Bunyi Berbunyi

Salah satu sesi workshop kemarin adalah membahas strategi yang akan digunakan untuk para musisi Purbalingga untuk gerakan Maiyah. Pak Toto menjelaskan bahwa, yang utama pemusik itu sanggup memberikan nuansa pada setiap acara yang diiringinya. Melalui musik itu, bisa tercipta kekhusyukan, kedalaman, kesegaran, hiburan hingga humor. Itu semua harus bisa dilakukan. Tugas utama musisi melayani pendengar.

Dan bentuk konkritnya, mereka diminta mendengarkan musik yang diberikan oleh Pak Toto sebanyak 5.7 Giga. Atau sekitar 1000 lagu dengan file mp3. Dicari nuansanya. Adaptasikan dalam musik sendiri. Bukan mencontoh secara letter lux, tapi ambil saja nuansanya.

Ini semua yang dilakukan Kiai Kanjeng selama ini.

Pada Bumi, pelan-pelan saya mengkayakan hati telinganya. Nuansa pendengarannya. Pagi ini bisa saya dengarkan Queen, "Don't Stop Me Now", esok Michael Bubble, "Home", beberapa kali gitaran etniknya Dewa Budjana dan Balawan. Pernah Gugun Blues tapi agak ritmik juga. Kadang Norah Jones, biar agak lompat nge-jazz n trendy. Lebih sering tentunya Kiai Kanjeng, sama Wiridannya Simbah.

Eh, salah satu threatment saja. Mengkayakan ruang dengarnya.

Dan kalau itu suara dibikin-bikin, atau buatan, lebih substansi juga mengenalkan suara ayam belakang, suara air kala hujan turun, suara air mengalir disawah, suara burung milik kakung, suara traktor disawah pinggir rumah.

Dan pelan-pelan itu mengantarkan telinga batinnya mendengarkan suara yang Sejati.
Dia Yang Sejati.


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

0 kata-kata: