Saya musti melihat ribuan manusia. Ratusan kendaraan bermotor. Berpuluh-puluh gedung bertingkat. Dan satu kemunafikan.
Ada orang menawarkan sepatu disamping saya, orang Sunda. Ditangannya ada 6 pasang sepatu. Dicangklongnya tas besar isi penuh dengan sepatu. Saya yakin dia berjalan puluhan kilometer sampai sore tadi.
Ada orang sedang membersihkan tembok saluran air di daerah Senen. Tubuhnya penuh kotoran, lumpur pembuangan. Dari jauh saja sudah khas baunya, apalagi mereka berendam seharian disana.
Ada orang berkeliling berjualan kopi. Pakai sepeda. Dibulan puasa, tetap julalan. Toh yang tidak puasa tetap banyak. Rejeki dibulan suci.
Ada pegawai negeri, mapan. 50 % parkiran gedungnya isi mobil pribadi diatas tahun 2010. Hidupnya tenang. Tidak mewah, tapi cukup. Damai. Ibadah tenang.
Ada kaum pekerja. Sehari-hari bekerja demi makan sehari-hari dan gaya hidup weekend. Belanja di mall, makan di foodcourt. Padahal 80% asli daerah.
Ada ini. Ada itu. Semua ada di Jakarta.
Yang tidak ada? Yang apa adanya. Yang sejati. Angel nyarinya.
0 kata-kata:
Posting Komentar