saya bisa dibilang manusia yang merindukan akan perubahan…
melihat realita yang terjadi disekitar kita membuat saya menjadi semakin malas untuk memperhatikannya, tapi dalam hati kecil saya berkata, bahwa saya sebagai manusia diciptakan untuk merubah keadaan yang terjadi, apabila hal yang terjadi merupakan hal yang buruk yang ada dalam kehidupan saya…
apa yang saya ceritakan, insya Allah benar adanya…
saya melihat sekolah tak lagi menjadi institusi sakral yang berfungsi sebagai lembaga pendidikan, melainkan menjadikan tempat perdagangan. kenapa saya berani mengatakan demikian karena saya melihta didalam sekolah seudah tak ada lagi sistem pendidikan yang baik. siswa dipaksa menerima informasi yang disampaikan oleh guru. siswa dipaksa untuk membayar uang sekolah yang begitu mahal, semakin baik sistem pendidikan dalam sekolah itu ( menurut mereka ), maka semakin mahal pula biaya yang ada, padahal sekolah bukan merupakan tempat dagang, yang semakin baik barang dagangannya maka semakin mahal pula harganya, apalagi barangnya berupa ilmu (yang konon sakral, karena berasal dari Tuhan). tak hanya masalah keuangan, tapi juga maslah sistem, kurikulum pendidikan yang sering bergonta-ganti menjadi siswa bingung dalam setiap menerima hal yang baru, selain itu juga materi pelajaran yang terlalu ketinggalan jaman, yang tidak sesuai dengan realitas yang terjadi menjadikan siswa bingung untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang ia dapatkan di sekolahnya ke luar lingkungannya dimana ia hidup sebenarnya. siswa hanya diajarkan bagaimana mengerjakan soal dengan cepat dan tepat. karena sistem menganggap bahwa lulus ujian adalah goal yang terbaik. sistem tak melihat bagaimana kapasitas siswa yang ternyata hanya bisa engerjakan soal-soal yang diberikan oleh sistem tetapi ternyata tidak mampu mengahadpi kenyataan/ realita yang terjadi sebenarnya… sungguh ironi!
guru, yang ternyata hanya sebagai penyampai informasi, berguna tak lain layaknya seperti buku.. tak ada bedanya.. mereka hanya mengajarkan apa yang sesuai dengan materi. guru tak mengajarkan bagaiman menjadi kreatif. guru mematikan potensi kreatif siswa. padahal pada dasarnya pendidikan adalah menciptakan siswa yang kreatif. sedang kenyataan, guru hanya mengeluarkan apa yang pernah ia dapatkans elam kuliah. bukan memancing potensi yang ada dalam siswa tersebut.
guru juga terkekang oleh sistem yang tak lagi mensejahterkan guru. guru dipaksa kerja layaknya buruh dengan gaji yang tak sberapa. padahal janji2 mengenai kenaikan gaji guru sudah didengungkan sejak lama, hanya saj keanyataannya masih jauh dari harapan. guru dipaksa untuk bersertifikasi dahulu sebelum mendapatkan tunjangan-tunjangan khusus yang memang sudah seharusnya menjadi haknya…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 kata-kata:
Posting Komentar