Ketemu Pak Ratno

Terakhir kali ketemu mungkin saat saya masih jadi anak kampus. Kami ngobrol ngalor ngidul. Dia cerita tentang anaknya yang juara lomba nyanyi tingkat SD. Saat pamer foto anaknya, saya lihat aura bangga dan rasa haru meliputi dirinya. Ya, apalagi sih yang paling bikin bahagia, kecuali lihat anaknya berprestasi.

Dan tadi, sewaktu di pasar, saya ketemu beliau kembali. Masih dengan muka lucu dan rambut semi botaknya, berjalan bergaya seperti biasa. Tidak ngobrol tidak apa. Hanya saling tegur sapa.

Pak Ratno seorang sekuriti di lingkungan kampus saya. Saya kenal beliau sejak saya duduk SMK. SMK dan kampus saya satu lingkungan, bisa dibayangkan, 8 tahun tak beranjak dari suatu tempat yang notabene tempat mencari ilmu. Tapi tidak bosan bagi saya, kalau bertemu orang seperti Pak Ratno.

Dia manusia. Sangat manusia biasa. Itu mungkin yang jarang saya temui di kampus. Banyak orang berat menjadi manusia. Sibuk menjadi dosen, bangga menjadi kaprodi, asyik sendiri menjadi laboran. Dan lupa menjadi manusia biasa.

Saya bisa menghabiskan berjam-jam ngobrol dengan Pak Ratno, dan itu tak tentu temanya. Kuncinya satu. Saya jadi manusia dan diapun jadi manusia. Bukan anak kampus dengan sekuriti.


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

0 kata-kata: