Macapat Syafaat Kali Ini



Setelah selesai menghadiri peristiwa sakral bulan ini, yaitu nikahannya Azis, maka kami pun beranjak pindah tempat menuju ke peristiwa sakral selanjutnya. Maiyahan.

Jogjakarta seperti tak ada habisnya. Berbagai ilmu ada disini. Pun dengan hikmah, untuk itulah kami sengaja jauh-jauh datang dari Purwokerto untuk mencari ilmu. Setidaknya niatnya demikian.

Kami berangkat berbanyak orang. 2 mobil, 8 orang. Kali ini ada aku, rizky, kukuh, karyanto, naim, mas sahal, fikry dan mas hendro. Beberapa diantara kami baru pernah mengikuti maiyahan.

Setalah perjalanan panjang hampir sekitar 4 jam, kami sudah tiba di tempat. Dan syukur beribu-ribu syukur, kami mendapat tempat yang tak jauh dari panggung, sehingga kami bisa lebih jelas mendengarkan orang yang berbicra di depan.

Ketika kami datang, maiyah sudah mulai. Dan sepertinya memang baru mulai. Di panggung ada Kelompok Shalawat Kanjeng Maklum, dengan konsep yang hampir sama dengan Kiai Kanjeng. Membawakan beberapa nomor pilihan dengan cukup apik. Kemudian langsung saja dilanjutkan oleh Cak Nun dengan orasi panjangnya.

Cak Nun kali ini lebih banyak melucu, meski selalu saja ada hikmah di sela-sela humornya. Mbak Novia ndak tampil, Kiai Kanjeng tampil dengan peralatan punya Kanjeng Maklum yang berarti beda ngeng-nya. Sabrang ada, mas Toto ada, bang Fauzi juga hadir. Dan yang ditunggu-tunggu saya adalah Pak Mustofa W Hasyim, penyair rusak-rusakan. Haha.

Maiyahan kali ini membahas tentang konsep maiyah, yang hendak dibawa kemana maiyah kita ini. Namun nampaknya berakhir pada kesimpulan bahwa, maiyah bisa kita lakukan sendiri-sendiri, sesuai dengan skill personal, kemampuan dan passion tiap pribadi yang mungin berbeda. Bisa saja nanti dilaporkan atau dibagikan apa yang sudah dilakukan pada masyarakat maiyah pada saat berkumpul. Menarik.

Kemudian ditengah acara, Cak Nun secara tiba-tiba memanggil Titi Sjuman dan teman-temannya. Sontak penonton menjadi semangat kembali. Karena ada 'tombo ngantuk'. Haha. Kedatangan mereka ke Kasihan dikarenakan sedang sharing dengan Cak Nun untuk membahas film yang akan mereka buat. Kemudian mereka diajak sharing tentang pengalaman mereka membuat film. Yang menyenangkan adalah setelah Pak Mus membacakan syair rusak-rusakannya, dengan asyek Titi Sjuman berkata ingin membungkus orang ini untuk dibawa pulang , karena lucu. Haha. Semua tertawa, gembira.

Acara ditutup dengan doa panjang Cak Nun. Berakhir pukul setengah 4 pagi. Aneh, aku tak mengantuk sedikitpun malam itu. Mungkin karena siang harinya aku sempatkan untuk tidur meski sebentar.

Banyak hal yang kudapat saat itu. Hikmah, lelucon segar, ilmu, inspirasi hingga kebersamaan. Maiyah itu tak ubahnya telaga dikala kekeringan jiwa dan kesadaran. Semoga kelak kamu bisa ikut acara ini...

nb : gambar dari sini

21 Maret 2011
15:11
masih ada di Jombang, Surabaya, Malang, Jakarta dan Semarang.
yuk!

5 kata-kata:

heidyana pratiwi mengatakan...

jakarta, kpn??

Hilmy Nugraha mengatakan...

@dy, setiap bulan. malam kedua jumat. di TIM.

meita kurniasari mengatakan...

hm,,ketemu titi sjuman,,,ckckck,,,mauu...pengen dah ngerasain maiyahan,,,someday insyaAlloh

heidyana pratiwi mengatakan...

mau c tp ksna sm syp y??

Hilmy Nugraha mengatakan...

@dy, acara mpe malem dy, kadang mpe pagi...
@meta, mauuu? hayuk!