Aku rindu berdiskusi denganmu,
tentang nasionalisme, bukan saja kulit, tapi masuk kedalam sumsum tulang.
Apa beda antara negara dengan bangsa, hingga ketidaksetujuanmu
atas kebijakan-kebijakan pemerintah saat ini.
Aku rindu berinteraksi denganmu,
kami mengeja satu persatu bahasa, kemudian diartikan bersama
menterjemahkan satu persatu makna hidup dan kehidupan.
Apa arti 'ini', apa arti 'itu'?
Aku rindu berdebat dengamu,
akan karya sastra siapa yang terbaik?
Pram? Ahmad Tohari? Leo Tolstoy? Eiji Yoshikawa? Ernest Hemmingway?
Akan siapa peraih nobel sastra selanjutnya.
Aku rindu mengigau denganmu,
tentang musik apa yang kali ini kau sukai.
Apa itu Jazz? Bossa? Blues? Slow Ritme?
Apakah ST 12 akan menjadi pembuka Iron Maiden?
Aku rindu berbantah-bantahan denganmu,
akan perjalanan mana saja yang sudah masing-masing lalui,
sudah kemana? Dapat apa? Bertemu siapa? Pengalaman unik apa?
Lalu, hendak kemana kami selanjutnya.
Aku rindu meracau denganmu,
melupakan masa-masa lalu, meski tak bisa,
mencintai hari ini, saat ini, tempat ini, pertemuan ini,
dan, memimpikan masa depan, akan menjadi apa kelak.
Aku rindu mengacau denganmu,
kejahilan-kejahilan anak muda,
keusilan spontan, kenakalan yang naif,
dari yang membuat emosi, hingga yang menciptakan gelak tawa.
Aku rindu bertemu denganmu.
Membicarakan apapun, denganmu, tak pernah tak indah.
10 Mei 2011
10:05
Menanti Keajaiban - Padi
Hingga saat ini, entahlah. Mbuh ah!
#3 : Sajak Rindu
ditulis oleh
Hilmy Nugraha
10 Mei 2011
Labels:
15 menit,
kompetisi blog,
perenungan,
puisi,
Sajak Rindu,
sastra
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 kata-kata:
yg bikin abang kangen akar kah? xp
widih... keren...!
huah, romantis sekali... btw, aku sudah ketinggalan banyak nih sepertinya, hehe..
@melyn, hehe...
@sitra, hihi, keren apanya lah..
@nita, ayuk, semangat,
Posting Komentar