Menyelami Kembali Perjalanan Lalu

Ya, saya dejavu. Rasa-rasanya pernah merasakan hal ini. Sebuah perjalanan siang yang panjang, menuju ke timur. Perjalanan ini bersama kawan-kawan. Berdiskusi, bercanda saling lempar retorika. Terkadang perbincangan tema serius, tpai banyak santainya. Berkendara bersama.

Sesampainya di tempat. Saya masih ingat suasana itu. Berkumpul dengan kawan berbagai kota, menikmati sajian khas kota Yogya. Silaturahmi, bahagia menjadi bagian, menikmati perjumpaan, berharap pulang membawa ilmu serta keberkahan hidup. Syukur-syukur bonus dapat bersalaman dengan Simbah Guru.

Ah, rasanya sama saja. Ketika kondisi lelah dan malas, mencari sebuah pojok di ruangan. Merebahkan badan, menutup mata. Meneraturkan nafas dan melelapkan jiwa. Sejenak, hingga yang utama muncul. Atau bahkan sering juga, perjalanan panjang itu, hanya dinikmati ketika mampu rebah di ujung ruangan, terlelap. Dasarnya, yang penting hadir, mendapat berkah.

Ya, rasanya sama. Untaian-untaian hikmah, derasan ilmu yang mengucur, kita nikmati. Guyonan menertawakan nasib dan juga bangsa. Candaan atas penderitaan hidup kondisi rusak kehidupan. Kita telan pelan-pelan, tapi sebelumnya dikunyah dulu.

Ah, rasa itu masih sama. Sama rindunya saya, kepada Simbah Guru, yang sudah beberapa waktu, beristirahat di kediamannya. Menikmati sepi, membersamai sunyi.

0 kata-kata: