Bila orang menyadari bahwa ia (mereka) hidup untuk belajar, maka mereka (ia) tidak mementingkan gelar atau simbol-simbol seperti ijasah dan diploma, bahkan juga semua implikasi kenikmatan hidup yang menyertainya. Yang terpenting adalah "mengeluarkan" potensi dirinya dan membuat dirinya menjadi nyata bagi sesamanya. Dan proses ini tidak akan pernah kelar, tidak pernah selesai, sampai mereka memperoleh "anugerah" berupa batu nisan di pekuburan.
(Jakob Sumardjo, dalam Harefa 2002)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
5 kata-kata:
whew
whew
padune rak nduwe gelar
bener memang mas, belajar tidak perlu gelar. tapi gak semua orang mau belajar tanpa mendapat gelar.
merasa beruntunglah buat orang yang mau belajar tanpa mengharap gelar. :)
karena buatku gelar itu cuma rasa terima kasih dari kampus karena kita mau meluangkan waktu belajar di sana kok... dan sialnya malah gelar jd prioritas, bukan ilmunya. :D
@hurin, kenapa?
@rizky, iyo, kowe be iya.
@iyes, hehe, nice paradigme...
Posting Komentar