Yang berat itu adalah mempertahankan konsistensi. Itu yang pertama ku kagumi dari CLC Purbalingga. Bagaimana sebuah komunitas film bisa bertahan hingga gelaran ke 17 tiap tahunnya, untuk sebuah kota kecil Purbalingga?
Purbalingga yang biasa dikenal sebagai produsen bulu mata palsu, atau bagi anak motor adalah produsen knalpot custom, beralih image menjadi kota kreatif, penghasil penggiat sinema pelajar.
Aku hanya saksi saja, perjalanan mereka yang merangkak, hingga berpendar seperti sekarang ini.
0 kata-kata:
Posting Komentar