Kalau disebut ‘manusia’, ternyata bisa berarti ‘hewan’, ‘setan’ atau ‘benda’.
Kalau diucapkan ‘masyarakat’, yang dimaksud bias ‘penduduk’, ‘gerombolan’, juga tidak diurus perbedaannya dengan ‘ummat’, ‘kaum’, ‘bangsa’ atau ‘suku’.
Dikatakan ‘Negara’, padahal kenyataannya ‘Perusahaan’.
Dibilang ‘Demokrasi’ faktanya ‘Jebakan’.
Disebut ‘Agama’, maksud tersembunyinya adalah ‘Komoditas’.
Diumumkan kata ‘Umroh’, maksud aslinya adalah ‘Money Laundring’.
Dipidatokan ‘Pembangunan’, kandungannya adalah ‘Pegadaian’.
Diorasikan ‘Kemajuan’, prakteknya adalah ‘Kemacetan’.
Membangga-banggakan ‘Kesejahteraan’ tanpa menyebutkan bahwa itu tidak dimaksudkan untuk rakyat.
Menuturkan ‘Keadilan’, tidak ada ilmunya, sehingga tak ada pula kenyataannya.
Kita pikir ‘Pemerintah’, ternyata Buruh yang berlaku Juragan.
Ngomongnya politik, ternyata yang dimaksud adalah Penipuan.
Yang dimaksud ‘Nabi’ adalah Dukun
Yang dimaksud ‘Malaikat’ adalah adalah Peri
Yang dimaksud ‘Tuhan’ adalah Artis.
Sabrang Mowo Damar Panuluh
dari sini
ditulis oleh
Hilmy Nugraha
23 November 2011
Labels:
cak nun,
emha ainun najib,
kiai kanjeng,
maiyah,
sabrang mowo damar panuluh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 kata-kata:
ini potongan kalam maiyah 14/11
Posting Komentar