Frustasi Berbuat Baik

Bagi Anda yang pernah tinggal di Singapura, Jepang atau Korea, Anda pasti menyadari betapa rapi dan teraturnya negara-negara tersebut. Mereka tidak merokok sembarangan, antri dengan sabar, menghentikan kendaraan di tempat yang benar, bahkan mereka tidak meludah seenaknya. Mereka adalah negara-negara yang disiplin. Mereka percaya sepenuhnya bahwa setiap perbuatan baik akan mendapat balasan baik. Mereka yakin sepenuhnya bahwa setiap perbuatan buruk akan mendapat balasan buruk. Tidak peduli seberapa kecil. Bukankah ini sabda Tuhan?

Karena negara melindungi mereka. Negara menjamin orang-orang yang berbuat baik, jujur dan bekerja keras mendapat apa yang menjadi hak mereka. Di sana orang-orang yang berbuat baik akan mendapat layanan terbaik dari negara. Orang-orang jujur pasti aman dan akan dicari untuk diberi pekerjaan. Orang-orang yang bekerja keras dijamin oleh negara, mereka akan mendapat hak terbaik atas penghasilan, tunjangan dari negara.

Lalu, bagaimana dengan di sini? Jangan harap ada jaminan. Orang-orang yang berbuat baik sekarang malah dicurigai. Menyapa orang di angkutan umum di kota besar bisa jadi cara kejahatan. Orang-orang terbaik di negeri ini diabaikan. Orang-orang jujur malah hancur. Yang dilindungi adalah mereka yang mampu membayar segalanya. Seberapa keras pun kita bekerja, tidak akan diapresiasi oleh negara. Itu urusan Anda sendiri. Tidak berpengaruh. Ada atau tidak ada negara sama saja. Apa gunanya ada negara? Kalau urusan ini saja tidak bisa ditangani.

Akibatnya, orang-orang menjadi frustrasi untuk berbuat baik. Sering berbohong. Malas bekerja keras. Apatis. Kejahatan merajalela. Cara berpikir sehat kita sudah terbalik. Negara yang seharusnya menjamin semua ini malah bertentangan.

Tapi kalau kita hanya mengandalkan negara ini, pasti hasilnya hanya frustasi, putus asa dan menyerah hidup. Padahal menurut Bung Karno di atas kekuasaan negara ini ada kekuasaan rakyat, dan di atasnya lagi ada kekuasaan Tuhan. Kita sering lupa ada Tuhan. Maka menjadi pasrah dalam kefrustasian.

Percaya saja, bahwa mungkin negara kita tidak menjamin balasan kebaikan yang kita lakukan, tapi Tuhan menghitung dengan teliti, menyimpan semua file perbuatan kita dengan detail dan membalasnya satu persatu di kondisi dan waktu yang paling tepat yang dirasakan oleh umat manusia. Itu kalau kita tidak ateis dan masih percaya ada Tuhan.

0 kata-kata: