Selamat Jalan Ibu Maemunah



Istri sastrawan Pramoedya Ananta Toer, Hj Maemunah Thamrin, menghembuskan nafas terakhir dalam usia 82 tahun di kediaman pribadi, Jalan Multikarya 11 Nomor 26, Utan Kayu, Jakarta Timur, Sabtu, 8 Januari 2011, pukul 11.45 WIB.

Sebelum meninggal dunia, Maemunah sempat mendapat perawatan di salah satu rumah sakit di Jakarta karena menderita stroke. Stroke yang terakhir menyerang Maemunah pada September 2010.

Maemunah meninggal enam tahun setelah kepergian Pramoedya, seorang pengarang yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia. Satu-satunya penulis Indonesia yang pernah berkali-kali menjadi kandidat pemenang Nobel Sastra. Seorang penulis yang begitu dihargai di luar negeri namun justru dianiaya oleh pemerintah di negerinya sendiri. Itulah Pramoedya Ananta Toer (biasa disebut Pram saja).

Kisah asmara Pram juga tidak lepas dari pengaruh realitas kemiskinan yang bahkan masih jamak menghinggapi kehidupan para penulis dan seniman masa kini. Perkawinan pertamanya berakhir dengan perceraian dan diusirnya Pram dari rumah mertuanya karena hasil yang ia peroleh dari menulis yang belum menentu tak dapat menafkahi keluarganya.

Sementara ia masih hidup tak menentu, suatu hari, meski tak memiliki uang sepeser pun, ia mengunjungi sebuah pameran buku pertama di Indonesia dan melihat salah seorang wanita penjaga stan yang menarik perhatiannya. Ia pun nekad datang dan berkenalan dengan wanita yang ternyata bernama Maemunah tersebut.

Setiap hari ia berlama-lama menemani Maemunah duduk di stan itu layaknya seorang penjaga. Bahkan sampai ketika Presiden Soekarno juga mengunjungi dan melihat gadisnya tersebut, dengan bercanda ia gambarkan adegan itu sebagai "buaya kedahuluan buaya." Keteguhan dan pendekatannya pun membawa hasil, Maemunah terbukti adalah istri yang selalu tetap setia mendampinginya dalam segala suka duka.

dari sini

0 kata-kata: