garem sing jare disubsidi

Saat saya jalan-jalan sama Bumi di depan rumah pas ada petani sedang mempersiapkan kegiatan bertaninya. Ada beberapa karung disitu, yang isinya adalah pupuk. Dengan rasa penasaran, saya pun mengajak ngobrol pak petani ini. Tentunya tentang pupuk.

Kondisi petani makin memprihatinkan. Untuk mendapatkan pupuk itu sulit. Hanya toko-toko tertentu yang menjualnya. Dan hanya petani daerah itu saja yang boleh membelinya. Syaratnya KTP daerah tersebut. Yang repot pas di toko itu sedang tidak ada kiriman pupuk, lha ini musti mupuk pakai apa? Itu adalah pupuk subsidi negara. Kalau beli yang bukan subsidi harganya selangit bukan main. Pemerintah niat membantu, tapi pelaksanaannya tetep saja menyusahkan petani.

Pak Tani yang saya ajak ngobrol itu, musti cari pupuk sampai Purbalingga, biar tanamannya tetap terpelihara dan tumbuh subur. Harga tinggi, distribusi tidak merata, kapitalisasi subsidi. Semua ditimpakan ke petani. Hebat memang sistem ekonomi kita. Petani dibuat tergantung sedemikian rupa, sampai tak berdaya kalau pemerintah tidak memberikan bantuan. Kemandirian yang ditiadakan.

Lantas, negara ngapain aja? Ketemu petani 5 tahun sekali.


Hilmy Nugraha

@hilmyhilmyx

- sent from my Lenovo Android

0 kata-kata: