anak-anak

dari sekian banyak obrolanku dengan meta, lebih banyak tentang anak. tentu saja karena dia ambil kuliah di PAUD juga ambil extra time kerja di sekolah untuk anak berkebutuhan khusus ELIAN Purwokerto. namun aku? apa daya tarik anak kepadaku?

neysa, keponakanku, adalah salah satu daya tariknya. aku melihat anak seusia dia, 3 tahun, adalah masa-masa emas pertumbuhan. golden time. semua inputan masuk, dan tak bisa dia saring. oleh karena itu, inilah peran orang tua untuk memilah-milah, mana inputan yang baik untuk anak, mana yang tidak.

neysa suka menonton tivi, ini sangat tidak kusukai. untuk anak seumuran dia, tivi sangatlah tidak baik. bahkan sekarang neysa sudah hafal iklan-iklan yang populer dan kadang sudah meminta jajanan yang diiklankan di tivi. bagiku, menghafal iklan bukan prestasi, menghafal lirik lagu orang dewasa bukan prestasi, dan bisa diam karena tivipun bukan prestasi untuk anak 3 tahun. dari situ aku semakin mantap, kalau aku punya anak, takkan kuberi ruang sedikitpun dirumah untuk benda yang dinamakan dengan tivi. sama seperti apa yang mas hendrat dan mbak afi terapkan dirumahnya saat ini.

aku berpendapat, menjadi orang tua itu memang susah. apa yang kita inginkan pada anak kita, terkadang bertolak belakang di kenyataan. ini sama sepertiku, aku sebagai anak, digadang-gadang menjadi anak yang berprestasi, bernilai baik, cepat lulus dan lekas dapat kerja. namun yang terjadi, bukan demikian, aku nihil prestasi akademik, nilaiku hancur dikampus, belum lulus hingga 4,5 tahun dan kerjaan masih serabutan.

menjadi orang tua itu susah, kalau kita tak mau belajar.

lalu, obrolan dengan meta membawa aku ke wacana yang baru yang lebih menyegarkan. bahwa dia ingin punya anak, supaya dia bebas mengajarkan anaknya, seperti apa yang dia inginkan model belajarnya. aku setuju. aku takkan memaksakan diri akan menjadi apa anakku nanti, tapi yang jelas, aku akan memberikan sistem pembelajaran yang terbaik untuk anakku. sepaham dengan meta.

melihat neysa aku miris, aku memang bukan orang tuanya, tapi omnya. kemampuan untuk mendidik dia bukan sepenuhnya ada dalam diriku, tapi di mbak dan mas ku. aku tak bisa berbuat banyak kecuali sedikit berkomunikasi pada mereka apa yang baik untuk anak apa yang tidak, toh sebenarnya mereka sudah tau. aku hanya mengingatkan. semakin tergambar jelas, bahwa apa yang mereka lakukan kepada neysa, yaitu membiarkan neysa suka pada tivi adalah sebuah kesalahan besar pendidikan anak usia 3 tahun, masa-masa emas tumbuh kembang anak. kelak, anakku akan kudidik sedemikian rupa, terbaik, terbaik dan terbaik. aku belajar dari kesalahan mbak dan masku.

btw, kapan punya anak hil? nikah aja belum? haha. ini wacana boi!

1 kata-kata:

meita kurniasari mengatakan...

"agree"
aku juga maunya de'ila ga ntn tivi,apalagi skrg suda tercemar musik2nya anak2 gede,bahasanya campur aduk ranggenah..hedehh
dirumah aqu sama bapak,ibu kenceng jagain,,tapi adiku yg cowo??selalu saja sulit untuk di ajak kerjasama.
nah penting sangat dalam mendidik anak yaitu *KOMPAK*..
kalo posisiku saat ini hanya tinggal memperbaiki apa2 yg kira2 kurang baik buat adiku

semoga kelak aku dapat suami yang suka belajar trus bisa bgt diajak kerjasama.
amien