”Dia adalah tembok yang kukuh boi...,”kilahku diplomatis.
”Dan usahaku ibarat melemparkan lumpur ke tembok itu,”sambungku optimis.
”Kau sangka tembok itu akan roboh dengan lemparan lumpur?”tanyaku retoris.
”Tidak akan!Tapi lumpur itu akan membekas di sana,apa pun yang kulakukan,walaupun
ditolaknya mentah-mentah,akan membekas di hatinya,”kesimpulanku filosofis.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 kata-kata:
ini kata2nya arai kan?
apapun yang kamu lakukan, mas.
akan membekas di hatiku, meskipun tidak bisa merubahnya.
ehemp!!!
aku suka!
Posting Komentar