senja yang tak sebatas senja.
roda berputaran, beradu waktu.
nafas terburu, keluarga menunggu.
sesampai rumah, teh panas ada.
sepotong gorengan menambah hangat.
dan senyummu, makin meningkat.
aku membaca karena aku mewajibkan diriku untuk menulis
Jatuh dan tersungkur di tanah akuBerselimut debu sekujur tubuhkuPanas dan menyengatRebah dan berkaratYang patah tumbuh, yang hilang bergantiYang hancur lebur akan terobatiYang sia-sia akan jadi maknaYang terus berulang suatu saat hentiYang pernah jatuh ‘kan berdiri lagiYang patah tumbuh, yang hilang bergantiDi mana ada musim yang menunggu?Meranggas merapuhBerganti dan luruhBayang yang berserahTerang di ujung sanaYangyang patah tumbuh, yang hilang bergantiYang hancur lebur akan terobatiYang sia-sia akan jadi maknaYang terus berulang suatu saat hentiYang pernah jatuh ‘kan berdiri lagiYang patah tumbuh, yang hilang bergantiYang patah tumbuh, yang hilang berganti
Puisi adalah ular kundalini yang semayam dalam diri setiap manusia. Adalah anugerah yang tidak ternilai. Membaca puisi dalam diri adalah membaca semesta kehidupan. Mencintai puisi adalah mencintai kehidupan. Sebab kehidupan adalah puisi yang sesungguhnyaWayan Sunarta
Copyright © menjadi Hilmy Nugraha
Theme by BloggerThemes & | Design by awfy