Lepas Gondrong

Saya memulai memelihara rambut setelah menikah. Atau lebih tepatnya membiarkan rambut terurai panjang. Padahal, dulunya hampir 3 bulan sekali rambut saya selalu bertemu makhluk bernama gunting. Apalagi memang ibu saya seorang tukang cukur.

Jadilah sekarang saya gondrong, bukan main. Saya jarang keramas. Itu yang membuat istri saya ngomel-ngomel. Ibu saya tak kalah pula. Ikut-ikutan saja. Terlebih mungkin harga dirinya sebagai tukang cukur ternoda. Melihat anak lelaki satu-satunya berambut panjang tak terawat.

Padahal saya juga sudah berusaha mencari literatur bagaimana cara merawat rambut secara tepat. Tapi lagi-lagi, ilmu memang kalah dengan tindakan. Saya kalah oleh kemalasan saya sendiri.

Tapi saya memang berjanji, saya mau cukur rambut jadi pendek bila perlu cepak, kalau nantinya istri saya hamil anak kedua. Ini sudah dua tahun lebih setelah pernikahan. Kalau nanti anda bertemu saya sudah berambut pendek, anda sudah tahu jawabannya.
Dan ibu saya akan senang melihat anaknya rapi kembali. Istri saya juga tak ngomel-ngomel lagi. Dan Bumi bisa pangling lihat ayahnya. Adiknya kelak, mendapati ayahnya rapih.

Mungkin sebentar lagi.

Tabik,

Hilmy Nugraha

0 kata-kata: