Pandangan Bijak



Aku jadi teringat pesan mas Imam, teman yang kukenal saat i'tikaf di Mafaza 2 tahun yang lalu. Bahwa saat belajar agama, luas pandangan kita. Aku tahu, dia ikut salah satu firkoh. Yaitu Jamaah Tabligh. Tapi meski demikian, dia begitu luas dalam memandang islam.

Yang kutangkap dari obrolannya adalah, bagaimana dia tidak memandang buruk orang lain. Tidak menganggap orang lain. Serta tidak memandang alirannya adalah yang paling baik.

Aku suka prinsip ini. Jarang kutemui.

Waktu aku ditanya, ngaji apa saat ini. Ya aku bilang saja seadanya, halaqah. Dan dia dengan bijak berkata, bahwa dia dulu juga pernah ngaji halaqah. Tapi semua hal pantas dicoba. Untuk menemukan apa yang sreg di hati. Bila perlu ikuti semua kajian. Biar nanti kita sendiri yang menentukan, mana yang lebih pas dengan diri kita.

Aku rasa ini sebuah pandangan yang bijak. Menemukan sesuatu dengan pencarian, bukan dengan taklid. Andaipun masih belum sreg, toh tidak ada paksaan darimanapun. Pun tidak merasa benar sendiri dengan hal yang ia putuskan.

Aku belajar banyak dari mas Imam.

11 April 2011
06:31
Kesan dimatamu - Chrisye
aku tak marah, insya Allah.

2 kata-kata:

Dani Kaizen mengatakan...

@Mas Hilmy Nugraha, keren banget artikelnya .... inspiratif ....

Sebenarnya kita semua memang sedang mencari yg pas/sreg dihati kita.
Sesuatu yg membuat hati ini nyaman dan damai.

Kita memang tak bisa menyamakan semua orang dg diri kita, biarlah orang lain mencari jalannya sendiri2.
Yg penting kita saling menghormati dan menghargai perbedaan itu.

Salam kenal ya mas Hilmy...
Salamkan juga utk mas Rizky Dwi Rahmawan.... :-)

Hilmy Nugraha mengatakan...

@mas dani, bener sekali mas, kita harus menemukan kesejatian dari hidup kita. salam kenal.