qurrota'ayun



Karena kuliahku cuma ambil Tugas Akhir, karena jualanku sedang sedikit terhambat, karena berjuta-juta alasan lainnya, maka sekarang ini aku lebih sering dirumah. Kadang melaksanakan kewajiban jadi anak, bersih-bersih rumah. Kadang melaksanakn kewajiban jadi tetangga, main ke sebelah rumah. Dan yang paling menyenangkan adalah kewajibanku jadi om.

Salah satu hal yang paling mengasyikkan adalah mengantar jemput Neysa ke PlayGroup. Ya, ibunya sudah cukup sibuk dengan kerjaannya sebagai perawat, ayahnyapun sudah cukup pusing dengan urusan bisnisnya. Maka tinggal eyangnya dan aku yang turun tangan. Antar jemput jadi pekerjaan wajibku. Meski tidak setiap hari, tapi cukup menyenangkan.

Aku melihat anak-anak kecil, lucu, imut nan menggemaskan berjalan menuju kelas. Bermain di arena bermain, bercanda sesama teman, hingga berantem berebut sesuatu. Wajah-wajahnya sangat polos, tidak memiliki tendensi apapun. Ini yang aku sukai dari wajah anak-anak. Polos, tak pernah dibuat-buat. Namun bukan berarti aku seorang pedophil, haha.

Neysapun demikian. Tanpa malu-malu dia seraya menghambur dengan teman-teman setelah turun dari motorku. Seketika itu juga lupa dengan om ganteng-nya yang mengantar. Haha. Tapi aku suka melihat pemandangan ini.

Pada jam jemputan, aku datang sekitar 10 menit sebelum pulang. Aku memang tidak ikut menunggu Neysa. Aneh saja, ada pemuda tampan menunggu anak TK bersama ibu-ibu yang lain. Haha. Lalu aku harus mengobrol apa? Harga sayuran? Gosip KD dan Lemos? Atau tentang Bangkutaman yang kembali ke ibukota? Atau Morfem yang mengeluarkan album baru? Haha, bakal aneh saja.

Pemandangan saat menjemput adalah anak-anak yang sudah tidak sabar untuk pulang. Aku lihat tak ada gurat capek diwajah anak-anak itu. Selalu ceria, optimis dan bertenaga. Menyenangkan. Andai saja semua manusia mempunyai energi positif seperti ini, nampaknya Nurdin Halid akan turun dari jabatannya dengan ikhlas.

Neysa datang mengahampiriku. Bercerita pendek-pendek tentang apa yang dia sudah lakukan sebelumnya. Tentang teman-teman baiknya, tentang belajar melukis, tentang buku barunya, tentang lagu yang baru saja dia hapal, bahkan tentang si Geisa yang selalu bawa jajan bermacam-macam. Hehe. Ada-ada saja memang anak kecil ni...

Hal-hal kecil yang seperti ini kadang bahkan bisa membuatku sedemikian bahagia. Entah. Melihat anak kecil itu sudah seperti refreshing jiwa. Dari segala penat, masalah, tantangan, dan kesulitan hidup, semua hilang meski hanya sementara. Terobati oleh senyum manis anak kecil. Tertutupi oleh rengekan lucu ponakan terkasih. Terbias oleh pelukan manja Neysa.

Inilah yang disebut qurrota'ayun. Anak sebagai penyejuk mata.

30 Maret 2011
12:24
Gemilang - Dreamband
disela-sela kesulitan hidup, aku masih bisa tersenyum.

Punyalah Ember Dulu!


Setiap manusia pasti memiliki mimpi. Itu lumrah. Ada yang menuliskannya di buku mimpi. Ada yang mencoba mengungkapkannya di proposal hidup. Atau mungkin ada yang menulis asal-asalan di poster mimpi. Itu semua cara, boleh-boleh saja seperti apa caranya.

Setelah menuliskannya, jika kita percaya Tuhan, maka hal wajib sebagai seseorang yang beriman selanjutnya adalah berdoa. Karena memang ada dari sekian orang yang percaya, bahwa mimpinya bisa terwujud dengan usaha keras sendiri, tanpa bantuan Tuhan. Bukankah ini hebat? Tapi justru meniadakan Tuhan itu adalah salah satu tindakan tanpa iman. Berbahaya. Oleh karena itu, yang diperlukan disini adalah berdoa. Yang berarti kita percaya dengan benar, hal-hal yang kita impikan diatur oleh Sang Kuasa, Tuhan. Semua kehendaknya melebihi dari kehendak kita.

Doa-doa kita gelontorkan ke angkasa. Harapan-harapan kita hamburkan ke langit impian. Semoga Tuhan menangkap itu semua dan mengubahnya menjadi nyata.

Hanya saja memang kita yang selalu saja kurang. Tidak mengukur diri. Menginginkan hal-hal yang besar terjadi, tapi apa daya kemampuan diri kita masih minim. Kualitas diri kita masih buruk. Kapabilitas diri masih terpuruk. Kita menginginkan jadi orang kaya, tapi kualitas hati, kemampuan menghindarkan diri dari rasa sombong, riya, ujub masih nol besar. Kita menginginkan jadi orang hebat, tapi rasa berbangga diri masih bersemayam di dalam hati. Kita menginginkan lekas didekatkan jodohnya, namun rasa iri, dengki, dan segala jenis penyakit hati masih meracuni dalam-dalam di tubuh kita. Kita menginginkan diri kita sukses cepat waktu, namun mengurus diri sendiri masih kerepotan.

Sontak saja Tuhan belum bisa mengabulkannya. Kita menginginkan air sebanyak 1 ember, tapi kita baru memiliki gelas.

Berkacalah, bisa jadi segala keinginan kita saat ini sedemikian besar, belum didukung dengan kualitas diri yang mumpuni. Tuhan Maha Adil, sungguh. Dia akan memberikan segala sesuatu yang manusia memang benar-benar bisa mengembannya. Dia akan memberikan segala sesuatu tepat pada waktu dan sasarannya.

Kecuali jika kita memang memaksa Tuhan untuk memberikan apa yang kita inginkan, walau sebenarnya kita tidak mampu menguasainya, sehingga Tuhan dengan begitu saja menyerahkan semuanya dengan marah. Semua terkabul, namun Tuhan marah. Maukah?

30 Maret 2011
12:45
Kuta Bali - Andre Hehanusa
tulisan ini mengingatkan untuk diriku sendiri, sungguh, aku dzalim.

Hobi Sekarang

Aku iseng-iseng bertanya kepada saudariku yang cantik (maksa) yang ada di Surabaya, tentang hal-hal yang ia senang lakukan sekarang. Maka ia menjawab dengan cepat 'Memasak'. Hehe. Sepertinya wanita memang seharusnya demikian, pintar memasak meski hanya sayur kangkung.

Aku memang sedang iseng saja. Sering kulemparkan pertanyaan-pertanyaan aneh kepada teman-teman dekatku. Sekedar sharing, berbagi pemikiran atau mungkin inspirasi. Salah satunya tentang hal-hal yang senang dilakukan saat ini.

Hobi manusia bisa berubah, tergantung lingkungannya. Beberapa waktu lalu aku sedang suka sekali menonton film. Puluhan film kutelan dalam waktu beberapa hari saja. Sayang, aku tak pandai menulis resensi film, sehingga hilang tanpa bekas apapun. Apalagi temanku dari Papua pulang selepas kerja, membawa harddisk eksternal berisi film-film menarik. Hahai, puas sekali aku!

Namun sekonyong-konyong hobiku berubah kemudian. Setelah datang ke Maiyahan Mocopat Syafaat di Jogja, aku jadi suka sekali mendengarkan shalawat dan wirid. Entah. Aku sering berlama-lama di mushola samping rumah, padahal biasanya setelah sholat aku lantas pulang, tanpa mengikuti wiridan rutin. Aku jadi mencari banyak video shalawat di Youtube. Aku mencari lagu-lagu Kiai Kanjeng yang berisi shalawat. Kuhapalkan teksnya. Aku kemudian mencari shalawat Burdah hingga shalawat tarhim. Barzanjipun tak lupa. Sekedar belajar dan suka mendengarkan nadanya.

Jika ditanya artinya, akupun kadang tak mengerti semuanya. Tapi nada dan teksnya sudah pasti mencerminkan kecintaan kita kepada Rasulullah. Ya, sedemikian rinduku padanya, hingga aku hanya bisa bershalawat.

Kemudian aku dengan tak sengaja menemukan teks wirid dan shalawat Kiai Kanjeng. Bukan main senangnya aku saat itu. Ya, lumayan bisa buat bekal menghafal.

Maka, jika ada yang bertanya, hal apa yang sedang senang kulakukan sekarang, maka akan kujawab dengan jelas, 'Menghafal shalawat dan wirid'.



29 Maret 2011
08:19
Surat Cinta Kepada Nabi - Fahd Djibran
ah, sedemikian rinduku padamu Ya Rasul...

Bekal Ilmu



Salah satu dari sekian banyak temanku yang menikah kemarin adalah Azis dan Arini. Azis sudah kuanggap seperti saudara sendiri. Sudah banyak perjalanan yang kami lalui bersama. Hingga bahkan ketika aku main ke rumah Arini aku dikira adiknya Azis. Haha. Sorry boi! Kami berbeda jauh! Azis memang ganteng, dan aku berbeda. Aku ganteng banget! Hahaha....

Kemarin aku bertemu Azis dan Arini saat mengantar kakaknya Naim lamaran. Ada perbincangan menarik saat kami mengobrol biasa. Azis berpesan padaku, bahwa sejatinya dalam proses pernikahan, bekal ilmu itu lebih utama daripada bekal harta. Terasa sekali bedanya.

Hm. Dengan keterbatasanku, mencerna kalimat ini bisa kulakukan berhari-hari.

Mas Andri Maadsa-pun, saat khotbah nikah di walimahannya Andri dan Indie berpesan demikian. Bahwasannya ilmu itu adalah bekal utama seseorang menuju pernikahan. Jadi kita paham bagaimana memperlakukan istri dengan baik, saat malam pertama, saat dirumah mertua, saat bepergian, dan semuanya. Ilmu itu yang lebih utama.

Benar saja, amal yang didasari tanpa ilmu itu nol besar. Aku percaya akan hal ini.

Azis, Mas Andri, mengingatkan selalu, meski mungkin tak langsung. Bisa jadi impian-impianku untuk melangsungkan proses ini juga terhambat karena terbatasnya ilmuku tentang pernikahan. Ya, Allah sungguh Maha Adil. Dia tak mau istriku terdzalimi nantinya karena terbatasnya ilmu yang kumiliki.

Sungguh, ilmu yang sedmikian luas itu hanya milikNya.. Maka, mintalah padaNya..

Untuk mengingatkan diriku sendiri, dan juga orang-orang terdekatku yang hendak 'berproses', mari kita minta ilmu-Nya, mari kita mengaji sebanyak mungkin ayat, yang tersurat dan tersirat... Sungguh, Allah Maha Adil.. Jika kelak sudah mampu kita, pasti akan datang waktu yang tepat. Insya Allah...

nb : gambar dari sini

29 Maret 2011
09:15
Shalawat Burdah - Nasheed
Makasih Mas Andri, makasih Azis...

Kartun Lokal Ngapak



nb : dijamin ngakak, apalagi kalo orang Banyumas...

Ini Wallpaper Laptop Saya Saat Ini

Satu Jam Saja


Earth Hour tahun ini akan berlangsung pada 26 Maret 2011, pukul 20.30 hingga 21.30.

Perayaan Earth Hour merupakan sebuah gerakan global untuk mengajak individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan di seluruh dunia untuk mematikan lampu dan alat elektronik selama 1 jam.

Perayaan Earth Hour dilaksanakan setiap hari Sabtu di minggu ketiga pada bulan Maret. Pelaksanaannya dilakukan mulai pukul 20.30-21.30 waktu setempat. Tahun ini, perayaan Earth Hour jatuh pada tanggal 26 Maret 2011.

Sumber: Kompas.COM

Hanacaraka Cak Nun

life is curious



if You life,
You talk

if You talk,
You ask.

if You ask,
You think

if You think.
You search.

if You search,
You experience.

if You experience,
You learn.

if You learn,
You grow.

if You grow,
You wish

if You wish,
You find.

if You find,
You doubt.

if you doubt,
You question

if you question,
You know.

if You know,
You want to know more.

if You want to know more,
You life.

life is curious
(A MAGNIFYING WORDS FROM NATGEO TV COMERCIAL)

chemistry



Ya Allah, berikan aku chemistry!

Macapat Syafaat Kali Ini



Setelah selesai menghadiri peristiwa sakral bulan ini, yaitu nikahannya Azis, maka kami pun beranjak pindah tempat menuju ke peristiwa sakral selanjutnya. Maiyahan.

Jogjakarta seperti tak ada habisnya. Berbagai ilmu ada disini. Pun dengan hikmah, untuk itulah kami sengaja jauh-jauh datang dari Purwokerto untuk mencari ilmu. Setidaknya niatnya demikian.

Kami berangkat berbanyak orang. 2 mobil, 8 orang. Kali ini ada aku, rizky, kukuh, karyanto, naim, mas sahal, fikry dan mas hendro. Beberapa diantara kami baru pernah mengikuti maiyahan.

Setalah perjalanan panjang hampir sekitar 4 jam, kami sudah tiba di tempat. Dan syukur beribu-ribu syukur, kami mendapat tempat yang tak jauh dari panggung, sehingga kami bisa lebih jelas mendengarkan orang yang berbicra di depan.

Ketika kami datang, maiyah sudah mulai. Dan sepertinya memang baru mulai. Di panggung ada Kelompok Shalawat Kanjeng Maklum, dengan konsep yang hampir sama dengan Kiai Kanjeng. Membawakan beberapa nomor pilihan dengan cukup apik. Kemudian langsung saja dilanjutkan oleh Cak Nun dengan orasi panjangnya.

Cak Nun kali ini lebih banyak melucu, meski selalu saja ada hikmah di sela-sela humornya. Mbak Novia ndak tampil, Kiai Kanjeng tampil dengan peralatan punya Kanjeng Maklum yang berarti beda ngeng-nya. Sabrang ada, mas Toto ada, bang Fauzi juga hadir. Dan yang ditunggu-tunggu saya adalah Pak Mustofa W Hasyim, penyair rusak-rusakan. Haha.

Maiyahan kali ini membahas tentang konsep maiyah, yang hendak dibawa kemana maiyah kita ini. Namun nampaknya berakhir pada kesimpulan bahwa, maiyah bisa kita lakukan sendiri-sendiri, sesuai dengan skill personal, kemampuan dan passion tiap pribadi yang mungin berbeda. Bisa saja nanti dilaporkan atau dibagikan apa yang sudah dilakukan pada masyarakat maiyah pada saat berkumpul. Menarik.

Kemudian ditengah acara, Cak Nun secara tiba-tiba memanggil Titi Sjuman dan teman-temannya. Sontak penonton menjadi semangat kembali. Karena ada 'tombo ngantuk'. Haha. Kedatangan mereka ke Kasihan dikarenakan sedang sharing dengan Cak Nun untuk membahas film yang akan mereka buat. Kemudian mereka diajak sharing tentang pengalaman mereka membuat film. Yang menyenangkan adalah setelah Pak Mus membacakan syair rusak-rusakannya, dengan asyek Titi Sjuman berkata ingin membungkus orang ini untuk dibawa pulang , karena lucu. Haha. Semua tertawa, gembira.

Acara ditutup dengan doa panjang Cak Nun. Berakhir pukul setengah 4 pagi. Aneh, aku tak mengantuk sedikitpun malam itu. Mungkin karena siang harinya aku sempatkan untuk tidur meski sebentar.

Banyak hal yang kudapat saat itu. Hikmah, lelucon segar, ilmu, inspirasi hingga kebersamaan. Maiyah itu tak ubahnya telaga dikala kekeringan jiwa dan kesadaran. Semoga kelak kamu bisa ikut acara ini...

nb : gambar dari sini

21 Maret 2011
15:11
masih ada di Jombang, Surabaya, Malang, Jakarta dan Semarang.
yuk!

alasan baca buku

Aku baca buku karena aku suka, bukan karena aku mengharap suatu penilaian dari orang-orang di sekitar aku. Bukan karena aku ingin dianggap hebat atau pintar atau berpendidikan atau beradab cuma karena udah baca sebuah karya sastra."
— Windhy Puspitadewi

dari goodreads.com
‎"Yang engkau upah untuk menjadi abdimu, malah merampok hartamu.
Yang engkau amanati untuk membangun negerimu, malah menjual harta rakyatmu tanpa rasa malu.
Yang engkau do'akan agar tetap memegang kekuasaan tidak sedetikpun pernah ingat kompor dan berasmu.
Yang engkau pegangi kewenangan untuk menyejahterakanmu,malah menaburkan batu-batu kesengsaraan kerumah-rumahmu".

-ean-

TRAP



Taman Rekreasi Andhang Pangrenan,
ini merupakan proyek ambisius Kabupaten Banyumas, atau mungkin lebih tepatnya Pak Marjoko. Ini Andhang Pangrenan, atau Kandhang Angreman? Jawabannya nanti, tunggu 6 bulan lagi.

Kemudian Azis yang menikah

Setelah ramadhan kemarin lamaran, maka tanggal 17 Maret ini, insya Allah Azis menikah. Dengan putri dari Adipala, Arini.

Tak ada yang menyangka, jika Arini akan dengan Azis. Dengan perhitungan matematika kompleks serumit apapun tak akan bisa ada yang menebak. Ya, ini yang disebut dengan misteri jodoh. Hanya Allah, Tuhan Semesta Alam yang tahu.

Aku kenal Azis sewaktu di Bogor. Dia kuliah di IPB dan aku bekerja kuli di Pabrik plastik. Orangnya baik, supel, dan suka menolong (yang terakhir ini memang benar :D). Jika Arini, aku bertemu di Forum ESQ. Orang yang ramah, baik dan bersahaja. Ya, kedua-duanya pun bertemu di Forum ESQ. Luar biasa!

Untuk kedua sahabatku ini, semoga pernikahan kalian barakah.

Barakallahu laka wa baraka alayka wa jamaa baynakuma fii khair
Semoga Allah membarakahi kalian dan barakah Allah tercurah atas kalian dan semoga Allah mengumpulkan kalian bersama dalam kebaikan..Amin


16 Maret 2011
09:17
Alhamdulillah...
ada titik cerah, tunjukanllah ya Rabb...

Anti Ibu Kota



Membaca tulisan Mas Ayos di blognya bisa kusimpulkan, ibukota itu bukan kota favorit untuk ditinggali. Walau begitu, aku juga pernah 2 bulan tinggal disana. Dan benar-benar bisa hidup. Setidaknya karena aku dulu begitu penasaran dengan kota besar.

Ibukota itu kejam. Itu sebabnya banyak yang bilang, ibukota lebih kejam daripada ibu tiri. Individualistic, orang-orang tanpa senyum, ketidakpedulian, urusan sendiri-sendiri, macet lalu lintas, asap polusi, penuh sesak, keruwetan kota, sampah dimana-mana, angka kriminalitas tinggi, lalu apalagi yang diharapkan?

Kadang, aku tak habis pikir, bagaimana mereka bisa bertahan dalam hidup mereka, menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk perjalanan ke kantor. Meski aku tidak mengecilkan mereka, toh mereka ikhlas menjalaninya. Tapi hidup didaerahpun tak kalah asyeek.

Saat ini aku masih kuliah. Setidaknya aku masih bisa memilih, hendak kemana aku akan hidup. Masih ada pilihan, dan masih bisa memilih. Dan aku tidak akan memilih ibukota.

Lebih baik mungkin aku hidup dipedalaman sumatera, kalimantan atau papua. Rasanya lebih damai saja. Kalaupun ke ibukota, ya cukup plesiran wae. Hehe.

Jakarta sudah habis,
Musim kemarau api,
Musim penghujan banjir.

Lagu IV (Jakarta) - Iwan Fals
nb: gambar dari sini

15 Maret 2011
10:14
Keroncong Kemayoran - Keroncong in Lounge
Setidaknya pernah ke Jakarta.

Si Ular Besi Kelas Rakyat


Penuh sesak. Tas-tas tergeletak rapi diatas bangku. Ada juga yang di lorong bangku. Penjual asongan hilir mudik. Harus berjingkat-jingkat pelang, karena jalan kadang susah dilewati. Berbagai macam dagangan ada disini. Pop mie, kopi, aqua, tahu, nasi rames, pecel, sendal, sabuk, bolpoint, mainan anak, pulsa, buku, hingga alat kerikan. Aroma menjadi bermacam-macam. Keringat ratusan orang bersatu dengan udara. Parfum puluhan orang bersatu. Ada beberapa yang tidak bisa duduk, selonjoran saja beralas koran bekas. Pedagang koran bekas laris manis.

Pengamen datang silih berganti. Berbagai macam gaya. Yang lakilaki, yang perempuan, bahkan yang banci. Hiiiii. Pengemis ada juga. Ada yang buta, ada yang lumpuh, ada yang dari masjid, ada yang anak kecil, ada yang ibu-ibu. Macam-macam. Tukang bersih-bersih, tukang sapu selalu bergantian. Plus minta uang. Tukang parfume ada, menyemprotkan ke sudut-sudut bangku, kemudian minta uang. Apapun bisa jadi uang disini. Obrolan hangat di setiap bangku terasa menyenangkan. Semua kembali menjadi akrab. Bertambah saudara lagi. Saudara satu bangku. WC ada dibelakang dan depan gerbong. Biasanya ada airnya. Bersyukurlah bagi yang ada airnya. Harus dipakai ketika kereta berjalan. Kadang ada beberapa orang yang ada di bordes sambungan kereta.

Polsuska datang bersama kondektur. Berwajah garang tapi baik hatinya. Kadang ada penumpang yang memberinya salam tempel. Beberapa, tak banyak. Petugas restorasi berkeliling, menjajakan makanan. Bermodal menu, seragam dan bolpoint ditangan. Harga makanan restorasi selangit. Kadang bolak-balik menyewakan bantal dengan bekas iler dimana-mana. Tapi tetap saja laris. Kereta ekonomi bisa setiap stasiun berhenti. Meski hanya cuma beberapa detik. Kereta ekonomi kereta sabar menanti. Paling berada diurutan terakhir untuk urusan persilangan. Yang mahal ya duluan. Itu kereta eksutif atau bisnis. Jika berhenti lama, gerbong serasa oven. Panas bukan main. Kipas angin diatap gerbong tidak bisa menangani dengan baik hawa panas didalam gerbong. Penumpang hanya sibuk berkipas-kipas. Dan pedagang kipaspun mulai beraksi. Laris.

Setiap ada kesusahan pasti ada lahan rejeki untuk orang lain. Itu prinsip di kereta ekonomi. Aku tak habis pikir, dengan kereta seperti ini, tapi masih banyak juga yang menggunakannya. bahkan untuk jarak jauh seperti jakarta surabaya. Bisa dibayangkan hampir 12 jam di dalam kereta demikian, seperti apa rasanya? Tapi itulah Indonesia. Selalu bisa mangambil sisi positif dalam setiap kejadian. Menggunakan kereta ekonomi itu bisa berarti penghematan, bebas merokok kapan saja, banyak pedagang makanan yang tersedia, hingga menambah saudara disetiap obrolan hangatnya.

Menaiki Kereta Ekonomi memang sebuah sensasi.

nb: gambar dari semoboyan35.com


15 Maret 2011
10:32
Words-Keroncong
Seusai mendengarkan cerita Melyn naek kereta ekonomi.
Hehe, lulus sudah kau anak muda. Jakarta - Jogja.
Yang rasa strawberry ada?
Pembeli: "Bang, ada makanan ikan?"
Penjual: "Yang mana, bu?"
Pembeli: "Yang kecil-kecil, ada gak?"
Penjual: "Ada, yang ini?"
Pembeli: "Enak gak?"
Penjual: "..."

Toko ikan hias di Teluk Gong, didengar pengunjung lain yang merasa cemilan ibu itu cukup berbeda.


Bisa jadi ada lirik di balasannya.
Mahasiswa #1: "Eh, eh, gua baru ganti RBT. Bagus lho, lagu favorit gua banget!"
Mahasiswa #2: "Oh ya, gimana cara dengerinnya?"
Mahasiswa #1: "Loe SMS gua aja, entar juga kedengeran."

Universitas di Depok, didengar oleh mahasiswa lain yang yakin mereka berdua baru punya handphone.

Karena hidup itu seperti air...
Cowok #1: "Hidup itu harus punya prinsip!"
Cowok #2: "Emangnya loe punya?"
Cowok #1: "Gua punya, tapi berubah-ubah!"

Sebuah restoran, didengar oleh tamu di meja sebelah yang merasa cowok #1 sangat fleksibel hidupnya.

Obsesi Terhadap Kebahagiaan

Menurut kamu, apa itu kebahagiaan?

Aku tak pernah lupa bertanya hal ini kepada teman-teman terdekatku. Sengaja. Aku ingin mencari definisi kebahagiaan versi teman-temanku.

Berbagai rangkaian kata mengalir, menjawab jelas pertanyaanku ini. Ada beberapa, tidak banyak, bahkan tidak bisa menjelaskan apa itu kebahagiaan. Sungguh aneh. Kita, manusia, bahkan belum mengerti apa yang kita cari. Belum mengerti sepenuhnya, apa itu bahagia, lalu apalagi dengan bagaimana untuk meraihnya?

Hm. Ini juga refleksi dari diriku juga. Selama ini mencari jalan kebahagiaan dengan berbagai macam cara. Untung saja memang tidak terjerumus kepada hal-hal negatif.

Lalu, yang kutemukan titik simpulnya adalah, kebahagiaan itu berbeda jauh dengan kesenangan, kepuasan, ataupun kegembiraan. Lain sekali ternyata!

Aku banyak berdiskusi dengan guru kehidupanku, mas Arif Erha, tentang kebahagiaan. Dengan simpel dia mengatakan, bahwa kebahagiaan itu adalah lepas dari keinginan, karena keinginan itu adalah sumber dari penderitaan. Sesaat itu aku jadi ingat lagu bang Iwan Fals, Seperti Matahari.

Ya, mungkin mas Arif benar. Dan selama ini aku memang selalu membenarkan perkataannya. Keinginan itu sendiri adalah candu. Selalu mencari rasa puas. Namun tak pernah bisa puas. Dan bukan bahagia namanya, orang yang bisa memenuhi keinginannya, tapi itu adalah apa yang disebut dengan sukses. Bahagia itu melepas keinginan. Dan sukses adalah mendapatkan keinginan.

Mas Arif kemudian bercerita banyak, tentang hidupnya saat-saat ini yang banyak hal terjadi secara irrasional. Keajaiban. Anugerah. Rahmat. Atau apapun namanya. yang jelas itu dari Dia. Justru hal-hal seperti ini yang sudah lama ia inginkan, namun sudah ikhlas, dilepaskannya jauh-jauh hari.

Menginginkan sesuatu bisa jadi itu sebuah obsesi. Dan obsesi adalah penderitaan terbesar umat manusia. Karena itu sudah menyangkut mental, dan cara berpikir. Menuliskan impian itu baik, tapi selalu berpikir bahwa ini harus tercapai adalah sebuah kelelahan yang luar biasa. Quantum Ikhlas menjelaskan bahwa ketika kita menginginkan sesuatu, justru yang harus kita lakukan adalah ikhlas. Dan membiarkan Allah memberikannya kepada kita. Kalupun tidak diberikan Dia, berarti bisa jadi di pending, atau digantikan dengan hal lain. Bukankah hanya Dia yang tahu apa yang kita butuhkan?

Aku bisa menarik simpulan dari obrolanku dengan mas Arif. Kebahagiaan itu melepaskan keinginan, obsesi. Seperti Cak Nun, yang dia sendiri sudah tidak punya obsesi terhadap dunia ini. Baik jabatan, kekayaan, popularitas, atau mungkin yang lainnya. Tapi hidupnya penuh berkah, bahagia dan manfaat.

