Berat.

Ternyata berat juga berpisah. Saya belum pernah merasakan sedalam ini. Saya yang hendak terbang melintasi benua, melihat jernihnya mata Rini dan Bumi, saya nggrentes.

Batin saya tak kuat. Seharusnya syaraf memerintahkan mata saya untuk berair, tapi saya tahan sekuat tenaga. Semua anggota keluarga ada. Saya salami satu persatu, saya pandangi mata mereka.

Iya, meski seperti lagu "Pergi Untuk Kembali", bagi saya ini tetap perpisahan. Dan berat bagi saya. Beberapa orang siap untuk menghadapi pertemuan, tapi gentar menghadapi perpisahan. Dua-dua musti kita telan. Meskipun hanya sekali.

Tabik,

Hilmy Nugraha

sent from smartphone

0 kata-kata: