Kecil

"Kalau kamu masih tidak percaya diri dengan karya tulisanmu, itu sama saja bentuk pengingkaran nikmatmu kepada Tuhan. Kamu manusia baik, dianugerahi kepiawaian merangkai kata menjadi kalimat, menggandeng kalimat menjadi tulisan, membumbuinya dengan diksi dan majas, mengawinkannya dengan nilai ketulusan. Tapi tetap saja jiwamu masih kecil, belum bisa menghargai kuasaNya. Pelan saja, tumbuh dan tumbuh, tulis dan tulis. Toh, menulis itu bukan untuk menjadi penulis. Menulis adalah kebutuhan sosial.", gugatnya padaku.
Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

minimil

"Minimal pegang satu hal kebaikan yang kamu lakukan secara kontinu dan kontinu, itu sudah bisa jadi tabungan kebaikanmu, yang bisa kamu cairkan sewaktu-waktu tapi tentu dengan ijin Dia. Tanpa itu semua, kamu cuma seperti belalang sawah yang lompat sana sini mencari air di ujung daun.", katanya padaku disebuah malam.
Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

pesen

Simbah : "Opo kowe nunggu sampe aku ra ono sik, supoyo kowe paham sopo lan opo aku iki"

Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

ANAK SUKSES BERMULA DARI BANGUN PAGI

(TIPS PARENTING)

Bendri Jaisyurrahman

1| Perbaikan kualitas generasi selayaknya dimulai dgn kebiasaan bangun di pagi hari. Sebab generasi unggul bermula dari pagi yg masygul (sibuk)

2| Kebiasaan bangun pagi hendaklah dimulai dari usia dini. Peran Ayah amat dinanti. Ayah yg peduli tak abai dalam urusan bangun pagi buah hati

3| Jika anak terbiasa bangun siang. Maka keberkahan hidup melayang. Aktivitas ruhani menjadi jarang. Perilaku menjadi jalang

4| Mulailah dengan malam yang berkualitas. Anak tidak terjaga di ambang batas. Harus buat peraturan tegas. Kapan terjaga dan kapan pulas

5| Sehabis isya jangan ada aktivitas fisik berlebihan. Upayakan aktivitas yang menenangkan. Membaca atau bercerita yg berkesan

6| Biasakan berbagi perasaan. Mulai dengan cerita aktivitas harian. Evaluasi jika ada yang tidak berkenan. Sekaligus sarana pengajaran

7| Buat kesepakatan bangun jam berapa. Lantas anak mau dibangunkan bagaimana. Jadikan ini sebagai modal membangunkan di pagi harinya

8. Tutuplah aktivitas malam dengan dengarkan tilawah. Agar anak tidur membawa kalimat Allah Pemberi Rahmah. Terekam dalam memorinya sepanjang hayah

9| Pagi pun datang. Jalankan kesepakatan yang dibuat sebelum tidur menjelang. Bangunkan anak penuh kasih sayang. Bangunkan dengan cara yg ia bilang

10| Jika anak menolak tuk beranjak, ingatkan akan kesepakatan semalam. Anak siap terima konsekuensi tanpa diancam. Batasi kesenangan yg ia idam

11| Bangunkan anak dengan kalimat Ilahi. Agar paginya diberkahi. Jika perlu adzan di telinga kanan dan kiri. Bisikan dengan lembut tembus ke hati

12| Jika ia segera bangun, jangan lupa apresiasi. Hadiahi dengan doa dan kecupan di pipi. Tak lupa bertanya tentang mimpi. Anak butuh transisi

13| Jika anak telah terjaga, siapkan aktivitas olah jiwa dan raga. Agar fisik anak bergerak tak kembali ke kasur yg menggoda. Mudah-mudahan jadi pola

14| Jalankan pola ini minimal 2 pekan. Agar lama-lama jadi kebiasaan. InsyaAllah anak bangun pagi dengan kesadaran. Sebab tubuhnya telah menyesuaikan

15| Jika ayah tak sempat membangunkan, karena harus segera ke kantor kejar setoran, mintalah ibu berganti peran. Agar anak tak merasa diabaikan

16| Jangan sampai anak tumbuh remaja, punya kebiasaan yang tidak mulia. Bangun pagi selalu tertunda. Sholat shubuh di waktu dhuha. Banyak melamun tak ada guna

17| Jika terlanjur anak bangun kesiangan. Buatlah rencana bersama pasangan. Konsisten dan tidak saling menyalahkan. Fokus kepada upaya perbaikan

18| Sebelum terlambat, segera bertindak cepat. Agar masa depan anak selamat. Fokuslah kepada perbaikan pola tidur yg sehat

19| Jika anak terbiasa bangun pagi sedari dini, itu ciri anak berprestasi. Tak mudah dipengaruhi berbagai pergaulan yg tidak islami

20| So, tunggu apalagi. Jangan cuma bisa marah dan mencaci.

Segera bertindak untuk buah hati. Fokuslah kepada bangun pagi subuh.. Semoga bermanfaat


nb : dapat dari whatsapp
Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

Binar

Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

setahun yang lalu.

Itu menyebabkan saya membiarkan diri "gedhe rumongso" mengaku-ngaku mereka sebagai anak saya, didalam pesawat rohaniyah kegembiraan dan kebanggaan hidup saya dalam penugasan yang ini. Anak-anakku itu terampil dan prigel mengolah Bumi, untuk diakhiratkan. Anak-anakku itu canggih dan tekun mengelola materi dan materialitas tidak menjadi materialisme dan tanpa pernah menjadi materialistis. Anak-anakku yang dilimpahi juguran syafaat oleh Kanjeng Nabi itu sangat memiliki kewaspadaan intelektual dan spiritual untuk tidak menjalani kehidupan ini dengan adrenalis keserakahan mencari laba-laba sebanyak-banyaknya karena beranggapan seolah-olah mereka akan hidup selama-lamanya. Kemudian mengakali dan mengeliminir kerakusannya itu dengan kerajinan ibadah yang dilokalisir dan dimanipulir sebagai satu-satunya tindakan yang bermakna akhirat. Tidak. Anak-anakku Juguran Syafaat mengolah bumi, bekerja keras, mengendalikan materi, untuk justru diakhiratkan, ditemukan makna keabadiannya, ditarikati akurasi keakhiratannya. Anak-anakku Juguran Syafaat menggenggam batu, kayu, logam, lembaran-lembaran dan cairan-cairan, tidak untuk mendirikan Monumen Bumi, melainkan dirohanikan menjadi Kesejatian Sorga. Sebab mereka bukan sekedar "ka-annaka taísyu abadan", seakan-akan hidup selama-lamanya, melainkan "li-annaka taísyu abadan" — karena memang engkau hidup hingga abadi, karena ujung perjalananmu adalah menyatu dengan dan kepada Allah, bahkan meniada "menjadi" Allah, karena engkau dan kita semua tidaklah sesungguh-sungguhnya ada. Dan Allah itu abadi. Siapakah selain Allah yang pasti abadi?

Mbah Nun

11 April 2015
Yogyakarta.

- sent from my Lenovo Android

darinya untukku

Ia menatap ke jalan. Matanya nyalang. Senyumnya tajam. Siap menebarkan api kemana ia pergi. Ransel merah dipundaknya pun penuh dengan mimpi. Pakaian andalannya? Sudah bisa ditebak. Jeans belel dan kaos yang jarang diganti. Penuh dengan tambal sulam pemikiran yang menggelora.

Aku jadi ingin bertanya, apa keinginannya saat ini. Pernah ia berkata, aku ingin menguasai dunia. Ah, ambisius sekali pikirku. Hanya kujawab dengan tegukan kopi.

Waktu baginya pun selalu berjalan dengan cepat. Tik tok tik tok. Berlari melaju, seperti ia yang senang dengan kecepatan motor besarnya. "Dengan ini, aku mengendarai waktu," katanya saat itu.

Hidupnya pun ia buat penuh dengan patokan. Tidak sepertiku yang senang bersantai, ia benci sekali berjalan tanpa tujuan. "Ah, kau membosankan," lepasku malam itu. Ia pun berlalu dengan senyum, "Banyak yang harus kukerjakan."

Ia menatap ke jalan. Matanya terang. Senyumnya dalam. Tidak hanya membawa api, tapi juga siap menebar air, tanah, udara kemana ia pergi. Ransel hitam dipundaknya penuh dengan doa. Pakaian andalannya? Tetap jeans belel dan kaos yang seperlunya berganti. Penuh dengan berbagai persiapan sejak jauh hari.

Kali ini, aku masih ingin bertanya, apa keinginannya. Lalu ia menjawab, "Aku sudah tidak menginginkan apapun untuk diriku." Dan aku hanya tersipu kemudian tertunduk pada kopi.

Kini, waktu baginya berjalan lebih tepat. Tak tik tuk, tak tik tuk. Setepat kecepatan motor 70an kesayangannya. "Dengan ini, aku lebih menghikmahi waktu," terangnya padaku.

Terimakasih untuk segala metamorfosa yang terjadi di hidupmu. Terimakasih untuk hidup yang kau persembahkan untuk kami. Terimakasih untuk semua, kekasihku, sahabatku, rivalku, mentorku, suamiku, dan ayah dari anakanakku. Teruslah hidup. Teruslah urup.

Selamat ulangtahun. Aku mencintaimu, selalu.

#20 : Kemis, Legenda Tukang Kayu

Tak ada kayu yang disentuhnya yang tidak menjadi karya. Tangannya ajaib. Mungkin saudara kandung dengan kayu. Pernah bermain bersama dengan pasah, gergaji dan tatah. Sehingga akrab bukan main.

70% perabot rumah saya dibuatnya. Halus, rapi dan memuaskan. Memang ada orang yang diciptakan demikian. Punya keahlian spesifik tanpa tanding.

Dan dia orang yang sudah tahu, mengapa ia turun ke bumi.


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

#19 : Farid Gaban, Sederhanais

Rumahnya ada di Wonosobo. Bukan rumah gedong, untuk ukuran wartawan senior sukses dan sekarang memimpin majalah baru di Indonesia. Rumah kayu dengan halaman belakang kali, halaman depan kolam ikan. Damai. Tentram.

Farid Gaban mengatakan, hidupnya simple living. Berguru pada Thoreau, filosof Amerika penulis Walden. Sampai saya ketemu, dia tidak memiliki mobil, baginya kalau memang cukup hidup dengan motor, ya sudah. Makan sederhana. Perabot rumah seadanya. Saya lihat sendiri. Ada banyak sekali hal yang bisa saya pelajari darinya. Tentang kesederhanaan hidup.

Meski begitu, ia tidak lepas berkarya. Anaknya kuliah di Jerman.
Ukuran luar biasa.

Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

#18 : Elyas, Papua Itu Saya

Diperawakannya yang atletis, pantas saja, orang Papua selalu kuat berolahraga. Kondisi alamnya yang pegunungan membuat orang Papua selalu bergerak mencari makan. Ketika kemarin saya menonton film dokumenter dari Watcdoc berjudul the Mahuzes, saya semakin percaya Papua itu kaya. Disana tidak perlu menanam atau merawat untuk makan, cukup mengambil seperlunya apa yang ada di alam.

Elyas, teman baik saya ini lulusan Universitas Cendrawasih, Jayapura. Otaknya cerdas, usai S1 dia pergi ke Prancis untuk studi lanjutan. Koneksinya banyak.

Pantas saja, dia kan sekretaris gerakan mahasiswa papua, underbow-nya OPM. Sewaktu bersama, saya tanya, apa kamu mendukung untuk berpisah dengan Indonesia. Lantang ia jawab, ia! Indonesia tidak ada bedanya dengan Belanda, sama-sama penjajah. Mungkin detik itu saya berfikir bahwa dia terlalu termakan propaganda OPM atau doktrinasi seniornya, tapi sekarang saya paham. Betapa Indonesia menjadi hal yang asing di tanah Papua. Yang mereka kenal hanyalah kerakusan orang Jakarta. Patriotisme Elyas pada Papua tidak diragukan lagi. Tanahnya itu tanah Papua.

