Kegelisahan Ahmad Dahlan


Di tengah hiruk-pikuk kota Mataram yang sibuk, di sebuah sudut kampung Kauman, hiduplah seorang pemuda bernama Ahmad Dahlan. Ia adalah anak dari seorang penghulu yang terpandang, namun hatinya tidak pernah tenang melihat keadaan bangsanya yang tertinggal dalam pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Suatu hari, ketika adzan subuh berkumandang, Ahmad Dahlan terdiam di atas sajadahnya. Pikirannya melayang ke masa kecilnya, bermain di bawah rindangnya pohon beringin, mendengarkan cerita para pedagang dan ulama yang datang dari tanah Arab. Mereka bercerita tentang pentingnya ilmu dan pendidikan, tentang bagaimana Rasulullah SAW mengutamakan pengetahuan di atas segalanya.

“Kenapa kita tidak bisa seperti mereka?” gumam Ahmad Dahlan dalam hati. “Kenapa kita hanya puas dengan apa yang kita warisi dari nenek moyang kita tanpa berusaha menambah ilmu pengetahuan?”

Dengan semangat yang membara, Ahmad Dahlan mulai merintis perjalanan barunya. Ia tidak hanya ingin menjadi seorang penghulu seperti ayahnya, tetapi juga ingin menjadi pelita bagi bangsanya. Ia mulai mengajak teman-temannya untuk belajar, tidak hanya mengaji, tetapi juga mempelajari ilmu dunia seperti matematika, geografi, dan bahasa asing.

Tidak mudah bagi Ahmad Dahlan untuk meyakinkan orang-orang di sekitarnya. Banyak yang menentang, menganggapnya sebagai pemuda yang terlalu berani dan melawan tradisi. Namun, Ahmad Dahlan tidak pernah menyerah. Ia percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membebaskan bangsa dari belenggu penjajahan.

Dari kegelisahan itulah, lahir sebuah gerakan yang kelak menjadi cikal bakal Muhammadiyah, sebuah organisasi yang berdedikasi untuk memajukan pendidikan dan kesejahteraan umat. Ahmad Dahlan, dengan segala kegelisahannya, telah menyalakan obor yang menerangi jalan bagi banyak generasi setelahnya.

Ahmad Dahlan mungkin tidak pernah tahu betapa besar dampak yang ia ciptakan, tetapi kita, yang hidup di zaman yang berbeda, dapat melihat buah dari kegelisahannya. Kita dapat belajar dari semangatnya yang tak pernah padam, untuk terus berusaha, belajar, dan berinovasi demi masa depan yang lebih cerah.


0 kata-kata: