neysa oping





cerita menyusul..

penyemangat

Andrea, dwilogi padang bulan ditulis 5 minggu saja, tapi riset memakan waktu 2 tahun. sebelum dirilis, film AADC mengalami revisi hingga draft 13. jangan pernah berhenti belajar dan evaluasi diri.

suyatna pamungka, 16 juni 2010 14:49 via SMS

bulan juni

Bulan juni selalu menanggalkan cerita pada punggung almanak. tidak banyak yang berani menoleh di waktu kemudian bermacam karakteristik tokoh dan elegi persoalan mencuat. beragam prahara. menggurat sombong pada dinding panjang perjalanan jaman. mematrikan tawa dan tangis. mengekalkan perputaran dengan sistem semestanya yang agung.

segalanya adalah perputaran. pada saatnya matahari akan kembali ke poros. roda-roda berhenti berputar. manusia limbung. berlarian menyelamatkan kujur tubuhnya yang dosa. sebagian lain tenang. sambil mengikuti cercah cahaya yang gemintang. menuju altar suci keabadian.

dan semua menanggalkan nama pada buku sejarah makhluk-makhluk Tuhan. berbagai sisa coretan dan grafiti menghias hias rumah mereka, yang telah lantak didera badai yang mengibas-ngibas. habis. pungkas semua jaman.
kembali pada satu ayat perkataanNya.

salam,
suyatna pamungka

hah!

“Aku sering ditikam cinta, pernah dilemparkan badai, tapi aku tetap berdiri”.

(Nyanyian Jiwa - album Swami Il 1991)

Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu



ketika rumah-rumahmu dirubuhkan buldozer dengan suara gemuruh menderu,
serasa pasir dan batu bata dinding kamar tidurku bertebaran di pekaranganku
meneteskan peluh merah dan mengepulkan debu yang berdarah

ketika luasan perkebunan jerukmu dan pepohonan apelmu dilipat-lipat sebesar sapu tangan
lalu di Tel Aviv dimasukkan dalam file lemari kantor agraria,
serasa kebun kelapku dan pohon manggaku dikawasan katulistiwa, yang dirampas mereka

ketika kiblat pertama mereka gerek dan kereoaki
bagai kelakuan reptilia bawah tanah dan sepatu -sepatu serdadu menginjaki tumpuan kening kita semua
serasa runtuh lantai papan surau tempat aku waktu kecil
belajar tajwid alquran 40 tahun yang lalu
dibawahnya ada kolam ikan yang air gunungnya bening kebiru-biruan
kini ditetesi air mataku

palestina bagaimana bisa aku melupakanmu
ketika anak-anak kecil di Gaza belasan tahun bilangan umur mereka
menjawab laras baja dengan tumpukan batu cuma
lalu dipatahi pergelangan tangan dan lengannya, siapakah yang tak menjerit
serasa anak-anak kami Indonesia jua yang di zalimi mereka
tapi saksikan tulang muda mereka yang patah akan bertaut
dan mengulurkan rantai amat panjangnya, pembelit leher lawan mereka
menyeret tubuh si zalim ke neraka

ketika kusimak puisi Fadwa Taufan, Samir Alqassem, Harun Hashim Rashid, Jabra Ibrahim ,Nizar Qabbani
dan seterusnya yang dibacakan di pusat kesenian Jakrta,
jantung kami semua berdegup dua kali lebih gencar lalu tersayat oleh sembilu bambu deritamu
darah kami pun memencar ke aatas lalu meneteskan guritan kaligrafi
Allahu Akbar dan
bebaskan palestina

ketika pabrik tak bernama 1000 ton sepekan,
memproduksi dusta, menebarkannya ke media cetak dan elektronika,
mengoyaki tenda -tenda pengungsi di padang pasir belantara,
membangkangi resolusi majelis terhormat di dunia,
memabantai di sabra dan shatila,
mengincar Yaser Arafat, Ahmad Yassin dan semua pejuang negeri Anda,
aku pun berseru pada khatib dan imam sholat jumat sedunia
doakan kolektif dengan kuat seluruh dan setiap pejuang yang menapak jalan-Nya
lalu dengan kukuh kita baca
la quwwatta illa bi-Llah!

palestina bagaimana bisa aku melupakanmu
tanahku jauh bila diukur kilometernya beribu-ribu
tapi azan Masjid Al-Aqsa begitu merdu
terasa terngiang-ngiang di telingaku


(Taufiq Ismail 1989)


nb : ada namamu, disetiap doaku, Palestina..

gambar dari sini

mulailah!



tak perlu menunggu selancar Sapardi dalam menulis puisi,
tak perlu menunggu sejago Slamet Gundono dalam mendongeng,
tak perlu menunggu sehebat Sujiwo Tedjo dalam berperan,
tak perlu menunggu sehebat Emha dalam bermain musik,
tak perlu menunggu selincah Didi Nini dalam berolah gerak,

tak perlu menunggu,
mulailah!

gambar dari sini

Garis aja atau diarsir, pak?

Pelajar Iseng: "Pak, nama ditulis pak?"
Guru Killer : "Ya, ditulis dong!"
Pelajar Iseng: "Ooh... ditulis! tanggal lahir?"
Guru Killer : "Ya ditulis dong! Gimana sih kamu?"
Pelajar Iseng: "Oh... ditulis juga ya? Kalau kelamin?"
Guru Killer : (dengan nada kesal) "NGGAK! DIGAMBAR AJA!"

SMP di Jakarta Selatan, didengar oleh seisi kelas yang hampir saja menggambar sesuatu di kuesioner mereka.

sumber : ngupingjakarta.blogspot.com

7A

“Jalan masih teramat jauh, mustahil berlabuh bila dayung tak terkayuh”.
(Maaf Cintaku - album Sugali 1984)


ini kudapat makna dari obrolan ku bersama Kusworo kemarin. ya, tentang seberapa pentingkah training itu.

aku menganggap, masa sekarang adalah masa untuk mengaplikasikan semua apa yang sudah kudapat di training-training yang selama ini aku pernah ikuti. ya, dari sekian banyak kali training, tentunya baru sedikit yang bisa aku aplikasikan. seperti analogi dari Mas Arif, training itu mata kuliah teori, dan mata kuliah prakteknya ada di kehidupan nyata.

percuma saja kita mengikuti banyak training, tapi tak mengaplikasikannya ke kehidupan nyata. malu aku, mungkin itu pula yang membuatkan sedikit tidak memprioritaskan mengikuti beberapa training yang ada. sebaik-baik ilmu adalah yang diamalkan.

seperti kata bruce lee : applying what you know is everything

yup, 7 A, seperti kata pak purdhie juga, Action, action, action, action, action, action, action.

never ending action.


*btw, aku dah sering ikut seminar pernikahan, kapan action? hehe


gambar dari sini

Tak Ada Damai



ketika tanah terampas secara paksa,
ketika nyawa dicabut secara keji,
ketika kehormatan diinjak-injak dengan hina,
ketika yang kau lihat hanyalah kebuasan dari musuh-musuhmu,
apakah engkau akan berdiam diri?

ketika janji-janji hanyalah sebuah basa-basi belaka,
ketika setiap gencatan selalu terlanggar,
ketika hanya kezhaliman yang selalu mereka eluk-elukan,
apakah engkau akan berdiam diri?

kami manusia, maka dari itu, kami tidak bisa menerima hinaan & kelaliman yang mereka lakukan!

"tak akan ada kata damai!"
mereka sendiri yang berucap, bukan kami!



(sebuah puisi untuk saudara-saudara kami yang menderita di negeri sana)



nb : rindu palestine...


gambar dari sini

Ayolah Mulai



Kita satu daratan, kita satu lautan, kita satu udara
Kita satu kebutuhan
Utara, selatan, timur dan barat adalah arah
Kenapa bumi harus dipecah? Kenapa langit dibelah-belah?
Harus ada yang menyatukan, harus ada kesadaran tuk bersatu
Hidup ini sementara, kenapa mesti saling menyakiti

Dari kebudayaan bisa saja kita berbeda
Dari agama dan warna kulit bisa juga berbeda
Seharusnya perbedaan ini tak membuat jadi berbeda
Kenyataan sudah membuktikan soal kita sama

Bahwa ada yang bilang kita ini turunan monyet
Turunan dewa, turunan setan sekalipun
Buatku bukan menjadi alasan untuk bermusuhan
Apalagi saling membunuh

Karena ulah sendiri kita terancam dari mana-mana
Karena ulah kita sendiri kita menderita
Kalau perang bukan penyelesaian kenapa tidak berdamai saja
Kenapa kita tidak bisa saling percaya

Sekarang juga kita harus mulai
Tak ada istilah terlambat untuk mulai
Mulai dari diri kita sendiri
Biarkan cahayanya membangunkan orang yang tidur

Memang bukan hal yang mudah untuk mulai
Tetapi kita harus mulai
Selagi kita masih diberi kesempatan untuk hidup
Ayolah kita mulai
Ayolah kita mulai


nb :
Lagu ini dinyanyikan Iwan Fals pada konser bulanan “Damai Kami Sepanjang Hari” 31 Januari 2009 di Leuwinanggung. Sebelumnya juga pernah dinyanyikan dengan versi akustik pada acara Diskusi dan Renungan ‘Menyibak Kabut Kelam Palestina’ pada tanggal 24 Januari 2009 ditempat yang sama.

gambar dari sini

The Muhammad Experience

Iman adalah sesuatu yang absurd dan tak bisa disimpulkan begitu saja. Bila kita mengabarkan cinta pada semua manusia, bila kita mengabarkan keagungan Muhammad pada semua manusia, orang-orang yang selama ini membencinya bisa jadi akan berbalik memendam cinta yang paling dalam. Bisa jadi, seperti Saul pada Yesus. Seperti Umar pada Muhammad.

“Qum, qum yâ habîbi kam tanam; An-naumu ‘alal ‘âsyiq haram. Bangun, bangunlah kekasihku, berapa lama engkau tidur, tidur diharamkan untuk para pencinta!” Kata Aflaki dalam Manaqib al-‘Arifin.


Esai, Fahd Djibran

ya Rabb

Ya Allah, Ya Rabb kami,
Inilah proposal hidupku. Apabila dengan ini Engkau semakin dekat cinta kepadaku bantulah aku. Jika dengan ini keberadaanku menjadi jalan kebaikan dan manfaat kepada banyak orang bantulah aku. Akan tetapi jika dengan proposal hidup ini Engkau menjauh dariku dan keberadaanku membebani orang-orang yang berada di sekitarku, berilah aku petunjuk kepadaku. Jangan tinggalkan aku, ya Rabb..
Ya Allah, bantulah aku untuk mampu mewujudkan Proposal hidup ini sebab tanpa bantuan dan pertolongan-Mu aku pasti tak akan mampu merealisasikan Proposal Hidup ini.
Dengan pertolongan Allah, aku yakin bisa meraih apapun yang aku inginkan. Aku izinkan diriku untuk berhasil. Aku izinkan diriku untuk berubah. Aku izinkan nasibku untuk terus membaik. Saat ini dan selamanya aku selalu mengizinkan semua yang aku inginkan untuk hadir didalam hidupku dengan mudah dan menyenangkan…
Ya Allah, kabulkanlah…
Amin..

Sepuluh Muwashshofat Kader Dakwah



- Salimul 'Aqidah (selamat aqidahnya)
- Shahihul 'Ibadah (benar ibadahnya)
- Matiinul Khuluq (tegar akhlaknya)
- Mujahidu Linafsihi (bersungguh terhadap dirinya)
- Qadirun 'Alal Kasbi (mampu memenuhi kebutuhannya)
- Qawiyyul Jismi (kuat jasadnya)
- Mutsaqaful Fikri (terwawas pikirannya)
- Munazham fii Syu'unihi (tertata urusan-urusannya)
- Haritsun 'Ala Waqtihi (menjaga waktunya)
- Nafi'un Lighairihi (bermanfaat bagi selainnya)


bismillah, pelan-pelan ke arah situ...

quote of me



"...mencintai itu, kadang mengumpulkan segala tabiat menyebalkan dari seseorang yang engkau cintai, memakinya, merasa tak sanggup lagi menjadi yang terbaik untuk dirinya, dan berpikir tak ada lagi jalan kembali, tapi tetap saja engkau tak sanggup benar-benar meninggalkannya."
— Tasaro (Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan)

gambar dari sini

tersadar

aku tersadar. ekspektasi yang berlebihan membuat semakin tidak rasional saja. dan meski dulu tak pernah ada kata sepakat untuk bersama. tapi harapan selalu tetap ada.

aku tersadar. semakin tersadar. ini tak baik untuk hatiku.

tentang mengeluh

perbanyak kalimat syukur.
hindari mengeluh.
ketika mengeluh, anda akan melepaskan getaran-getaran negatif ke alam semesta yang akan menarik hal-hal negatif ke dalam hidup anda. begitu pula sebaliknya.
perhatikan betul kata-kata yang anda ucapkan dan yang tidak terucapkan (di hati).

(quantum ikhlas)


sekali lagi, ini nasehat untuk aku.

Aku heran



Aku heran pada orang yang yakin akan kematian, tetapi ia hidup bersukaria.
Aku heran pada orang yang yakin akan pertanggungjawaban amal perbuatan kelak di akhirat, tetapi ia asyik mengumpulkan dan menumpuk harta,
Aku heran pada orang yang yakin akan alam kubur, tetapi ia tertawa terbahak-bahak.
Aku heran pada orang yang yakin akan adanya alam akhirat, tetapi ia menjalani kehidupan dengan bersantai-santai.
Aku heran pada orang yang yakin akan kehancuran dunia, tetapi ia mencintainya.
Aku heran pada orang-orang yang pandai ternyata bodoh dalam akhlak.
Aku heran pada orang yang bersuci dengan air, sementara hatinya selalu tetap kotor.
Aku heran pada orang yagn sibuk mencari cacat aib orang lain, sementara ia tidak menyadari cacat dan aibnya sendiri.
Aku heran pada orang yang yakin bahwa Allah selalu mengawasi perilakunya, tetapi ia berbuat durjana.
Aku heran pada orang yang sadar akan kematiannya, kemudian akan tinggal dalam kubur seorang diri, lalu dimintai pertanggungjawaban seluruh amal perbuatannya, tetapi berharap belas kasih dari orang lain.

(Qum!, Fahd Djibran)


gambar dari sini