hari #20 : tentang ikhlas

"Ikhlas, adalah menerima Tuhan dengan segala kebenarannya. Tidak bertanya lagi!"
- MTGW

Obrolan dengan sahabat-sahabatku tentang tema ini nampaknya takkan pernah berakhir. Ikhlas itu susah sekali dilakukan, meski mudah diucapkan. Banyak orang mengatakan ikhlas itu hanya mengharap pembalasan dari-Nya, atau apapun dari-Nya. Ya, memang benar.

Aku bertanya kepada Mas Ryan tentang makna ikhlas. Dia menjelaskan dengan analogi aneh namun sederhana.

"Ikhlas itu seperti kamu buang air besar. Kamu tak pernah mengungkit-ungkit seberapa banyak yang kau buang, berbentuk apa, atau implikasinya kepada orang lain atas pembuanganmu. Seperti itulah ikhlas dalam beramal."

Ah, dalam dan sederhana sekali.

Aku pernah berpikir, bahwa apa yang kita liat selama ini baru sebatas dimensi fisik. Belum pada taraf dimensi ikhlas. Kita melihat orang tua yang sudah sepuh, yang mengisi mimbar jumat dengan suara nggrememeng tak jelas pasti membosankan dan lebih menyenangkan melihat ulama muda yang berbicara dengan bahasa indah serta gaya yang memukau. Namun kita lupa, bahwa ada dimensi ikhlas dalam setiap amal kita. Bisa jadi yang sepuh itu jauh lebih ikhlas daripada kita yang muda-muda.

Ah, betapa jauh kita dari ikhlas ini. Hati kita sudah penuh dengan kotoran-kotoran niat, sripilan-sripilan kepentingan, gumpalan-gumpalan maksud sampai ke kepingan-kepingan keinginan. Amal-amal kita menguap entah kemana karena keikhlasan kita dipertanyakan. Malu kita...

Sungguh, ikhlas pada diri kita hanya Allah yang Mengetahui. Sungguh, benar-benar hanya Allah. Bahkan malaikatpun tidak tahu!

080211
09:49
Ya Rabb, di Februari ini aku ingin ikhlas.

0 kata-kata: