Aku lalui hari ini dengan pita merah menyala di dada
Melewati jejalanan panas penuh debu
Memasuki ruangan-ruangan kumal tanpa udara
Menemui orang dengan berjuta bahasa

Ya, sejatinya aku sedang mencari.
Yang kemudian menjadi pikiranku adalah, apakah aku masih benar-benar bisa hidup, jika secara materi aku tak punya apa-apa?
Kepedulian orang lain kepadamu akan berbalik, jika kamu sendiri tidak memperdulikan dirimu.

(Hilmy Nugraha, Juli Peduli)

sebuah kutipan

SBY prihatin. SBY memprihatinkan.

(Hilmy Nugraha, Juli di kandang biru)

Cewek Seksi

Cewek seksi itu bukan mereka yang membiarkan paha terlihat, atau pakai baju ketat. 
Tapi cewek seksi itu adalah cewek yang baca buku. Berwawasan. Dan kau, tentunya lebih seksi,
karena kau baca buku-Nya

(hilmy nugraha, Juli juli)

Quote of The Day

Ada banyak hal yang belum kita lakukan untuk orang lain disekitar kita. Selama ini kita sibuk menyelami diri kita sendiri.

(Hilmy Nugraha, di Juli)

Confession

Semakin kamu mengingkarinya, semakin kuat kamu mengakuinya

(Hilmy Nugraha, Juli yang Indah)

Five for Fighting "100 Years"


ah..


ah, aku jatuh cinta pada benda ini..
bentuk proporsional antara satu garis dengan garis yang lain.
lekuk yang sempurna
aeordinamis
kertas tipis membalut mengindahi semuanya
benang melawan angin

ah, aku suka layang-layang,
karena dibalik layang-layang
ada langit sore
indah,
indah sekali.

"Jangan ragu ragu
Mengejar yang kau mau
Masih banyak waktu
Untuk cita-citamu"

(Hilmy Nugraha, Juli di Bong China)

kite

jejulur bambu,
terbungkus rapi plastik kresek,
terikat jelas benang-benang rafia,
diulur helai plastik dari pasar,

panjang, menjulur di angkasa.

ufh


Dari 24 waktumu,

Allah hanya minta 5,
itupun buatmu.

Untuk E

Terkadang, peristiwa kecil dan sederhana dalam hidup kita, bisa merubah hidup kita selamanya.

(hilmy nugraha, juli 2011)

flying carpet

sajadah
yang sudah semakin tipis ini,
belum mampu jua,
menerbangkanku,
menuju istana-Mu

Roti Bakar Purwokencana

Kenapa lampunya terang sekali?
Kenapa jam 12 malam belum tutup?
Kenapa kursinya banyak sekali?
Kenapa oh kenapa?

(Hilmy Nugraha, Juli 2011)

Pertanyaan Jilid Malam

Kalau kemudian aku tidak mencapai keinginanku, terus mau apa? Apa dunia kiamat? Apa seluruh orang di dunia jadi memusuhiku?

(Hilmy Nugraha, Juli 2011)

Hakikat Belajar


Semakin banyak kita belajar, maka semakin tahu bahwa banyak hal yang kita belum pelajari. Belajar itu menanamkan rasa di alam bawah sadar kita. Lebih abadi, daripada menulis ribuan kata pada buku catatan.

(Hilmy Nugraha, Juli 2011)

Rumah Impian

Semalam atau mungkin lebih tepatnya tadi pagi, aku nonton "Satu Jam Saja", sebuah acara talkshow yang membedah kehidupan satu tokoh di TVOne. Sebenarnya tv-ku sedang tidak sehat-sehatnya, apalagi TvOne. Bures. Gambar ndak jelas. Ya, mungkin ini salah satu cara Tuhan menghindarkan keluarga kami dari racun berita yang diatur itu, hahaha. Tapi jadinya malah pada nonton sinetron. Sami mawon.

Tapi aku ndak akan bahas tentang acara-acara tv yang semakin ndak bermutu ini. Yang aku bahas adalah tentang rumah, konsep rumah. Di acara semalem, sedang bahas tentang kehidupan Djoko Pekik, pelukis terkenal dari Jogja. Setahuku, Djoko Pekik itu pelukis yang karyanya dihargai tinggi oleh orang-orang luar negeri. Makanya mungkin tajuk acara itu menjadi "Pelukis 1 Milliar".

Yang aku kagumi bukanlah lukisannya, atau cara dia mendapatkan filosofi hidup melalui minum arak, melainkan rumahnya yang luas. Rumahnya di Bantul itu berukuran luas mencapai 3 hektar. Diapit oleh 2 sungai. Ada aula, rumah, tempat gamelan, tempat sepedaan, sampai tempat pertunjukkan seni. Wuih.

Ya, sedari SMK dulu, aku sering sharing sama sahabat baikku, Henny, tentang impian rumah masing-masing. Kalau Henny, dia pengen punya rumah yang ada kebun klapanya, haha. Karena menurut dia, pohon kelapa itu investasi yang besar. Kalo aku, ya rumahku yang penting di desa. Hidup merakyat, seperti orang biasa. Menghindari riuhnya kota. Dan syukur-syukur bisa kayak rumahnya Cak Nun, yang setiap bulan ada pengajian rutinnya, atau rumahnya Dik Doank, yang selalu ramai anak-anak bermain di Kandank JuranK Doank, wuih, bisa jadi.

Tanah luas, ada kebun, taman bermain, menanam padi sendiri, hasil kebun sendiri, bisa main layangan di halaman rumah, ada kolam ikan, sejuk, lereng gunung, aula kecil maen gamelan.

Bismillah....

09:04
2 Juli 2011
Bendera - Cokelat
Lereng gunung slamet?

Playing Gamelan

Sudah sekitar satu setengah bulan aku berlatih main gamelan. Awalnya hanya diajak Rizky. Dia diajakin Demas, sepupunya yang jadi punggawa IMM di UMP. Ajak mengajak. Aku mau saja. Jadilah kami bergabung di Seni Karawitan Jamus Kalimasadha.

Maen gamelan sudah jadi resolusiku sejak dulu. Mungkin sama kayak Rini yang pengen belajar biola. Gamelan bisa jadi klangenan waktu aku masih SMP dulu. Aku begitu hobi mendengarkan sekelompok alat musik ini. Melalui wayang tentunya.

Dan kemarin-kemarin dipicu dengan beberapa kali nonton wayang bareng Naim, beberapa kali nonton pertunjukkan Kiai Kanjeng, semakin membuatku pengen belajar gamelan.

Pucuk dicinta ulampun tiba.

Kalo dibilang idealis, bisa saja aku maen gamelan karena pengen nguri-nguri kabudayan jawa. Tapi sejatinya memang banyak faktor pendorong, kenapa aku mau melakukan ini.

Gamelan itu syiar Islam. Disetiap alatnya punya makna, disetiap ketukannya penuh filosofi, disetiap harmoninya mencerminkan keragaman manusia, dan bisa jadi memang gamelan ini puncak peradaban kesenian masyarakat jawa. Gamelan sendiri diciptakan oleh wali. Luar biasa to?

Ada juga karena didalamnya terdapat senam otak yang luar biasa. Tangan kanan dan kiri yang merupakan cerminan kedua belah otak, dipadukan geraknya sangat ritmis dan harmonis. Kita belajar pendengaran disini. Belajar merasakan keharmonian suara. Belajar mengenal ketidaksesuaian nada. Wow!

Dan kalau bukan kita yang akan mempelajarinya, maka siapa lagi? Kita tahu, di Swiss, Belanda, ada kursus gamelan disana. Orang sana bisa jadi jauh lebih jago bermain gamelan daripada kita. Moso' kita ikhlas, kebudayaan kita dipelajari orang, tanpa kita juga bisa menguasainya?

Faktor lain ya karena aku ndak bisa maen gitar atau alat musik modern laiinya, kalopun harus memulai belajar maen gitar, rasanya kok tua banget yah? Hahaha, mending latian gamelan wae cung!

"Sinau gamelan iso nggawe kowe lungo nyang luar negeri cah...", kata Pak Bejo, instruktur gamelan kami.

Wuih, iso iki!

11:40
2 Juli 2011
Yuh, mayuh, dolanan jawa.