Obah Ora Mubah

Tiba-tiba saya musti lompat-lompat. Berlari cepat. Mengejar arah gerak lawan. Melempar bola ke kawan. Mendayagunakan seluruh kemampuan otot, dan itu seluruh tubuh. Kaki saya kencang seketika. Tangan saya pun demikian. Alhamdulillah, saya tidak perlu kram musti belum pemanasan.

Saya musti mengulang lagi pelajaran 15 tahun silam. Menyeimbangkan otak dengan otot. Intuisi dengan respon. Reflek dengan keputusan. Saya mengulang kembali.

Saya agak lupa melempar bola. Sedikit lambat reflek menangkap bola. Dan berkurang kesaktiannya dalam hal melompat. Terlebih melihat ukuran perut saya yang semakin berkembang.

Tapi setengah jam selepas itu, saya gembira bukan main. Saya masih diberi kesempatan bergerak bebas. Tanpa rasa sulit. Saya masih bisa bermain basket, meski terakhir kali bermain itu 5 tahun yang lalu.

Saya mantapkan. Musti rajin-rajin bergerak. Kata orang untuk menjaga kesehatan. Bagi saya yang utama, agar tak gampang sakit. Sama saja.


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

0 kata-kata: