ayahku memang tak kuliah.




dia hanya lulusan SMK, sebuah SMK negeri terbaik di Purwokerto. tapi bukan berarti dia tak hebat. dia bahkan lebih hebat dari sarjana-sarjana sekarang. aku bisa jamin itu.
ayahku memang tak kuliah. tapi dia bisa membenarkan kelangkapan listrik yang ada dirumah, peralatan-peralatan listrik, hingga sambungannya. dan dia tak kuliah di teknik listrik.

ayahku memang tak kuliah. tapi dia jago pidato. public speakingnya nomor satu dirumah, kantor dan lingkungan keluarga besar. bahkan aku jamin, dilungkungan rumahku, tak ada yang pintar berbicara seperti dia. dan dia tak kuliah di ilmu komunikasi.

ayahku memang tak kuliah. tapi dia ahli masalah psikologi. memahami masalah orang lain, memberi saran, menasehati. tak jarang dia menjadi juru bicara apabila ada masalah di keluarga besar. dan dia tak kuliah di psikologi.

ayahku memang tak kuliah. tapi dia bisa membuat rancang bangun. rumahku, yang saat ini, tak perlu keahlian artitek untuk menggambar desainnya. cukup dia sendiri dengan beberapa kertas A4, berkolaborasi dengan kepala tukang yang akan bekerja. jadilah rumahku yang sekarang. dan dia tak kuliah di arsitektur.

ayahku memang tak kuliah. tapi dia suka bernyanyi. bahkan dahulu dia pimpinan salah satu group organ tunggal di dekat kotaku. keroncong, campur sari, dangdut, langgam, dia kuasai. dan dia tak kuliah di seni musik.

ayahku memang tak kuliah. tapi bicara masalah lobi, dia jagonya. keahliannya melobi membuahkan hasil banyak dan bermanfaat. termasuk beberapa saudara dekatku yang bekerja di beberapa perusahaan yang ada. dia dekat dengan semua orang. mudah bergaul. dan dia tak kuliah di public relation.

ayahku memang tak kuliah. tapi bukan berarti tak paham masalah agama. ditempatku bahkan dia sering mengisi kajian di mushola. meski hanya mushola kecil. dan dia tak kuliah di fakultas tarbiyah.

ayahku memang tak kuliah. tapi kalau jualan, jangan ditanya. hebat bukan main. dengan bekal banyak relasi dan kemampuan bergaulnya. barang apapun laku dijualnya. rumah, mobil, motor, meski hanya sebagai makelar. dan ayahku tak kuliah di ilmu ekonomi, marketing.

ayahku memang tak kuliah. dia relakan dirinya untuk tak kuliah. hanya supaya aku bisa kuliah. padahal dia mampu. tapi dia lebih memikirkan aku.

ayahku memang tak kuliah. tapi dia tetap ayah juara satu seluruh dunia!

nb : didedikasikan untuk ayahku, Bambang Basuki. yang membuatku bisa hidup seperti sekarang ini. aku tau engkau keras, tapi itu semua demi kebaikanku...

4 kata-kata:

kurapninja mengatakan...

ternyata indra ke-sekian-ku tokcer juga!
Aku kemarin baru aja inget-inget kayak apa wajah bapakmu. Lah kok saiki sing tak waca malah iki :D

Anonim mengatakan...

Hohoho "Ayah paling juara seluruh dunia" ki judule.....

tiap orang berperang dengan generasinya. Berkaca pada generasi-generasi sebelum. Dan berencana pada generasi-generasi setelahnya.

majuuuuuuuu man!!!

melynsalam mengatakan...

plokk..plok..plokkplokk.. *tepuk tangan untuk ayah paling hebat didunia. ayah ayah kita.

nad mengatakan...

bapakku yang paling hebat sedunia.
sekaligus yang paling aku ndak suka.

hm.