Dari seimpulan ini, aku masih juga belum puas akan maknawi kebahagiaan. Harus kucari selalu. Tapi, jangan sampai, ini menjadi obsesi terhadap kebahagiaan? Bukankah itu sama saja derita?


14 Maret 2011
15:27
Neon - John Mayer
Suasana mendung, bikin ngantuk.

tentang menulis, bersama suyatna

Dalam bekerja menulis; ketika mendapat project, ada 3 yang diperhati: (1) link (2) belajar--ilmu (3) honor. satu saja terpenuhi, itu bagus. mengerjakan project bersama armantono aku mendapat 2 paing tidak : ilmu dan link; honor ada, sedikit, ukuranku. link, jelas! kini aku dapat kawan dari IKJ. ilmu? iya. aku mendapat free visiting class di semua kelas armantono di IKJ; kerna selain menulis ia dosen pula. itu, kawan. tidak melulu orientasi fokus kita:uang! ilmu lebih mahal ke? (*logat melayu:)
06:22
suyatna


aku akan belajar ke ahmad tohari, sangat disayangkan kalo ilmunya tidak diwariskan.
06:27
hilmy

aku tertegun. di negeri jiran -- kata guruku armantono -- tiap minggu terbit novel setebal yang kami kerjakan. bayangkan, setiap minggu! dan mereka tidak kehabisan 'stok' penulis. apa pasal? disana masya allah, penulis dijunjung tinggi; dihormati; bahkan apa? mereka --beberapa memenuhi syarat-- digaji!! mereka riset ke berbagai belah dunia; dibiayai negara; semua terfasilitasi; asal pulang bawa novel! ya ituh, boi.
06:44
suyatna

aku pengen jadi travel writer boi!
07:30
hilmy

tolong bikinkan konsep kerjasama kita membangun banyumas; disela-sela kesibukan kawan semua
07:33
suyatna

Sekali Berarti, Sesudah Itu Terlupakan

Pernah aku merasa tidak ikhlas, atas sebuah hubungan dengan seseorang. Mengharapkan banyak dari orang itu, hingga lupa, bahwa suatu saat ada sebuah perpisahan.

Pernah aku merasa pamrih, menginginkan agar orang lain selalu mengingat diriku. Selalu. Padahal banyak hal yang memang membuat aku pantas untuk tidak diingat.

Pernah kenangan-kenangan indah begitu berkesan. Tapi mungkin tidak begitu mematri dalam dirinya. Ya, hanya sebelah tangan.

Pernah kejadian-kejadian yang dialami bersama tertuang dalam ingatan yang sempurna. Namun tak pernah diingat olehnya.

Hingga kini, sekali berarti, sesudah itu terlupakan. Pun aku, terlupakan.

110311
22:02
hadapi saja - iwan fals
berjumpa dimimpi.

Seperti Matahari


Keinginan adalah sumber penderitaan
Tempatnya didalam pikiran
Tujuan bukan utama
Yang utama adalah prosesnya

Kita hidup mencari bahagia
Harta dunia kendaraannya
Bahan bakarnya budi pekerti
Itulah nasehat para nabi

Ingin bahagia derita didapat
Karena ingin sumber derita
Harta dunia jadi penggoda
Membuat miskin jiwa kita

Ada benarnya nasehat orang orang suci
Memberi itu terangkan hati
Seperti matahari
Yang menyinari bumi
Yang menyinari bumi

Ingin bahagia derita didapat
Karena ingin sumber derita
Harta dunia jadi penggoda
Membuat miskin jiwa kita

Stop This Train - John Mayer




Stop this train
I want to get off and go home again
I can't take the speed it's moving in
I know I can't but honestly won't someone stop this train


nb: Kereta menjadi moda transportasi paling sentimental dalam hidupku.

Latihan Membaca

Aku bisa dibilang orang yang malas membaca. Karena selalu ada saja alasan untuk menunda waktu membaca. Padahal aku sempat menuliskan target untuk bisa meluangkan waktu 4 jam sehari untuk membaca buku, atau apapun itu. Tapi target tinggalah target. memang hanya tinggal tulisan saja.

Pola membacaku sangat manja. Pada saat membaca aku membutuhkan tempat dan waktu khusus. Tidak sembarangan. Ini yang justru membuatku malas membaca. Aku selalu menginginkan tempat dan waktu yang sempurna untuk membaca.

Berbeda dengan mas Andri Maadsa. Bisa dibilang ia selalu membawa buku kemanapun dia pergi. membaca dan terus membaca. Dimanapun tempat, dan diwaktu kapanpun. Bahkan di kondangan nikahannya Andri saja kemarin dia bawa buku. Haha, bisa saja ni mas Andri Maadsa.

Sifa bahkan nge-print ebook yang pernah kuberikan padaku dan membacanya sewaktu perjalanan pulang dari kantor. Bukan main. Tak pernah terbayangkan sebelumnya. Ditengah kemacetan ibukota, di transportasi umum, kita sempat memasukan kata-kata kedalam otak kita. Hanya orang-orang yang hebat yang bisa.

Kemarinpun, dalam perjalanan pulang dari Bandung ke Kroya, aku terkesan dengan seseorang di kereta ekonomi malam. Meski dia tidak dapat tempat duduk di kursi, dia selonjor di lantai beralaskan koran bekas. Dan yang menarik, dia memegang buku. Ya, penumpang kelas ekonomi, kereta malam, yang tidak kebagian tempat duduk, yang dia duduk dilantai beralaskan koran bekas, yang bisa dibilang setiap menit ada orang berlalu lalang di depannya, tapi dia tetap berusaha untuk membaca buku. Wow! Apalagi buku yang dibaca adalah bukunya Malcolm Gadwell, Outliers. Mantap mamen!

Aku jadi malu sendiri, aku yang selalu membutuhkan tempat dan waktu khusus untuk membaca, menjadi sangat manja dalam hal yang seharusnya menjadi kebutuhanku sendiri.

Membaca hanya butuh fokus. Dan fokus atau konsentrasi memang kadang berkaitan erat dengan waktu dan tempat. Tapi bukankah membaca di semua tempat dan semua waktu itu bisa dilatih? So, apalagi alasan untuk menunda waktu bacamu hill?

20:54
Once Upon a Rainy Day - Jubing Kristianto
sehari jadi manggoloyudho, dadi ngganteng. haha!

Berterimakasih

Kita sering kali melupakan hal yang paling kecil dalam diri kita, namun berdampak besar dalam kehidupan.

Kadang kita lupa bahwa kita punya darah, yang dengan darah maka tersalurkanlah energi ke seluruh tubuh. Kadang kita lupa bahwa kita punya jantung, yang dengan jantung, terpompalah seluruh darah ke seluruh ujung pembuluh. Kadang kita lupa bahwa kita punya lambung, yang dengan lambung, kita menyerap energi-energi tubuh dari makanan yang masuk.

Kadang kita lupa bahwa kita punya tangan, kaki, otot, yang dengan itu kita bisa bebas bergerak kemanapun kita mau. Ya, kita sering lupa, bahwa kita punya itu semua.

Dan kita baru sadar, ketika kita berdarah, sakit jantung, sakit perut, atau mungkin keseleo. Kita baru sadar bahwa kita memiliki itu semua hanya ketika mereka sedang tidak bersahabat dengan kita. Sedang sakit.

Betapa tidak berterimakasihnya kita terhadap diri kita sendiri. kepada tubuh ini, hanya diperlakukan seperti budak, yang melayani kita sampai puas. Tapi kita tidak pernah berterimakasih.

Kita sering mengeluh ketika tubuh kita sedang sakit, tapi ketika sehat, kita tidak pernah ingat bahwa tubuh kitapun butuh ucapan terimakasih.

Mulailah hari ini dengan berterimakasih kepada tubuh kita. Karena, ini juga merupakan salah satu wujud terimakasih kita, syukur kita kepada Tuhan Semesta Alam...

09:43
110311
alhamdulillah, makasi ya Allah..

Plong!

Kalau Andri akhirnya menikah, itu artinya plong. Setelah berkenalan dekat selama kurang lebih lima tahun, apalagi yang mau dicapai selain pernikahan?

Kalau mas Umang, tetanggaku, akhirnya menikah, itu juga artinya plong. Setelah lama bujangan, hingga cukup umur, kemudian menemukan tambatan hatinya.

Kalau Om Didin, omku yang paling telat nikahnya, akhirnya punya anak. Apalagi yang dinanti? Plong rasanya.

Kalau aku kelak lulus kuliah, maka akan ada rasa plong juga di hatiku. Bagaimana tidak, berjuang lima tahun disebuah kampus kecil nan menyeramkan, apalagi yang dicari selain bisa lekas keluar dari situ?

Aku bisa membayangkan, bagaimana wajah mereka, juga aku ketika bisa mencapai rasa plong itu. Mencapai apa yang sudah diimpikan. Mendapatkan apa yang sudah dinanti. Plong!

dan kata mas Arif, boleh plong, asal jangan plonga-plongo.

nb : selamat hari lahir, buwat azis n kusworo. juga otong. semoga umur kalian berkah.

080311
08:19
Jomblo tapi Bahagia - Seuries Band
sesuai dengan judul lagu diatas, begitupun juga diriku. Plong!

Mengerti, Memahami dan kawan-kawannya..

Rasanya, aku memang tak bijak. Selalu melihat permasalahan berlarut-larut. Kadang terlalu masuk kedalam, hingga tidak melihat hal tersebut dari luar diri kita. Betapa kekanakannya diriku, malu rasanya.

Sedikit tersenggol saja sudah marah-marah bukan kepalang. Sensitif kata orang. Rasanya memang tak ingin terkalahkan. Selalu ingin eksis, dimanapun ada sesuatu. Tak mau ketinggalan.

Ah, ini hanya sedikit potret burukku, yang harus selalu diperbaiki.

Ayu, bisa jadi salah satu orang yang menyadarkanku. Pembawaannya yang lembut, dengan bicara yang halus, ternyata banyak menginspirasi buatku.

Permasalahan lama yang timbul, disikapinya dengan bijak. Dia hanya berkata pelan, "Mungkin kita yang harus ngertiin dia dulu mas, baru dia mau ngertiin apa mau kita-kita".

Ah, kenapa tidak terpikir dari dulu. Konsep yang sebenarnya sederhana, tertutupi oleh gulungan atmosfer negatif dalam pikiranku.

Aku masih tak habis pikir dengan dia. Dengan sangat mungkin dia bisa membenci ratusan kali orang yang sudah membuatnya 'eneg'. Tapi tidak bagi Ayu, justru dia malah berusaha memahami orang itu. Super! Jiwa besar!

Aku masih belum bisa seperti Ayu untuk berusaha memahami orang lain.

Lekas sadarlah kau Hill, urusanmu masih banyak, masih besar, jangan kau habiskan hanya dengan berlarut dengan masalah sepele antara rikuh, tersinggung, tidak diajak, ora kepenak, hingga sensitifitas. Berusahalah memahami orang lain, bahwa yang kaulakukan itu tidak selamanya menyenangkan dimata orang lain. Berkacalah Hill!

080311
08:30
Kapan Ku Punya Pacar - Serius Band
ah, aku tak mau punya pacar, aku maunya punya istri, haha.
Kecuali kalau alatnya nyentuh duluan.
Pemandu: "Nanti kalau sudah di sana, adik-adik dimohon tidak sembarangan menyentuh alat apa pun ya! Ada yang tahu kenapa?"
Murid #1: "Nanti rusak, pak!"
Murid #2: "Soalnya tangannya kotor, pak!"
Murid #3: "Bukan muhrim, pak!"

Didengar oleh peserta study tour lain yang yakin murid #3 akan jadi menteri kalau sudah besar.


Aman pula!
Di sebuah acara keluarga,
Anak SD: "Kak, emang pake kondom bagus ya?"
Mahasiswi: (Terpana dan diam lama) "... emang siapa yang pake?" (Berusaha tenang)
Anak SD: "Kakak aku yang cowok, dia pake kondom!"
Mahasiswi: "..."
Anak SD: "Iyaaa, tapi katanya pake kondom itu bisa menghalangi sinyal hape. Emang betul ya, kak?"
Mahasiswi: (Kembali bernafas)

Didengar oleh si mahasiswi yang akhirnya lega tidak perlu menjelaskan tentang bunga dan kumbang.

Andri Menikah Sebentar Lagi

Sewaktu SD kami bersaing. Aku tahu dia. Murid pindahan dengan otak gemilang. Suka catur. Selalu rangking terbaik di sekolah sebelumnya. Meski cuma 2 tahun bersama di sekolah dasar, tapi aku punya kesan bahwa anak ini memang hebat.

SMP kami pernah satu kelas. SMA kami tak pernah bertemu. Sewaktu kuliah kami intens membesarkan bisnis bersama. Hingga kini vakum dan dia memilih jalan lain. Aku tahu, ini untuk sementara.

Andri, teman kecilku.

Sebentar lagi dia mau menikah. Tepat tanggal 10 Maret 2011. Beruntunglah dia mendapatkan wanita secantik dan selembut bidadari, dari desa Bajing, Kroya. Kalaupun upacara pernikahan ini ala barat, maka aku akan jadi pendamping piranya, haha.

Selamat Ndri, semoga pernikahanmu barokah.

"Lha, kamu kapan hil?", tanyanya.
"Nunggu yang di Praha pulang.", jawabku enteng.

070311
08:51
sakit rindu - manthous
kau tau, lama nian aku tak menulis.

Perpindahan Mimpi

Mbakku kemarin baru aja manggung. Nyanyi sama nari. Nyanyi pas peresmian gedung RSU banyumas, nari pas seminar internal di Queen Garden Baturraden. Bagi orang lain mungkin ini tidak spesial, tapi lain bagi mbakku. Dia menanggapinya dengan senang, hati berbunga, perasaan membuncah dan mulut sedikit menganga. Apalagi kalau bukan seorang perawat dengan segala kesibukannya belajar menyanyi disela waktunya, plus menari. Wah, aku sendiri ndak kebayang kayak apa.

Seriang dia pulang sore, melebihi jadwalnya. Dianggap lemburpun tidak. Tapi berlatih itu sendiri sudah menjadi sebuah kebanggaan yang cukup. Mbakku menyanyi didepan pak Gubernur dan pak Bupati. Mbakku juga menari didepan peserta seminar internal yang tempatnya di Queen Garden. Kapan lagi ke Hotel yang terkenal di Baturraden itu.

Aku melihat hal ini sebagai perwujudan mimpi. Ya, aku percaya sekali. Hidup itu adalah perpindahan dari satu mimpi ke mimpi lain. Sama seperti kehidupan mbakku, beliau mungkin tidak pernah sadar suatu saat akan melakukan hal ini, tapi jauh dari lubuk hati, atau pikiran alam bawah sadar, dia pernah memimpikannya. Meski hanya terbersit.

Sekarang mungkin aku belum bis amencapai mimpi-mimpiku. Tapi aku yakin, Allah Maha Mendengar, Allah Maha Tahu. Dan Dia Maha Mengabulkan. Sekecil apapun doa kita, sependek apapun harapan kita, serendah apapun mimpi kita. Niscaya semua terwujud. Dekati saja Dia...

06:58
050311
selamat hari lahir ukhas, semoga berbahagia dan barokah.
hari ini aku mau menulis banyak.

Abstrak

Kalau ada satu kata yang mencerminkan diriku beberapa waktu terakhir, maka kata itu adalah 'abstrak'. Aku menjalani kepingan hidup yang abstrak. Yang aku sendiri masih bingung arti dan hikmahnya.

Aku ada dalam masa tidak produktif. Tak ada kegiatan apapun yang kulakukan secara berarti. Dirumah hanya mendengarkan musik, baca buku, buka page save-save-an dari internet dan bersepeda. Selebihnya makan banyak-banyak. Di L22, aku lebih banyak diem saja. OL, cek imel, ganti status di B2W. Ngeblogpun vakum. Di kampus lebih suka ke perpus. Menghabiskan waktu ngobrol dengan Pak Roso, Arif atau siapapun saja. Selebih kegiatan diataspun tidak ada hal yang produktif.

Kadang merasa beda dengan teman-teman yang sedang punya banyak kesibukan yang berarti, sedang aku, jika ditanya kesibukan apa, aku bingung jawab apa.

Menulispun sedang berkurang masa karyanya. Benar-benar stuck. Blank Time. Agenda yang kubeli mahal-mahal beberapa hari kosong, tak terisi.

Abstrak, bisa jadi ini bentuknya. Meski aku bisa mendeskripsikan semuanya, namun aku tak bisa mengartikan semuanya. Abstrak bukan secara fisik, tapi secara psikis.

Sekarang yang ada dalam pikiranku adalah, daripada aku banyak mengeluh, lebih baik aku banyak berkunjung, melihat sesuatu yang baru, merenung, membaca dan memulai menulis. Sepertinya ini bisa jadi pintu solusi atas semua yang terjadi. Semoga.


070311
09:00
Sing Sampun Nggih Sampun - Manthous
rinduku padamu, Ya Rasul.