Yang lebih penting dari itu. Kami tetap bersahabat baik. Saling berkirim kabar. Meski kami nantinya akan berbeda negara, mungkin. Tapi kami junjung satu nilai sama, kemanusiaan. Dan itu yang ia pelajari selama ini.


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

#15 : Andri Triyanto, Pemburu Tutorial

Meski bangun pagi menjadi kesulitan hidupnya, tapi nomor satu kalau diajak melek malam. Rokok kopi teman setianya. Berkacamata tebal, khas penyandang predikat orang pintar. Yang selalu saya terjemahkan rajin menengok layar komputer.

Andri menjadi semangat saya untuk belajar. Dalam etos belajarnya, ia selalu terdepan. Tidak malu bertanya ke orang lain, bahkan yang lebih muda umurnya. Ikhlas mengendarai motor tuanya, melaju ratusan kilometer untuk menyambung ilmu dengan orang baru yang perjumpaan sebelumnya hanya lewat pesan. Belajar malam hari, via online menjadi fokusnya saat ini.

Dia teman SMP saya. Saya ingat waktu itu bermain playstation bersama, sepulang sekolah. Menyandang tas eiger, naik sepeda. Kami menjadi berandalan kecil, menerobos pagar sekolah yang akhirnya kena guru bahasa. Berolahraga bersama, menendang bola.

Andri, si pemburu tutorial. Hobinya masih, mendownload tutorial. Belajar dari internet.

Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

#17 : Ginanjar Adhi, Teman Jalan

Kalau ada teman jalan yang asyik, itu Adhi namanya. Cerdas, punya banyak kawan, pendiam tapi punya banyak ide. Sekilas orangnya seperti tertutup, tapi sebenarnya menyenangkan diajak diskusi.

Saya berpetualang dengannya berkali-kali. Dari Jawa Timur sampai Aceh, tidak pernah ada perjalanan yang mengecewakan.

Mimpi kami nisbatkan. Perjalanan ke pelosok negeri kami idamkan. Menjelajahi laut, menelusuri kota kecil dan berlatih membuat catatan.
Tak terasa masing-masing kami sudah punya anak. Meski ada segudang mimpi kami yang belum tercapai, kami simpan rapat dalam brankas langit.

Dan diam-diam, dialah yang memperkenalkan Kiai Kanjeng pada saya.

Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

#16 : Tantri Rinukti, Bidan Sakti

Mungkin sudah ribuan bayi lahir yang ditolongnya. Mengingat sudah separuh baya, dan sebagian besar hidupnya ia abdikan sebagai bidan. Dan dirunut-runut, dahulu ibunya adalah memang seorang bidan. Apalagi sekarang anaknya pun menjadi bidan juga. Sudah seperti titisan saja.

Sabar, pro normal, open minded dan sangat keibuan. Keluasan hatinya yang luar biasa, meski ada pertentangan dari lawan kerjanya yang tak pernah ia anggap lawan. Jika ia sedang bingung, pelariannya adalah Tuhan. Ini asyiknya. Kawan dekat saya pernah diminta untuk cesar karena posisi bayinya yang sungsang, dan dengan kesabarannya dbaliknyalah posisi itu dengan berbagai usaha. Menarik.

Pernak pernik dirumahnya sangat menarik. Dari interior sofa, hiasan dinding, keramik, sampai kalender jayabaya saya sangat suka. Gaya bicaranya sangat sederhana, tidak pernah menekan.

Baru pernah saya bertemu bidan yang memang tahu bahwa tugasnya di dunia adalah sebagai bidan. Dan saya kagum setiap kali bertemu dengannya.


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

#14 : Harianto, MultiTalent

Fikirannya seperti tidak pernah berhenti. Bahkan dalam setiap guyonannya. Mungkin dalam tidurnya ia berfikir. Atau setidaknya mimpinya berfikir juga. Seperti jalan terus, seperti berputar terus. Seperti bekerja terus.

Dalam landasan berfikirnya yang sangat realistis ternyata juga sangat idealis. Dia mampu menggambar kreasi manual maupun digital. Menguasai teori pergerakan kiri sembari praktikum menulis sastra dan berteater. Dalam bidang agama, ekonomi Islam jadi fokus belajarnya. Tapi tasawufpun mampu ia selami. Public speakingnya yang saya salut. Bisa menguasai forum tanpa menjatuhkan orang lain. Terakhir ia didapuk jadi wakil dari Kadipiro, sejajar dengan profesor-profesor lulusan universitas ternama.

Disiplin, dan ternyata sangat berakhlak. Jarang saya menemukan kata meminta dalam dirinya. Bentuk kemandirian yang sudah mengakar. Gagasannya hidup. Mengalir kesana kemari. Dan ternyata memang, tidak pernah berhenti. Beberapa koleksi dirumahnya sungguh aneh. Batu kali sampai batu pra sejarah. Pelan-pelan jadi arkeolog juga.

Mungkin satu yang dia tidak bisa, menyanyi. Meski tampang seperti Bebi Romeo..


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

#13 : Hirdan Ikhya, Lurus Panutan

Sekarang dia menjadi bassist Ki Ageng Juguran. Sepulangnya ia menjadi juru tata tata sound music, lalu merangkap menjadi supir perkap. Terkadang ia ikut menulis, atau meng-index buku-bukunya Cak Nun. Bagi saya ini pekerjaan berat. Disela-sela itu semua, ia ikut berfikir tema apa yang cocok untuk diskusi bulan depan. Atau untuk juru asang usung, kurir barang, ia siap stanby 24 jam.

Usianya yang sangat muda, dan sudah mampu mencerna apa yang kami kunyah. Kadang timbul ketakutan, takut limbung ditengah jalan. Tapi dengan wadah yang luar biasa, ia bisa menampungnya pelan-pelan.

Lurus, setia, tak kenal kejahatan, baik dan manutan. Abdi dalem sejati. Pamomong umat. Tentunya ada beberapa life skill yang harus dilatih, tapi itu proses. Bisa dikerjakan sambil jalan. Kesetiaan yang dipegang. Nilai sejati yang digenggam. Bukan pamrih yang dia cari.

Saya penasaran, endingnya seperti apa nanti...

Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

#12 : Reiza, Pengendara Awan

Dalam setiap penerbangan yang saya ikuti, saya selalu membayangkan disupiri mas Reiza. Meski ternyata, saya baru terbang beberapa kali. Hehe.

Reiza orang yang sangat sederhana. Berkaos tin tin, bercelana jeans biasa. Tapi siapa mengira dia seorang pilot senior penerbangan internasional. Sekarang tinggal di Malaysia. Sebuah bentuk perlawanan dan kekecewaannya terhadap Indonesia. Dan sudah bertahun-tahun dia tidak mengikuti berita tv Indonesia. Meski, setiap seminggu sekali ia berjadwal ke Indonesia.

Yang mengagumkan adalah pencariannya akan kebenaran. Rela melakukan apa saja asal bisa mencapainya. Sikap terbukanya terhadap semua orang sangat menyenangkan. Tidak sombong dan humble luar biasa.

Saya seperti menemukan saudara lama di Malaysia. Bertemu disana dan dijamu sangat luar biasa pula. Di Bali kami ketemu kembali, dan rasanya menyenangkan sekali.

Kesederhanaannya, sikap open minded, mau mendengarkan cerita orang lain, bagi saya luar biasa, untuk ukuran seoranf pengendara awan yang berpuluh tahun menyeberangi angkasa.


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

#11 : Toto Rahardjo, Penggerak Gerakan

Wajah tuanya yang kokoh, menandakan sebagian besar umurnya habis dilapangan. Bertemu masyarakat, meminang konflik, beranak gerakan. Namanya sudah pasti jadi bahan rujukan gerakan sosial di Indonesia dari tahun 80an. Dari kasus ibu hamil hingga tambang multi nasional. Dari Aceh, Nusa Tenggara hingga Papua. Dari urusan perut sampai konflik agama.

Konsistensinya teruji. Sampai sesenja ini pun masih bergerak dalam gerakan. Bergerak gerak menggerakan gerakan.

Orang sering salah memahaminya. Mereka pikir orang ini komunis sosialis anti tuhan. Padahal dalam dirinya, dia berTuhan sangat sejati. Spiritualis. Beriman penuh. Meski mungkin penampilannya tidak mendukung itu semua.

Dalam dua tahun terakhir, saya belajar padanya tentang struktur berfikir, analisis sosial, kritik masyarakat, gerakan wacana, filsafat tani dan pangan hingga gerakan madinah kanjeng Nabi. Rasa-rasanya kok belum genap semuanya saya serap. Masih dalam sumur yang musti saya timba. Belum cukup waktu saya mempraktekannya.

Ah, haus sekali.

Toto Rahardjo, potret menarik si manusia senja...


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

#10 : Ujang, Vokalis Sosialis

Vokalis. Suara melengkingnya bikin merinding. Cocok pula dengan tubuhnya yang ceking. Kalau dirunut, ternyata penyebab utama kurusnya dia karena kebanyakan tirakat dan puasa. Jadilah dia 'wadah' yang luar biasa luasnya yang bisa menampung apapun.

Tidak ada teman yang tidak dekat dengan dia. Semua berhubungan baik. Mau musuh sekalipun, bisa bersahabat baik dengannya. Kuncinya satu, tak mau punya musuh. Senyumnya yang khas, mengalahkan siapa saja. Guyonannya yang pas dirindukan semua teman.

Sosial. Orang sangat sosial. Siap membantu apapun kondisi teman-temannya. Dan tidak ada yang tidak pernah dibantunya. Apapun. Meski sekedar dorong motor ke tambal ban.

Riwayat yang luar biasa hidupnya, penuh perih penderitaan, menyedihkan kalau diceritakan. Tapi justru tak pernah membuatnya bersedih. Air mukanya tetap ceria. Mimik wajahnya menyenangkan. Apa-apanya selalu pas. Dan gestur tubuhnya meladeni semuanya.

Yang selalu jadi masalah buat saya sesama vokalis hanya satu. Dibalik suaranya yang sangat luar biasa saat suluk sholawat, dia sangat pemalu.

Fuh, paling berat mengubahnya!!


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

#9 : Meta, Guru TK di Hutan

Meski tubuhnya tambun, tidak menghalangi dirinya untuk selalu lincah dihadapan anak-anak. Meski mungkin sedang bersedih hatinya, harus bisa ia transformasikan dalam muka yang ceria kalau sudah didepan anak-anak. Siapa lagi kalau bukan Meta, teman saya yang satu ini tidak pernah tidak hobi menyanyi.

Usaha yang luar biasa sejak kuliah, sudah mengajar anak berkebutuhan khusus di salah satu lembaga inklusif di Purwokerto. Salutnya tuh disini. Disaat teman-teman lain gemar jalan-jalan, kuliah gak genah, pacaran sana sini, hiburan belanja, eh dia malah 'bergelut' dengan pekerjaannya menangani anak autis.

Dan sekarang, salah satu buahnya, dia sudah dipercaya jadi Kepala Sekolah TK Alam Baturraden. Prestasi luar biasa bagi saya, mengingat umurnya masih sangat muda.

Kerja keras, peduli teman peduli anak-anak, mudah bergaul, mau belajar mungkin salah satu kunci yang saya perhatikan selama ini. Persahabatan kami sudah lebih dari 6 tahun, dan tetap tidak ada masalah apapun.

Fuh, semoga lekas Met. Lekas diperjodohkan. Wong hurung je!


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

#8 : Amin, Pasukan Saba Kuburan

Dan saya baru paham beberapa waktu terakhir, melalui film Interstellar. Sungguh, itu film luar biasa kode dari Tuhan tentang komunikasi beda dimensi. Itu si tafsir saya.

Dan Amin, teman saya sudah mempraktekkan ilmu ini lama sekali, bertahun-tahun yang lalu. Bahwa kita mudah berkomunikasi dengan sesorang yang ada disana, di dimensi diatas kita.

Amin, pelaku torikoh ziarah, melakukan rutin setiap malam jumat. Biar saja orang mengatakannya bidah, khurafat, takhayul, tapi bagi Amin, ini usahanya selama ini.

"Kalau ngomong sama yang hidup sudah mentok, ya sudah, ngomong sama wali yang udah ninggal aja", kata Amin tempo hari.

Sekarang, Amin jualan daun. Baginya ini berkah tersendiri. Dari sini dia bisa mengajak beberapa kawannya bergabung. Dalam komunitas kami, dia paling stabil ekonominya.

Bisa jadi dari tirakatnya itu. Meski saya tahu, kerja kerasnya seimbang dan dalam doanya tak pernah sekalipun berucap tentang dirinya sendiri.


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

#7 : Rouf, Tarikah Ala Timur

Saya belajar untuk tidak tidur setelah shubuh hingga dhuha itu kepada beliau. Tapi baru mempraktekkan 2 tahun kemudian, setelah mas Agus bercerita detail beberapa minggu yang lalu.

Aliran tarikohnya luar biasa. Mengambil dari India. Berperjalanan beberapa hari hingga berbulan-bulan. Mengembangkan diri dalam nuansa disiplin ketat bergaris torikoh. Mempelajari hidup, berbaur dengan masyarakat sekitar. Memadukan metode semata-mata untuk Tuhannya.

Dan dalam tatanan terkecil kehidupan, yaitu keluargapun ditata sedemikian rupa dengan aturan diri yang sangat disiplin. Membaca kisah, memperluas tafsir, menaati hukum, mencari yang benar, dan tidak menjadi asosial.

Kakak saya ini, tetap rajin bekerja. Dan ini perbedaannya. Dimana dibeberapa aliran torikoh, saya melihat orang menjadi malas bekerja. Dan anggap saja saya salah melihat. Kakak saya jago luar biasa dalam bekerja. Melakukan pekerjaan rumah, tukang, beberes, ngopeni anak, sampai betul-betul rumah. Dan orientasinya satu, syukur atas rahmat nya Allah.

Saya banyak sinau, khususnya bab disiplin dan berbaur secara sosial. Kerja kerasnya. Rasanya menyenangkan hidupnya. Disisi lain, saya tahu hidupnya tidak enak-enak amat.


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

#6 : Bakhtiar Prihono, Raja Debat

Berdebatlah dengan Pak Hono, dan siap-siaplah kalah. Semua jurus dia keluarkan. Teguh pendirian bisa jadi sikap hidupnya, kalau tidak dibilang sebagai keras kepala. Ratusan celah dia bisa masuki. Sehingga argumen seperti apapun ada alibinya. Dia rajanya.

Tapi yang menarik adalah cara dia mau belajar. Dia siap belajar kepada siapapun bahkan mungkin kepada yang dia kalahkan debatnya. Saat menjadi pengacara unggul, tarifnya luar biasa mahal. Paling mahal se Purbalingga. Tapi kalau sedang membela orang tidak punya, pantang baginya menarik bayaran.

Sekarang dia sibuk ngurus warung makan, manajer grup musik dan jualan sayur online. Luar biasa padat jadwalnya dari pagi sampai malam. Produktivitas adalah pegangannya. Maka, kalau melihat anak muda seperti kami malas bekerja dan mengeluh capek, rasanya dia ingin menjotos kami satu persatu.

Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

#5 : Mutie, Sobat SMK

Kalau ada yang bisa menjalani hidupnya. Saya akan salut 347%. Berat. Dan sangat awesome.

Teman saya ini adalah manusia langka. Jujur dalam berfikir hingga bertindak. Lurus dan tidak punya fikiran jahat.

Anaknya sudah dua. Menikahi wanita luar biasa anak pak carik di desa lereng gunung slamet. Perjalanan hidupnya liku-liku hingga bisa sampai sekarang ini.

Kalau ada lima jempol dalam tubuh saya, sudah pasti saya berikan semua ke dia. Dengan bapak ibunya saya akrab sekali. Sudah dianggap anak sendiri lah.

Saya selalu bisa belajar darinya setiap saya bertemu. Ya, dia salah satu sobat dan guru saya.

Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android