Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

Setiap tanggal 24 Maret dunia memperingati “Hari TB Sedunia” yang diawali dari ditemukannya kuman Tuberkulosis (TB) oleh seorang ilmuwan yang bernama Robert Koch pada tahun 1882. Sejak ditemukan kuman tersebut para ilmuwan banyak meneliti mengenai diagnosis dan pengobatan penyakit TB ini. Namun, sampai saat ini penyakit tersebut belum bisa dimusnahkan. Bahkan akhir-akhir ini penyakit TB semakin meningkat, hal ini berkaitan dengan merebaknya penyakit HIV di seluruh dunia.

Menurut data WHO pada tahun 2009 lebih dari 2 milyar orang, yang berarti sama dengan sepertiga warga dunia terinfeksi kuman TB. Indonesia saat ini berada pada posisi ketiga terbanyak setelah India dan Cina. Setiap tahun di Indonesia muncul lebih dari 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu meninggal. Apabila tidak mendapat pengobatan, setiap orang dg TB aktif dapat menularkan kepada 10 sampai 15 orang setiap tahun. Berarti bila banyak penderita Tb yang tidak diobati dengan benar maka akan banyak orang yang tertular penyakit TB ini.

Penularan ini juga berkaitan dengan buruknya perilaku hidup bersih dan sehat, tempat tinggal yang berpenghuni padat serta ventilasi rumah yang kurang baik.

Dalam upaya pemberantasan TB, pemerintah telah menyediakan obat gratis bagi para penderita TB, yang bisa diperoleh masyarakat di puskesmas, rumah sakit pemerintah, Balai Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Paru (BP4), serta sejumlah penyedia layanan kesehatan lain yang ditetapkan pemerintah. Saat ini sedang diupayakan obat gratis tersebut disediakan pada klinik dan dokter praktek swasta yang bersedia bekerja sama dengan dinas kesehatan.

Penyakit TB ini paling sering menyerang paru (TB paru) dan juga didapatkan diluar paru (TB ekstraparu) yang biasa ditemukan dalam Kelenjar Getah Bening (KGB), Ginjal, Sendi, Tulang, Rahim, payudara dll. Penyakit TB paru dapat ditularkan melalui udara. Saat penderita batuk, melalui dahak paru akan mengeluarkan sejumlah kuman TB yang akan tersebar diudara dan akan dihirup oleh orang lain. Orang yang menghirup udara yang berisi kuman TB tersebut dapat menjadikan orang itu menderita TB dan juga bisa tidak.

Bagi yang daya tahan tubuhnya sedang lemah, maka kuman TB akan berkembang dalam tubuhnya dan menjadikan orang tersebut menderita TB. Tapi bagi orang yang menghirup udara tersebut saat daya tahan tubuhnya baik, maka kuman tidak akan berkembang dalam tubuhnya, kuman bisa mati atau hidup tapi tidak berkembang, kumannya berdiam diri dalam tubuh orang tersebut dan suatu saat apabila daya tahan tubuh orang tersebut lemah maka kuman tersebut ada kemungkinan berkembang dan menyebabkan orang tersebut menderita TB paru atau Tb ekstraparu.

Untuk mengenali penderita TB, maka kita harus mengetahui gejala-gejala penyakit TB antara lain : batuk tiga minggu atau lebih, penurunan berat badan, nafsu makan menurun, merasa cepat lelah, banyak keringat pada malam hari, demam yang tidak terlalu tinggi.

Penyakit TB ini dapat disembuhkan, dan pengobatan yang diberikan sudah dengan standar International melalui rekomendasi WHO. Pengobatan TB dilakukan paling cepat 6 bulan. Obat yang diberikan 4 macam pada 2 bulan pertama (Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamide, Etambutol) dan 2 macam selama 4 bulan (Rifampisin, Isoniazide).

Penderita TB harus dapat mengikuti pengobatan dengan baik, patuh untuk minum obat secara teratur dan sampai waktu yang ditentukan. Untuk menjamin pengobatan dilakukan dengan baik, maka pemerintah membuat program pengobatan ini dengan bantuan pengawas menelan obat (PMO). Pengawas menelan obat ini diupayakan dari keluarga, kader kesehatan atau petugas kesehatan.

Penderita yang berobat secara teratur dan benar sebagian besar sembuh, namun ada juga penderita yang belum sembuh dalam 6 bulan, sehingga memerlukan waktu yang lebih dari 6 bulan, dan sebagaian kecil ada yang sangat sulit sembuh dengan obat-obat TB tersebut, dan hal ini harus kita curigai bahwa penyakit TB pada orang tersebut termasuk yang sudah kebal terhadap obat TB lini pertama, sehingga diperlukan obat TB lini kedua yang memerlukan waktu yang lebih lama dan harga obat yang lebih mahal dan obatnya masih sulit didapat. Maka dari itu untuk mengurangi kekebalan terhadap kuman TB ini diperlukan menjalani pengobatan yang baik dan benar.

Disamping pengobatan yang baik dan benar, untuk keberhasilan pengobatan ini diperlukan juga nutrisi yang baik, makan dengan gizi yang baik, cukup protein, susu dan buah serta sayuran yang cukup agar dapat mempermudah kesembuhan. Disamping itu juga dianjurkan berperilaku hidup sehat, dan berhenti merokok bagi yang merokok, jangan mulai merokok bagi yang belum pernah merokok, karena merokok akan memperburuk kondisi penyakitnya dan mempersulit penyembuhan.

Saat ini sangat dianjurkan bila kita bertemu dengan orang-orang dengan gejala TB, maka anjurkan orang tersebut untuk segera berobat agar penyakitnya bisa sembuh dan tidak menularkan kepada keluarga dan lingkungan.

Dengan bersama mengatasi penyakit TB ini dan mencegah penularan, maka jumlah penderita TB di Indonesia dapat berkurang, dan pasti kita semua berharap agar penyakit TB ini dapat diberantas habis di negara tercinta kita ini. Insya Allah.


Oleh: Dr Anna Uyainah ZN, SpPD,K-P,MARS

http://esqmagazine.com/kesehatan/2010/03/20/tuberkulosis-dapat-disembuhkan.html


nb : bismillah, syafakallah...

0 kata-kata: