#7 : saya dan teman-teman SMK

dari kiri :
Hilmy, Eriz, Bram, Galih

foto diambil waktu kita kelas 3.

#6 : pencerahan pagi ini

buat sekarang, ayok kita berjuang dulu. kita tunjukkin ke dua orang tersayang itu, kalau kita bisa bertahan dengan jalan yg dipilih. nggak mudah, tapi aku tau kamu bisa.

#5 : hidup penuh kejutan

tak ada yang menyangka, aku memilih jalan ini untuk hidup. berjualan hasil bumi, keluar masuk desa, dan ketemu petani.
tak ada yang menyangka kemudian lulusan teknik telekomunikasi sehari-hari berurusan dengan hal yang manis, gula jawa.
tak ada yang mengira kemudian fikry bisa cocok dengan iswa. hal yang sangat tidak diprediksi sebelumnya.
tak ada yang menebak kemudian andri kok bisa-bisanya dengan latifa, teman smp sendiri, yang dulu kayaknya biasa-biasa aja. smp tak ada rasa, tak ada beda. biasa. namun sekarang, sudah halal mereka.
tak ada yang menyangka, teman-temanku dulu yang memegang kuat idealisme sebagai wirausaha harus kembali menuju jalan seperti teman-teman yang lain, menjadi pekerja.
tak ada yang menyangka, aku yang sudah begitu PD, dengan diriku, mengajak kebaikan, dengan niat baik, dan kemudian terbantahkan oleh dosa lama yang aku sungguh menyesal karenanya.
tak ada yang mengira kemudian orang yang dijunjung langit bumi di 2004 lalu, kemudian hilang wibawanya oleh media.
tak ada yang menebak, hidup memang tidak tertebak. karena hidup adalah teka-teki.

"kepastian bisa dibuktikan, kemungkinan tidak bisa dibantah", kata mbah Nun.

aku jadi ingat obrolanku dengan mas Agung, saat antar gula dari kemranjen ke bojongsari malam itu,
"hidup itu seperti molen, kamu ndak pernah tau rasa apa yang kau dapatkan, kecuali kamu menggigitnya"

ah,hidup memang penuh kejutan. apalagi di 2012 ini.

#4 : ........

#2 : Menyanyikan Jakarta


Jakarta, ada 3 kata yang cocok untuknya. Ego, macet dan sesak. Tapi mungkin cukup banyak orang yang mengapresiasikan Jakarta dalam berbagai bentuk karya, contohnya musik. Berikut ku kumpulkan beberapa lagu yang setidaknya mewakili tentang tiga kata tadi. Meski subyektif. So, Check this out!

C'mon Lennon - Aku Cinta Jakarta
Irama riang, nada yang mudah diingat, dan suara vokalis yang sederhana dari lagu ini membuat seakan-akan Jakarta adalah kota yang indah. Mereka mencintai Jakarta dengan cara mereka sendiri. Tentunya lewat lagu ini. Band ini jebolan IKJ. Eksplorasi musik yang tidak biasa membuat pendengarnya bisa mengeryitkan dahi, kemudian tersenyum ditengahnya. Backing vokalnya juga ramai, plus menyenangkan. Lagu ini melihat Jakarta dari kacamata yang lebih positif.

Iwan Fals - Lagu 2 (jakarta)
Sang Legenda merilis lagu ini di Album Hijau tahun 1992. Rasa-rasanya memang benar sekali apa yang dikatakan di lagu ini. Semuanya fakta.
Lagu ini nikmat dinyanyikan di seore hari, memetik gitar dipinggir lapangan hijau yang luas. Oh, indahnya. Nuansa akustik terasa sekali, perkusi dipukul pelan tapi penuh makna. Koor ditengah refrain membuat semakin indah. Iwan Fals, memang melegenda. Lagu ini salah satu buktinya.

Dewa 19 - Selatan Jakarta
Jakarta bagian selatan nampaknya memang daerah paling hijau dari daerah dimanapun di Jakarta. Setidaknya sampai lagu ini tercipta. Ini yang kemudian menginspirasi Ahmad Dhani dalam membuat lagu ini. Juga karena bukan kebetulan dia punya rumah di Pondok Indah.
Irama rock lama masih melekat jelas. Suara Ari Lasso, vokalis lama Dewa 19 melengking tinggi membuat perut mudah melilit. Super! Andra main dengan lepas, Wong Aksan luar biasa, Erwin cihui dan Dani menggawangi.
Lagu ini diakhiri dengan vokal dari Oppie Andaresta, indah sekali.
Dari lagu ini, mengingatkan aku pada Bogor. Ya, di Kota Hujan ini aku menyetelnya hingga puluhan kali dalam sehari. Hahaha...

Slank - Jakarta Pagi Ini
Sekarang pagi di Jakarta pun sudah seperti senja. Mendung bukan karena hendak hujan, tapi langit penuh dengan polusi.
Slank menuliskan lagu ini penuh dengan pengharapan akan hijaunya Jakarta. Slank merasa sepi meski di keramaian Jakarta. Jakarta memang menciptakan kesepian pribadi karena individualisme dimana-mana.
Lagu ini enak sekali dinikmati pagi-pagi di atap gedung, seusai sholat shubuh, sambil minum teh manis dan gorengan.

Bangkutaman - Ode Buat Kota
Diawali dengan koor indah nan ceria yang mudah diingat dan dinyanyikan, lagu ini selalu mengingatkan akan Jakarta yang bisa saja dijadikan hal yang menyenangkan. Akhir lagu dipenuhi dengan koor sedemikian lama tapi tak membosankan juga disempili dengan harmonika sederhana namun indah. Liriknya penuh dengan kata lugas. Meski tak ada satupun kata Jakarta dalam liriknya, namun sungguh mewakili Jakarta sepenuhnya. Bangkutaman, adalah anak-anak Jakarta yang sempat hidup lama berkuliah di Jogja. Namun harus kembali lagi ke kehidupan sebenarnya di Jakarta. Bangkutaman bisa dibilang bapak musik indie di Jogja. Lagu ini salah satu masterpiece-nya.

Achmad Albar - Bis Kota
Aku yakin rock klasik takkan pernah mati. lagu ini buktinya! Meski sudah berumur puluhan tahun, tapi nampaknya memutar lagu ini masih relevan dengan jaman sekarang. Apa karena Jakarta tak ada perubahan dengan kemacetannya? Haha, entahlah. Tanya saja kepada Bang Kumis. Permainan gitarnya membuat garang, suara Om Achmad lantang mantap. Cocok diputar berulang-ulang saat naik bis kota. Asal jangan jingkrak-jingkrak saja!


09:07
Franky Sahilatua - Bis Kota
kalo lagu ini tentang Surabaya, :D

#1 : #FatwaRindu


kucari namamu, yang ada ini. 
ada apa ya?

Ada Gula Semut

menghisab Tuhan


Dikisahkan ketika Rasulullah thawaf, di depannya ada orang Badui yang juga sedang thawaf. Si Badui menyebut satu sifat Allah saja, yaitu ‘Ya Kariim..Ya Kariim..Ya Kariim’. Rasulullah senang sampai kemudian menirukan di belakangnya. Si Badui menoleh, dan memperingatkan Rasulullah untuk tidak menirukannya.


    Rasulullah tetap menirukan tapi lebih pelan. Setelah 3 tahap ditirukan, si Badui merinding dan menoleh sambil berkata:

    ‘Wahai kamu orang Arab, kalau tidak karena aku memandang wajahmu yang penuh cahaya, sebenarnya aku benar-benar marah kamu tirukan aku dan akan aku laporkan kepada Muhammad!’

     Rasulullah bertanya, ‘Kamu kenal Muhammad?’

    ‘Aku berkeliling mencari-carinya ,tapi bahkan sampai saat ini aku belum juga bertemu dengannya,” jawab si  Badui. 

    ‘Ya Badawi, aku ini Muhammad nabimu.’ 

    Orang Badui itu langsung memeluk Muhammad, mencium tangannya. Ketika itu datang Jibril, menyampaikan salam dari Allah untuk Muhammad dan juga menyampaikan pertanyaan dari Allah untuk si Badui. 
  
     ‘Apakah engkau mengira bahwa Allah tidak akan menghisab dosa-dosamu dengan wirid Ya Kariim Ya Kariim?’ 

     Orang Badui itu menjawab, ‘Apa? Allah akan menghisab saya? Kalau Allah berani-berani menghisabku, aku akan ganti menghisab Dia.’ 

     Jibril kembali menyampaikan pertanyaan Allah kepada si Badui, ‘Ya Muhammad, Allah menitipkan pertanyaan bagaimana caranya kamu menghisab Allah padahal Allah lah yang berposisi menghisabmu?’      

    ‘Kalau Allah menghisab dosaku, maka aku akan menghisab ampunan-Nya kepadaku. Kalau Allah menghisab kelalaian hidupku, salah-salahnya sikapku, maka aku akan menghisab kedermawanan-Nya padaku.’     

     Allah menyuruh Jibril berkata pada Muhammad untuk menyampaikan kepada si Badui, ‘Tidak usah kamu menghisab-hisab Allah, karena Aku tidak akan menghisab kamu!’



dari sini
Kalau memang bagimu kehidupan adalah perjuangan untuk berkuasa dan mengalahkan saudara-saudaramu sendiri; kalau memang bagimu kehidupan adalah mengincar dan menikam punggung saudaramu sendiri dari belakang; kalau memang bagimu kehidupan adalah mengganti monopoli di tangan orang lain dengan monopoli di tanganmu, atau menggusur hegemoni di genggaman orang lain menjadi hegemoni di genggamanmu, atau mengusir macan untuk engkau macani sendiri — maka pertanyaanku, apakah itu adalah tawaran dari nurani dan kesadaranmu agar kita percepat saja proses untuk saling musnah memusnahkan

Tuhan berhak memaparkan suatu gejala yang pada repetisi kesekian dihipotesiskan oleh manusia sebagai jenis "perilaku" Tuhan atas nasib manusia. Tapi Tuhan juga berhak kapan saja melanggar rumusan apapun yang pernah Ia berikan. Bahkan Tuhan seratus persen tidak berkewajiban untuk berbuat adil kepada siapa pun, karena Ia tidak terikat atau bergantung pada pola hubungan apapun dengan siapa pun, yang secara logis membuat-Nya wajib bertindak adil.
Namun Ia selalu sangat adil kepada siapa pun, dan tindakan adil-Nya itu bukan karena Ia wajib adil, melainkan karena Ia sangat sayang kepada makhluk-Nya.
Disaat manusia berlomba-lomba menampilkan eksistensi dirinya dalam panggung kehidupan yang penuh kepalsuan dan hipokrisi, Maiyah sanggup membuang dirinya dan tak dianggap oleh siapapun. Ia bersedia ketlingsut. Maka, ketika orang-orang ramai-ramai membicarakan satrio piningit, mereka tak sadar bahwa satrio piningit itu sebenarnya telah tiba.