menghisab Tuhan


Dikisahkan ketika Rasulullah thawaf, di depannya ada orang Badui yang juga sedang thawaf. Si Badui menyebut satu sifat Allah saja, yaitu ‘Ya Kariim..Ya Kariim..Ya Kariim’. Rasulullah senang sampai kemudian menirukan di belakangnya. Si Badui menoleh, dan memperingatkan Rasulullah untuk tidak menirukannya.


    Rasulullah tetap menirukan tapi lebih pelan. Setelah 3 tahap ditirukan, si Badui merinding dan menoleh sambil berkata:

    ‘Wahai kamu orang Arab, kalau tidak karena aku memandang wajahmu yang penuh cahaya, sebenarnya aku benar-benar marah kamu tirukan aku dan akan aku laporkan kepada Muhammad!’

     Rasulullah bertanya, ‘Kamu kenal Muhammad?’

    ‘Aku berkeliling mencari-carinya ,tapi bahkan sampai saat ini aku belum juga bertemu dengannya,” jawab si  Badui. 

    ‘Ya Badawi, aku ini Muhammad nabimu.’ 

    Orang Badui itu langsung memeluk Muhammad, mencium tangannya. Ketika itu datang Jibril, menyampaikan salam dari Allah untuk Muhammad dan juga menyampaikan pertanyaan dari Allah untuk si Badui. 
  
     ‘Apakah engkau mengira bahwa Allah tidak akan menghisab dosa-dosamu dengan wirid Ya Kariim Ya Kariim?’ 

     Orang Badui itu menjawab, ‘Apa? Allah akan menghisab saya? Kalau Allah berani-berani menghisabku, aku akan ganti menghisab Dia.’ 

     Jibril kembali menyampaikan pertanyaan Allah kepada si Badui, ‘Ya Muhammad, Allah menitipkan pertanyaan bagaimana caranya kamu menghisab Allah padahal Allah lah yang berposisi menghisabmu?’      

    ‘Kalau Allah menghisab dosaku, maka aku akan menghisab ampunan-Nya kepadaku. Kalau Allah menghisab kelalaian hidupku, salah-salahnya sikapku, maka aku akan menghisab kedermawanan-Nya padaku.’     

     Allah menyuruh Jibril berkata pada Muhammad untuk menyampaikan kepada si Badui, ‘Tidak usah kamu menghisab-hisab Allah, karena Aku tidak akan menghisab kamu!’



dari sini

0 kata-kata: