paling juga sama saja
paling juga sama saja,
sekarang ingat,
esok lupa,
sekarang senggang,
esok sibuk kembali,
ah,
harusnya kau memang tak berharap.
sekarang ingat,
esok lupa,
sekarang senggang,
esok sibuk kembali,
ah,
harusnya kau memang tak berharap.
jadilah
jadilah salah satu,
penasehat atau pemimpin dalam satu organisasi!
kedua duanya adalah punya wibawa kepemimpinan...
kata Om Sys Maryono Teguh
penasehat atau pemimpin dalam satu organisasi!
kedua duanya adalah punya wibawa kepemimpinan...
kata Om Sys Maryono Teguh
Speed Of Sound
How long before I get in
Before it starts before I begin
How long before you decide
Before I know what it feels like
Where to, where do I go?
If you never try, then you'll never know
How long do I have to climb
Up on the side of this mountain of mine
Look up, I look up at night
Planets are moving at the speed of light,
Climb up, up in the trees
Every chance that you get is a chance you seize
How long am I gonna stand
With my head stuck under the sand
I'll start before I can stop
Before I see things the right way up.
All that noise and all that sound
All those places I had found
And birds go flying at the speed of sound
To show you how it all began
Birds came flying from the underground
If you could see it then you'd understand
Ideas that you'll never find
All the inventors could never design
The buildings that you put up
Japan and China all lit up
A sign that I couldn't read
or a light, that I couldn't see
Some things you have to believe
But others are puzzles, puzzling me
All that noise and all that sound
All those places I had found
And birds go flying at the speed of sound
To show you how it all began
Birds came flying from the underground
If you could see it then you'd understand
Oh, when you see it then you'll understand
All those signs I knew what they meant,
Some things you can invent
Some get made and some get sent ooh-ooh
And birds go flying at the speed of sound
To show you how it all began
Birds came flying from the underground
If you could see it then you'd understand
Oh, when you see it then you'll understand.
masuk surga
Kemarin ada kajian menjelang tarawih bareng Ustadz Muhibin Bahrun Lc. Beliau bercerita hal yang menarik yang pernah disampaikan Nabi, "Kita masuk surga, itu sebenarnya bukan karena amal-amal kita, tapi karena rahmat-Nya",
Bener banget nih. Amal kita mah gak ada apa-apanya. Kalopun masuk surga, harus banyak nebus dosa yang terus menerus kita lakukan tiap hari yang kadang kita gak sadar. belum amal kita yang pas-pasan. Surga gak kebayar deh.
Nabi Adam aja ngelakuin satu kesalahan dikeluarin dari surga. Apalagi kita? Ngelakuin banyak banget kesalahan n dosa tiap hari. Hufh, Irhamna Ya Rohman..,
Dan yang menarik lagi, ketika Nabi menyampaikan berita ini para sahabat bertanya, "Bagaimana dengan anda Ya Rasul?",
dan Nabipun menjawab,"Termasuk aku".
Irhamna Ya Rahman.
Tak ada hal yang lebih baik daripada kita muhasabah dan memperbaiki diri kita setiap waktu. Insya Allah...
Bener banget nih. Amal kita mah gak ada apa-apanya. Kalopun masuk surga, harus banyak nebus dosa yang terus menerus kita lakukan tiap hari yang kadang kita gak sadar. belum amal kita yang pas-pasan. Surga gak kebayar deh.
Nabi Adam aja ngelakuin satu kesalahan dikeluarin dari surga. Apalagi kita? Ngelakuin banyak banget kesalahan n dosa tiap hari. Hufh, Irhamna Ya Rohman..,
Dan yang menarik lagi, ketika Nabi menyampaikan berita ini para sahabat bertanya, "Bagaimana dengan anda Ya Rasul?",
dan Nabipun menjawab,"Termasuk aku".
Irhamna Ya Rahman.
Tak ada hal yang lebih baik daripada kita muhasabah dan memperbaiki diri kita setiap waktu. Insya Allah...
mana resensinya hil?
berat banget kayaknya mau mulai nulis.
gak mesti haru bagus dulu.
yang penting nulias dulu.
perkara bagus nggaknya sih proses.
yang penting ditulis dulu.
kalo gak ditulis ya gak bakal tau kan?
bagus nggaknya...
gak mesti haru bagus dulu.
yang penting nulias dulu.
perkara bagus nggaknya sih proses.
yang penting ditulis dulu.
kalo gak ditulis ya gak bakal tau kan?
bagus nggaknya...
Daftar Partai-Partai Yang Akan Memangkas Kewenangan KPK
Note :
Maaf, artikel ini agak keras. Tulisan ini berdasarkan referensi artikel Harian Kompas, Kamis 17 September 2009, "Demokrat Berubah sikap". Apabila ada diantara anda yang kurang setuju dengan tulisan ini atau memiliki argumen yang berbeda, silakan tuliskan komentar anda sepuasnya di link Comments di bawah artikel. Salam.
"Korupsi, sudah menjadi seni dan bagian budaya bangsa"
Bung Hatta, 1970
Di pemilihan Ketua KPK 2007-2011 di DPR 2007 lalu ada dua calon ”terkuat”.
Pertama, Chandra Hamzah, pengacara yang lebih banyak mengurus masalah perdata, dan yang kedua, Antasari Azhar. ”Terkuat” karena merekalah yang diduga akan dipilih DPR, justru karena dianggap paling lemah visinya untuk pemberantasan korupsi. Calon ”terkuat” lainnya adalah Bibit Samad Rianto, polisi yang samasekali tidak pernah menangani kasus korupsi dan malah diduga pernah menerima ”pemberian” untuk pembangunan rumahnya.
Dua tokoh yang dianggap paling berani, Amien Sunaryadi, Wakil Ketua KPK sebelumnya, pilihan ICW dan pernah menjabat Senior Manager di PricewaterhouseCoopers, dan Surachmin, Inspektur pengawasan BPK yang mengusulkan koruptor diatas 1 Milyar dihukum mati, justru langsung terdepak dari pemilihan Ketua KPK di DPR tahun 2007 itu.
Yang paling kontroversial tentu saja adalah Antasari Azhar, berkaitan dengan tindakannya yang tidak mengeksekusi 32 anggota DPRD Sumbar yang telah divonis bersalah korupsi oleh MA, juga kelambanannya dalam eksekusi Tommy Suharto yang menyebabkan Tommy kabur. Tapi justru karena itulah banyak pihak menduga Antasari akan dipilih oleh partai-partai besar di DPR itu.
Dan betul saja, akhirnya, dua partai terbesar bahu-membahu memilih karakter yang paling kontroversial itu. Partai besar yang mengangkat Antasari itu adalah :
1. Partai Golkar.
2. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, PDIP.
Source : Republika, "Skenario Pembubaran KPK Sejak Antasari Terpilih".
Seperti diketahui umum, banyak kader dari partai-partai terbesar itu yang ditangkap karena diduga korupsi. Misi mereka sukses, Antasari terpilih menjadi pemimpin KPK. Tapi lucunya, Antasari justru jadi begitu aktifnya memberantas korupsi. Dan partai-partai yang memilihnya pun beranggapan Antasari sudah tidak sesuai dengan visi dan misi DPR karena "terlalu aktif" memerangi korupsi.
Di tahun 2009 ini, setelah serangan bertubi-tubi terhadap KPK dari lembaga-lembaga yang dinilai paling korup di mata masyarakat, DPR juga berusaha untuk memotong lagi wewenang KPK, yaitu wewenangnya melakukan penuntutan (RUU Pengadilan Tipikor).
Dan partai-partai yang mendorong pemotongan wewenang strategis KPK itu adalah :
1. Partai Golkar.
2. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, PDIP.
3. Partai Amanat Nasional, PAN
4. Partai Damai Sejahtera.
Sumber : Kompas Cetak, "Demokrat Berubah Sikap", 17 September 2009.
Sedangkan Partai-Partai Yang Menolak penghapusan wewenang penuntutan KPK :
1. Partai Keadilan Sejahtera.
2. Partai Demokrat.
3. Partai Kebangkitan Bangsa.
http://imperiumindonesia.blogspot.com/2009/09/daftar-partai-partai-yang-akan.html
Maaf, artikel ini agak keras. Tulisan ini berdasarkan referensi artikel Harian Kompas, Kamis 17 September 2009, "Demokrat Berubah sikap". Apabila ada diantara anda yang kurang setuju dengan tulisan ini atau memiliki argumen yang berbeda, silakan tuliskan komentar anda sepuasnya di link Comments di bawah artikel. Salam.
"Korupsi, sudah menjadi seni dan bagian budaya bangsa"
Bung Hatta, 1970
Di pemilihan Ketua KPK 2007-2011 di DPR 2007 lalu ada dua calon ”terkuat”.
Pertama, Chandra Hamzah, pengacara yang lebih banyak mengurus masalah perdata, dan yang kedua, Antasari Azhar. ”Terkuat” karena merekalah yang diduga akan dipilih DPR, justru karena dianggap paling lemah visinya untuk pemberantasan korupsi. Calon ”terkuat” lainnya adalah Bibit Samad Rianto, polisi yang samasekali tidak pernah menangani kasus korupsi dan malah diduga pernah menerima ”pemberian” untuk pembangunan rumahnya.
Dua tokoh yang dianggap paling berani, Amien Sunaryadi, Wakil Ketua KPK sebelumnya, pilihan ICW dan pernah menjabat Senior Manager di PricewaterhouseCoopers, dan Surachmin, Inspektur pengawasan BPK yang mengusulkan koruptor diatas 1 Milyar dihukum mati, justru langsung terdepak dari pemilihan Ketua KPK di DPR tahun 2007 itu.
Yang paling kontroversial tentu saja adalah Antasari Azhar, berkaitan dengan tindakannya yang tidak mengeksekusi 32 anggota DPRD Sumbar yang telah divonis bersalah korupsi oleh MA, juga kelambanannya dalam eksekusi Tommy Suharto yang menyebabkan Tommy kabur. Tapi justru karena itulah banyak pihak menduga Antasari akan dipilih oleh partai-partai besar di DPR itu.
Dan betul saja, akhirnya, dua partai terbesar bahu-membahu memilih karakter yang paling kontroversial itu. Partai besar yang mengangkat Antasari itu adalah :
1. Partai Golkar.
2. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, PDIP.
Source : Republika, "Skenario Pembubaran KPK Sejak Antasari Terpilih".
Seperti diketahui umum, banyak kader dari partai-partai terbesar itu yang ditangkap karena diduga korupsi. Misi mereka sukses, Antasari terpilih menjadi pemimpin KPK. Tapi lucunya, Antasari justru jadi begitu aktifnya memberantas korupsi. Dan partai-partai yang memilihnya pun beranggapan Antasari sudah tidak sesuai dengan visi dan misi DPR karena "terlalu aktif" memerangi korupsi.
Di tahun 2009 ini, setelah serangan bertubi-tubi terhadap KPK dari lembaga-lembaga yang dinilai paling korup di mata masyarakat, DPR juga berusaha untuk memotong lagi wewenang KPK, yaitu wewenangnya melakukan penuntutan (RUU Pengadilan Tipikor).
Dan partai-partai yang mendorong pemotongan wewenang strategis KPK itu adalah :
1. Partai Golkar.
2. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, PDIP.
3. Partai Amanat Nasional, PAN
4. Partai Damai Sejahtera.
Sumber : Kompas Cetak, "Demokrat Berubah Sikap", 17 September 2009.
Sedangkan Partai-Partai Yang Menolak penghapusan wewenang penuntutan KPK :
1. Partai Keadilan Sejahtera.
2. Partai Demokrat.
3. Partai Kebangkitan Bangsa.
http://imperiumindonesia.blogspot.com/2009/09/daftar-partai-partai-yang-akan.html
kata Bang Dik
kamu harus kenali dulu dirimu, tahu apa yang kamu lakukan. dan kamu musti mengenali tempat dimana kamu berada
sip bang!
laksanakan....
sip bang!
laksanakan....
Semoga tak hilang...
banyak sekali ilmu kemarin,
Ustadz Toha, Ustadz Sofyan, Ustadz Saarif, Ustadz Heru, Akh SAlim, Mas Anif,
hm.
belum sempat kurekam.
Semoga tak hilang...
Ustadz Toha, Ustadz Sofyan, Ustadz Saarif, Ustadz Heru, Akh SAlim, Mas Anif,
hm.
belum sempat kurekam.
Semoga tak hilang...
Sergapan Rasa Memiliki
..milik nggendhong lali..
rasa memiliki membawa kelalaian
-peribahasa Jawa-
Salman Al Farisi memang sudah waktunya menikah. Seorang wanita Anshar yang dikenalnya sebagai wanita mukminah lagi shalihah juga telah mengambil tempat di hatinya. Tentu saja bukan sebagai kekasih. Tetapi sebagai sebuah pilihan dan pilahan yang dirasa tepat. Pilihan menurut akal sehat. Dan pilahan menurut perasaan yang halus, juga ruh yang suci.
Tapi bagaimanapun, ia merasa asing di sini. Madinah bukanlah tempat kelahirannya. Madinah bukanlah tempatnya tumbuh dewasa. Madinah memiliki adat, rasa bahasa, dan rupa-rupa yang belum begitu dikenalnya. Ia berfikir, melamar seorang gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang. Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi Madinah berbicara untuknya dalam khithbah. Maka disampaikannyalah gelegak hati itu kepada shahabat Anshar yang dipersaudarakan dengannya, Abud Darda’.
”Subhanallaah.. wal hamdulillaah..”, girang Abud Darda’ mendengarnya. Mereka tersenyum bahagia dan berpelukan. Maka setelah persiapan dirasa cukup, beriringanlah kedua shahabat itu menuju sebuah rumah di penjuru tengah kota Madinah. Rumah dari seorang wanita yang shalihah lagi bertaqwa.
”Saya adalah Abud Darda’, dan ini adalah saudara saya Salman seorang Persia. Allah telah memuliakannya dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan jihadnya. Dia memiliki kedudukan yang utama di sisi Rasulullah Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam, sampai-sampai beliau menyebutnya sebagai ahli bait-nya. Saya datang untuk mewakili saudara saya ini melamar putri Anda untuk dipersuntingnya.”, fasih Abud Darda’ bicara dalam logat Bani Najjar yang paling murni.
”Adalah kehormatan bagi kami”, ucap tuan rumah, ”Menerima Anda berdua, shahabat Rasulullah yang mulia. Dan adalah kehormatan bagi keluarga ini bermenantukan seorang shahabat Rasulullah yang utama. Akan tetapi hak jawab ini sepenuhnya saya serahkan pada puteri kami.” Tuan rumah memberi isyarat ke arah hijab yang di belakangnya sang puteri menanti dengan segala debar hati.
”Maafkan kami atas keterusterangan ini”, kata suara lembut itu. Ternyata sang ibu yang bicara mewakili puterinya. ”Tetapi karena Anda berdua yang datang, maka dengan mengharap ridha Allah saya menjawab bahwa puteri kami menolak pinangan Salman. Namun jika Abud Darda’ kemudian juga memiliki urusan yang sama, maka puteri kami telah menyiapkan jawaban mengiyakan.”
Jelas sudah. Keterusterangan yang mengejutkan, ironis, sekaligus indah. Sang puteri lebih tertarik kepada pengantar daripada pelamarnya! Itu mengejutkan dan ironis. Tapi saya juga mengatakan indah karena satu alasan; reaksi Salman. Bayangkan sebuah perasaan, di mana cinta dan persaudaraan bergejolak berebut tempat dalam hati. Bayangkan sebentuk malu yang membuncah dan bertemu dengan gelombang kesadaran; bahwa dia memang belum punya hak apapun atas orang yang dicintainya. Mari kita dengar ia bicara.
”Allahu Akbar!”, seru Salman, ”Semua mahar dan nafkah yang kupersiapkan ini akan aku serahkan pada Abud Darda’, dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian!”
***
Cinta tak harus memiliki. Dan sejatinya kita memang tak pernah memiliki apapun dalam kehidupan ini. Salman mengajarkan kita untuk meraih kesadaran tinggi itu di tengah perasaan yang berkecamuk rumit; malu, kecewa, sedih, merasa salah memilih pengantar, merasa berada di tempat yang keliru, di negeri yang salah, dan seterusnya. Ini tak mudah. Dan kita yang sering merasa memiliki orang yang kita cintai, mari belajar pada Salman. Tentang sebuah kesadaran yang kadang harus kita munculkan dalam situasi yang tak mudah.
Sergapan rasa memiliki terkadang sangat memabukkan..
Rasa memiliki seringkali membawa kelalaian. Kata orang Jawa, ”Milik nggendhong lali”. Maka menjadi seorang manusia yang hakikatnya hamba adalah belajar untuk menikmati sesuatu yang bukan milik kita, sekaligus mempertahankan kesadaran bahwa kita hanya dipinjami. Inilah sulitnya. Tak seperti seorang tukang parkir yang hanya dititipi, kita diberi bekal oleh Allah untuk mengayakan nilai guna karuniaNya. Maka rasa memiliki kadang menjadi sulit ditepis.
Ya. Di jalan cinta pejuang, hakikat ini akan kita asah. Bahwa kita semua milik Allah, dan hanya padaNya kita akan kembali. Maka dengan sahabat yang paling mesra, dengan isteri yang paling setia, atau anak-anak yang berbakti, hubungan kita bukanlah hubungan saling memiliki. Allah hanya meminjamkan dia untuk kita dan meminjamkan kita untuknya..
taken from: Jalan Cinta Para Pejuang/ Gairah/ Sergapan Rasa Memiliki/…
by Salim A. Fillah
nb : Ya Rabb, berikanlah kesabaran padaku sama seperti Salman Al Farisi....
rasa memiliki membawa kelalaian
-peribahasa Jawa-
Salman Al Farisi memang sudah waktunya menikah. Seorang wanita Anshar yang dikenalnya sebagai wanita mukminah lagi shalihah juga telah mengambil tempat di hatinya. Tentu saja bukan sebagai kekasih. Tetapi sebagai sebuah pilihan dan pilahan yang dirasa tepat. Pilihan menurut akal sehat. Dan pilahan menurut perasaan yang halus, juga ruh yang suci.
Tapi bagaimanapun, ia merasa asing di sini. Madinah bukanlah tempat kelahirannya. Madinah bukanlah tempatnya tumbuh dewasa. Madinah memiliki adat, rasa bahasa, dan rupa-rupa yang belum begitu dikenalnya. Ia berfikir, melamar seorang gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang. Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi Madinah berbicara untuknya dalam khithbah. Maka disampaikannyalah gelegak hati itu kepada shahabat Anshar yang dipersaudarakan dengannya, Abud Darda’.
”Subhanallaah.. wal hamdulillaah..”, girang Abud Darda’ mendengarnya. Mereka tersenyum bahagia dan berpelukan. Maka setelah persiapan dirasa cukup, beriringanlah kedua shahabat itu menuju sebuah rumah di penjuru tengah kota Madinah. Rumah dari seorang wanita yang shalihah lagi bertaqwa.
”Saya adalah Abud Darda’, dan ini adalah saudara saya Salman seorang Persia. Allah telah memuliakannya dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan jihadnya. Dia memiliki kedudukan yang utama di sisi Rasulullah Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam, sampai-sampai beliau menyebutnya sebagai ahli bait-nya. Saya datang untuk mewakili saudara saya ini melamar putri Anda untuk dipersuntingnya.”, fasih Abud Darda’ bicara dalam logat Bani Najjar yang paling murni.
”Adalah kehormatan bagi kami”, ucap tuan rumah, ”Menerima Anda berdua, shahabat Rasulullah yang mulia. Dan adalah kehormatan bagi keluarga ini bermenantukan seorang shahabat Rasulullah yang utama. Akan tetapi hak jawab ini sepenuhnya saya serahkan pada puteri kami.” Tuan rumah memberi isyarat ke arah hijab yang di belakangnya sang puteri menanti dengan segala debar hati.
”Maafkan kami atas keterusterangan ini”, kata suara lembut itu. Ternyata sang ibu yang bicara mewakili puterinya. ”Tetapi karena Anda berdua yang datang, maka dengan mengharap ridha Allah saya menjawab bahwa puteri kami menolak pinangan Salman. Namun jika Abud Darda’ kemudian juga memiliki urusan yang sama, maka puteri kami telah menyiapkan jawaban mengiyakan.”
Jelas sudah. Keterusterangan yang mengejutkan, ironis, sekaligus indah. Sang puteri lebih tertarik kepada pengantar daripada pelamarnya! Itu mengejutkan dan ironis. Tapi saya juga mengatakan indah karena satu alasan; reaksi Salman. Bayangkan sebuah perasaan, di mana cinta dan persaudaraan bergejolak berebut tempat dalam hati. Bayangkan sebentuk malu yang membuncah dan bertemu dengan gelombang kesadaran; bahwa dia memang belum punya hak apapun atas orang yang dicintainya. Mari kita dengar ia bicara.
”Allahu Akbar!”, seru Salman, ”Semua mahar dan nafkah yang kupersiapkan ini akan aku serahkan pada Abud Darda’, dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian!”
***
Cinta tak harus memiliki. Dan sejatinya kita memang tak pernah memiliki apapun dalam kehidupan ini. Salman mengajarkan kita untuk meraih kesadaran tinggi itu di tengah perasaan yang berkecamuk rumit; malu, kecewa, sedih, merasa salah memilih pengantar, merasa berada di tempat yang keliru, di negeri yang salah, dan seterusnya. Ini tak mudah. Dan kita yang sering merasa memiliki orang yang kita cintai, mari belajar pada Salman. Tentang sebuah kesadaran yang kadang harus kita munculkan dalam situasi yang tak mudah.
Sergapan rasa memiliki terkadang sangat memabukkan..
Rasa memiliki seringkali membawa kelalaian. Kata orang Jawa, ”Milik nggendhong lali”. Maka menjadi seorang manusia yang hakikatnya hamba adalah belajar untuk menikmati sesuatu yang bukan milik kita, sekaligus mempertahankan kesadaran bahwa kita hanya dipinjami. Inilah sulitnya. Tak seperti seorang tukang parkir yang hanya dititipi, kita diberi bekal oleh Allah untuk mengayakan nilai guna karuniaNya. Maka rasa memiliki kadang menjadi sulit ditepis.
Ya. Di jalan cinta pejuang, hakikat ini akan kita asah. Bahwa kita semua milik Allah, dan hanya padaNya kita akan kembali. Maka dengan sahabat yang paling mesra, dengan isteri yang paling setia, atau anak-anak yang berbakti, hubungan kita bukanlah hubungan saling memiliki. Allah hanya meminjamkan dia untuk kita dan meminjamkan kita untuknya..
taken from: Jalan Cinta Para Pejuang/ Gairah/ Sergapan Rasa Memiliki/…
by Salim A. Fillah
nb : Ya Rabb, berikanlah kesabaran padaku sama seperti Salman Al Farisi....
Hampir Berlalu
Banyak hal yang memang harus berlalu, seperti hal ini juga. Berasa dipondok rasanya. Bergabung dengan banyak teman. Dari Purwokerto saja, Brebes, Solo, Aceh, Riau, Purbalingga dan sekitarnya. Yang menarik bagi saya selalu saja semangat merak yang menyala-nyala mencari ridhaNya. Padahal saya liat mereka sudah berumur. Diatas 40 tahun. Ya, iman harus terus dipupuk. SUpaya kita percaya, atau lebih tepatnya "lebih" percaya akan janji-janjiNya. Yang akan memeberi kebahagiaan duni akhirat jika kita bertaqwa padaNya. Ah, selalu saja aku ingin semua tak berlalu. Tapi sebentar lagi lebaran. Gak ada jaminan tahun depan saya bisa seperti ini lagi.
Semoga Allah selalu memelihara niat saya. Niat saya bercerita, niat saya menulis dan niat saya berbagi...
Semoga Allah selalu memelihara niat saya. Niat saya bercerita, niat saya menulis dan niat saya berbagi...
I'tikaf Mafaza
Ini pertama kalinya aku i'tikaf. Banyak pengalaman disini. Meski baru dua hari. berangkat pas dhuha, dapet kajian dhuaha tentang jaringan internet, ketemu Ikhsan juga. Anak ESQ dari TI. Langsung aja daftar i'tikaf sama mas Jaja, semept ngobrol juga sama pak Toni. Isinya tentang anak muda yang baeknya gabung ma lingkungan masjid. Daripada ma anak-anak geng.
Dhuha disiapin buwat macem-macem persiapan buwat i'tikaf. Pengenalan tempat. Dan laen-laen. Tampat tidur lantai dua. Oh ya, aku i'tikaf di Mafaza. Disini hotspot lho. Hehe. Tapi jam 6 pagi sampe jam 6 sore doank. Kalo malem biar pada ngaji sih. Lanjutt.... Tempat tidur dilantai dua. Alas karpet dan rame banget. Tapi jadi anget. Kalo mau mandi dibelakang. Banyak kamar mandi.
Sebentar aja dah masuk dhuhur. Karena hari itu hari jumat, maka jam 11 aja udah rame. Aku seiap-siap. Ternyata yang khotbah dari anak mesjid Mafaza. Masih mahasiswa. Dan waktu mau khotbah banyak banget peringatannya. Apalagi sempet ditegur ma ustadz Toha, soalnya jamaahnya pada nagntuk. Khotbah jumat isisnya tentang bagaimana kita menyikapi perbedaan. Cihui banget bawaiinnya..
Abis jumat langsung tadarus beberapa lembar. N ada training mengurus jenazah sama ustadz Muhibin. Luar biasa. Aku memeang lagi pengen-pengennya ikut training pengurusan jenazah nih. Kata UStadz Muhibin, poitn terpenting adalah, setelah menjadi mayit, dia itu aurat bagi siapapun, bagi yang sebelumnya mahramnya bakhan. Jadi jangan suka melihat mayat intinya.
Setelah selesai masuk ke Ashar, yang imam ustadz Toha, hafidz bro.. dahsyat... Abis ashar ada takmil quran, jadi menyimak bacaan Quran hafiz hafiz yang ada di mafaza. Ada 3 hafiz di yang bacain. Ust Sofwan, dan 2 ustadz ALinnya yang gak tau namanya. Luar biasa, Indah banget. n Bikin betah dimasjid.
Sampe pukul 5, mandi langsung ikut kajian sebelum buka.
Sebelum buka diisi sama ustadz Cecep, kepala sekoah TBIF, bercerita ttg pendidikan islam, ttg pengaruh media ke anak-anak.
BUka puasa dengan kurma yang dibagiin orang arab. Abis maghrib sempet tadarus bentar n persiapan buwat tarawih. Tarawih disini yang mimpin ustadz Sofwan. Dia hafiz, bacaanya juga bagus bgt. Selesi tarawih ngantuk n tidur.
Bangun jam 1 malem. Siap-siap sholat malam.
Semuanya menarik. Banyak kajian disini. Ddan mencari ilmu itu ibarat orang haus yang meminum air laut. Semakin kita gali, semakin terlihat pula jauh sekali kita dari kesempurnaan.
Alhamdulillah, bisa ikut i'tikaf taun ini....
Ustadz Mintaraga LC
Kemarin Ustadz Mintaraga LC sempet bercerita tentang fenomena 10 hari terakhir yang terjadi di masyarakat sekarang ini. Bukannya jamaah masjid ramai karena pada i'tikaf. Tapi justru malah jamaah Moro dan toko material yang ramai. Ibu-ibu sibuk ke Moro daripada tarawih ke masjid, Bapak-bapak juga sibuk bolak-balik ke toko material beli cat rumah dan lain-lain daripada i'tikaf di Masjid.
Menggelitik, tapi inilah yang terjadi.
Padahal Rasulullah tidak menyuruh kita untuk demikian, tapi justru kita dianjurkan meramaikan 10 hari terakhir dengan ibadah kita yang lebih ekstra super daripada 20 hari sebelumnya...
Semoga kita selalu mengarah ke kabikan...
Insya Allah...
Menggelitik, tapi inilah yang terjadi.
Padahal Rasulullah tidak menyuruh kita untuk demikian, tapi justru kita dianjurkan meramaikan 10 hari terakhir dengan ibadah kita yang lebih ekstra super daripada 20 hari sebelumnya...
Semoga kita selalu mengarah ke kabikan...
Insya Allah...
Tentang Shalat tarawih
Seperti yang dikatakan Ustadz Muhibin di pengajian tadi saat saur, inti tarawih sebenernya menghidupkan malam ramadhan. Jadi masalah bukan pada 23 11 rakaatnya, cara sholatnya, maupun bacaanya. Selama kita mempunyai dalil untuk melakukan cara-cara tersebut, itu boleh saja. Karena dalam hal ibadah semua dilarang, kecuali yang dianjurkan. Semua boleh, asal dalilnya kuat.
Inilah intinya, toh Prof Dr Daelamy di jamaahnya terkadang sholat 11 terkadang 23 rakaat, dan tidak mempersoalkan jumlahnya. Karena kedua dalil sama-sama kuat.
Insya Allah...
dari Prof Dr Daelamy
Kemarin-kemarin, saya sempat mengikuti kajian dari Prof Dr Daelamy, Dosen STAIN, yang merupakan sespuh Muhammadiyah Purwokerto. Yang menarik di awal adalah perkataan dia yang mnggelitik. Bahwa sebenarnya kita ini bener-bener mengaku mencintai Rasulullah tidak. Kita mencintai Rasul tapi tidak cinta shunnahnya, kita mencintai Rasul tapi seakan benci dengan shunnahnya. Kita mencintai rasul tapi lebih suka dengan ajakan syaithan.
Dua hal ini yang menjadi paramater. Apakah kita benar-benar mencintai manusia mulia ini. Mencintai shunnahnya dan membenci ajakan syaithan.
Semoga aktivitas kita selalu selaras dengan Islam...
insya Allah..
Dua hal ini yang menjadi paramater. Apakah kita benar-benar mencintai manusia mulia ini. Mencintai shunnahnya dan membenci ajakan syaithan.
Semoga aktivitas kita selalu selaras dengan Islam...
insya Allah..
Perahu Kertas
Waktu masih kanak-kanak kau membuat perahu kertas dan kau layarkan di tepi kali
alirnya sangat tenang
dan perahumu bergoyang menuju lautan.
"Ia akan singgah di bandar-bandar besar," kata seorang lelaki tua
Kau sangat gembira, pulang dengan berbagai gambar warna-warni di kepala.
Sejak itu kau pun menunggu kalau-kalau ada kabar
dari perahu yang tak pernah lepas dari rindu-mu itu.
Akhirnya kau dengar juga pesan si tua itu, Nuh, katanya,
"Telah kupergunakan perahumu itu dalam sebuah banjir besar dan kini terdampar di sebuah bukit."
(Perahu Kertas, Kumpulan Sajak, 1982).
Sapardi Djoko Damono
memberi harapan
Sekarang kamu mesti tahu, apa itu artinya memberi harapan. Sehingga tak banyak lagi orang disekelilingmu yang sakit hati. Berbuat baik itu boleh, bahkan dianjurkan malah diwajibkan. Tentu saja ini ada batasnya. Semua kebaikan itu ikhlas dan tidak menjadi angan-angan dan rasa bagi yang menerima kebaikan itu.
Ah, semoga saja kau semakin mengerti hil..
Ah, semoga saja kau semakin mengerti hil..
sabtu minggu kemarin
Kemarin, menggunakan mobil mas Kusworo, Katana Jimny jenisnya. 1989 tahun mobilnya. Tua, seumur dengan saya. Tapi yang jelas cukup dewasa ini mobil dan banyak pengalaman pula. Melangkah pelan-pelan dari Purwokerto ke Jogja. Beristirahat semalam di Purworejo. Buka puasa, shalat Tarawih, menghabiskan setengah juz 11, tidur lelap tak tertahan, shubuh standby hingga pagi.
Beragnkatlah pagi itu. Dengan badan segar dan mobil yang sedikit bersih. Menuju Surirejo, Ngaglik, Sleman. Tepatnya kediaman Mas Fajar. Dapat ilmu banyak, berbelanja 169 DOC ayam kampung umur 2 minggu dan satu sak pakan BR 1 ukuran 50 Kg.
Pulanglah pelan-pelan lagi dijalan. Mengingat mobil membawa banyak nyawa. Satu jam sekali berhenti, kasih udara buwat DOC. Sesampai di Purwokerto pukul 5 sore. Hampir gelap. Alhamdulillah..
Aku rasa ini perjalanan dahsyat.
nb : makan soto semarang n sambel yang manis rasanya, menikmati salam jongkok di mushola Cangkrep, dan dapat ilmu yang bermanfaat ("ojo sitik-sitik kongkon")
Beragnkatlah pagi itu. Dengan badan segar dan mobil yang sedikit bersih. Menuju Surirejo, Ngaglik, Sleman. Tepatnya kediaman Mas Fajar. Dapat ilmu banyak, berbelanja 169 DOC ayam kampung umur 2 minggu dan satu sak pakan BR 1 ukuran 50 Kg.
Pulanglah pelan-pelan lagi dijalan. Mengingat mobil membawa banyak nyawa. Satu jam sekali berhenti, kasih udara buwat DOC. Sesampai di Purwokerto pukul 5 sore. Hampir gelap. Alhamdulillah..
Aku rasa ini perjalanan dahsyat.
nb : makan soto semarang n sambel yang manis rasanya, menikmati salam jongkok di mushola Cangkrep, dan dapat ilmu yang bermanfaat ("ojo sitik-sitik kongkon")
Pendaftaran ESQ
Kini Pendaftaran Training ESQ menjadi lebih mudah dengan Pendaftaran Training ESQ Online, Segera daftarkan diri, keluarga, kerabat Anda.
klik http://www.esqway165.com/2008/11/27/pendaftaran-online/
sebarkan informasi ini yaaa
klik http://www.esqway165.com/2008/11/27/pendaftaran-online/
sebarkan informasi ini yaaa
merasa produktif
hari ini aku merasa produktif, meskipun cuma didepan laptop, buku dan handphone 4 jam. Tapi banyak putusan penting yang kukerjakan yang terjadi.
10 Alasan Besar Kita Harus Kasihan Sama Malaysia
Oleh Eko Laksono, Penulis Buku Imperium III
Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air,
tulisan ini tidak dimaksudkan untuk membakar kemarahan anda terhadap Malaysia. Sebaliknya, kita mungkin sedikit perlu berempati kepada tetangga kita itu yang nyaris tidak punya identitas.
Peace, dan cobalah kita berjiwa besar karena kita adalah bangsa besar, jauh lebih besar dan dahsyat dari Malaysia atau negara-negara kecil lain di dunia. Silakan anda baca tulisan di bawah.
1. Kemerdekaan Malaysia diberi oleh Inggris
Indonesia lahir dan jadi bangsa terbesar di dunia dengan cara yang heroik, mengusir bangsa-bangsa imperialis terbesar dunia, Belanda, Inggris, Jepang. Sukarno, Hatta, Jenderal Sudirman, Bung Tomo, sejarah Indonesia penuh dengan pahlawan-pahlawan besar. Malaysia merdeka dikasih Inggris.
Baca kutipan dari Majalah Time di tahun 1957 tentang kemerdekaan Malaysia :
“The Malayans .. though the curiously un-enthusiastic calm with which they received their independence was attributed by British residents to the fact that it was ‘handed to them on a platter.’”
Warga Malaysia tidak antusias karena kemerdekaannya seperti diberi oleh kerajaan Inggris.
Time Magazine, “Malaya, A New Nation”.
2. Pusat budaya Melayu adalah Sumatra, Bukan Malaysia.
Melayu awalnya berpusat di Kerajaan Melayu dan Sriwijaya yang berpusat di Jambi dan Palembang. Dasar kebudayaan Malaysia cuma Melayu itupun kalah sama Sumatra. Lagu-lagu, tarian, dan karya sastra Melayu di Sumatra jauh lebih kaya. Dan kebudayaan Melayu hanyalah salahsatu dari ribuan budaya Indonesia yang sangat unggul dan kaya. Makanya Malaysia suka meng-copy-paste kebudayaan lainnya termasuk Indonesia, China, dan India.
3. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya Vs Malaysia
Lagu kebangsaan Indonesia adalah salahsatu lagu kebangsaan paling heroik di dunia, dan selalu dinyanyikan bangsa Indonesia dengan penuh rasa kebanggaan. Lagu kebangsaan Malaysia, ternyata cuma hasil jiplakan lagu orang.
4. Ekonomi Indonesia akan jadi jauh lebih besar dari Malaysia
Juni 2009 kemarin Morgan Stanley menyatakan Indonesia akan menjadi The Next BRIC, Brazil, Rusia, India, China, dan Indonesia, dan mempunyai potensi menjadi salahsatu ekonomi terkuat di dunia. Indonesia diundang secara khusus di pertemuan eksklusif negara-negara industrial G-8, dan menjadi anggota dari G-20. Malaysia tidak pernah diundang (Singapura aja ngga diundang!).
5. Ketergantungan Malaysia Pada Indonesia.
Ekonomi Malaysia tergantung dengan Indonesia. Walaupun TKI cuma kuli kasar, ekonomi Malaysia akan langsung kolaps kalau tidak ada mereka.
6. Malaysia, Bosan! (Bukan ”Malaysia, Bisa!”).
Malaysia adalah negara paling membosankan di dunia. Tidak banyak hal-hal menarik pernah terjadi di Malaysia. Berita paling seru di Malaysia adalah kasus sodomi Anwar Ibrahim.
7. Malaysia Super Corridor
Malaysia pernah bikin jaringan internet canggih Malaysia Multimedia Super Corridor yang sangat mereka banggakan. Indonesia punya Onno Purbo, dan Onno Purbo diundang jadi pembicara di CERN, European Organization for Nuclear Research, tempat kelahiran WWW di dunia.
8. Dominasi Lagu Indonesia di Malaysia
Lagu-lagu Indonesia mendominasi Malaysia, sampai-sampai para penyanyi dan produser lagu Malaysia yang keteteran, ”Persatuan karyawan industri musik Malaysia” (Karyawan), meminta Kementrian Komunikasi Malaysia segera membatasi pemutaran lagu-lagu Indonesia. Lagu-lagu Malaysia sendiri benar-benar menyedihkan dan tidak bermanfaat bagi umat manusia.
”Penyanyi rock terkenal Malaysia Amy Search mengatakan kepada pers, jika jam 10 malam ke atas Malaysia sudah seperti Jakarta karena semua radio menyiarkan lagu-lagu Indonesia hingga dinihari”.
Laporan AntaraNews September 2008, Lagu Indonesia Bakal Dibatasi di Radio Malaysia.
9. Malaysia Belum bisa Demokrasi.
Malaysia masih negara otoriter, tokoh seperti Anwar Ibrahim saja dituduh sodomi secara resmi oleh pemerintahnya sendiri. Dan sebaliknya adalah sebuah keajaiban besar, bahwa sebuah bangsa yang sebesar dan sekompleks Indonesia, justru sudah mampu membangun sistem demokrasi yang baik dan damai.
10. Malaysia Truly Buaya.
Turis Malaysia datang ke Indonesia dan menikmati keindahan alam Indonesia. Turis Indonesia datang ke Malaysia karena ketipu. (Masak orang Indonesia jalan-jalan ke Malaysia mau lihat reog sama tari Pendet?!).
Dan untuk apa kesana cuma mau lihat Menara Petronas? Mending lebih seru ke Singapur atau Dubai sekalian, atau ke Bandung makan batagor.
Sekali lagi, Peace. Manfaatkan semangat dan emosi besar anda untuk membangkitkan Indonesia!
pergi ke Mars
ada yang bilang, laki-laki itu dari Mars, perempuan itu dari Venus. Ini sebenernya cuma perumpamaan aja. Ngeliat begitu bedanya sifat laki-laki n perempuan. Aku ingin ke Mars. Secara tiba-tiba.
nb : pas kemaren sempet di sms Nadia, dia yang sms kadang tiba-tiba dan gak pernah nyambung, sama seperti kalo aku sms dia.
Coldplay
Coldplay adalah grup musik rock ang dibentuk di London, Inggris pada tahun 1996. Grup musik ini terdiri dari Chris Martin sebagai vokalis/pianis/gitaris, Jonny Buckland sebagai gitaris utama, Guy Berryman sebagai bassis, dan Will Champion sebagai drummer. Coldplay telah merilis 4 album sepanjang karirnya, dimulai dari album debut Parachutes (2000), kemudian A Rush of Blood to the Head {2002), X&Y (2005), dan album terbarunya Viva la Vida or Death and All His Friends (2008). Secara keseluruhan, Coldplay telah meraih kesuksesan melalui 4 album ini dengan total penjualan mencapai 33,9 juta album.[1] Beberapa singelnya telah menjadi hit seperti "Yellow", "Clocks" (pemenang Record of the Year pada Grammy Award 2004), "The Scientist", "Speed of Sound", "Fix You", dan "Viva la Vida".Mereka juga mendapat tanggapan bagus dari media di album Viva La Vida Or Death and All His Friends setelah di album X & Y mereka mendapat kritik yang buruk di media.
superego
Disaat engkau membanting pintu
Lalu pergi tinggalkan diriku
Kau pikir aku akan berlari
Mengejarmu memohon tuk kembali
Sewaktu kau tak lagi di sisi
Kulalui hariku sendiri
Kau pikir aku akan menangis
Dan menyesal meratapi nasibku
Simpan saja pikir mu itu
Kubur dalam anganmu
Aku bukanlah si pecundang
Aku adalah sang pemenang
Lalu pergi tinggalkan diriku
Kau pikir aku akan berlari
Mengejarmu memohon tuk kembali
Sewaktu kau tak lagi di sisi
Kulalui hariku sendiri
Kau pikir aku akan menangis
Dan menyesal meratapi nasibku
Simpan saja pikir mu itu
Kubur dalam anganmu
Aku bukanlah si pecundang
Aku adalah sang pemenang
Menjadi Hilmy Nugraha
membaca lebih banyak,
menulis lebih banyak,
menggambar lebih banyak
dan berdiskusi lebih banyak...
menulis lebih banyak,
menggambar lebih banyak
dan berdiskusi lebih banyak...
Langganan:
Postingan (Atom)